part 16

3.3K 101 1
                                    

ANDINI

"Udah datang belum, nak?"

"Belum, bu. Yasudah lah, aku naik taksi aja." Ucapku, ibu hanya mengangguk paham.

Ada yang berbeda di pagi ini, Andra tidak datang menjemputku seperti biasanya. Aku jadi merasa bersalah, mungkin aku memberikan jawaban yang buruk semalam. Huft...

Kalau aku tahu akan seperti ini, mungkin lebih baik aku menerima lamarannya semalam. Tapi, sejujurnya aku sangat terkejut, ternyata begitulah rasanya di lamar oleh pria yang setidaknya aku pernah menyukainya. Rasanya, entahlah.. sulit dijelaskan oleh kata-kata.

Setelah lama menunggu taksi belum ada yang lewat satupun, aku berfikir kenapa tidak ku telpon saja dia.

Tuutt...
Tuutt....

Ternyata tidak ada jawaban. Setelah ku coba beberapa kali, perempuan aneh itu berkata kalau nomor Andra sedang tidak aktif atau mungkin berada di luar jangkauan. Aku makin merasa bersalah, dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk mendatangi Andra langsung di kantornya. Aku akan berusaha untuk minta maaf padanya, dan aku juga akan memberikan jawabanku atas lamarannya kemarin.



****



"Sepertinya ini kantornya" gumamku ketika melihat sebuah gedung yang bertuliskan Paradise Group terpampang cukup besar di pucuk bangunan raksasa tersebut.

Tarik nafas sebentar, lalu kuhembuskan sembari berjalan masuk kedalam.

"Permisi?" Kusapa ramah nona resepsionis yang sedang terduduk rapih. Setelah sadar akan panggilanku, wanita muda itu segera berdiri dan melemparkan senyuman manisnya padaku.

"Iya, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?"

Nyo..nyonya? Dia memanggilku nyonya? Apa wajahku sudah setua itu? Dasar tidak sopan!

"Saya mau bertemu dengan tuan Andra, bisa?" Ujarku mencoba untuk tersenyum dibalik kekesalanku padanya yang memanggilku 'nyonya'. Ugh!!

"Tuan Andra, ya? Kalau saya boleh tau, ada perlu apa ya?"

"Saya temannya, Andini, ada yang ingin ku bicarakan dengannya." Jawabku, ia hanya mengangguk paham lalu mengangkat gagang telepon didekatnya.

"Nyonya Andini?"

LA..LAGI?

"Iya?" Jawabku, huft.. aku harus harus segera pergi dari sini sebelum emosiku memuncak.

"Mohon maaf, hari ini tuan Andra sedang cuti. Tapi sekretarisnya mau bertemu dengan anda."

"Sekretarisnya? Siapa?"

"Andini?"

Belum selesai wanita resepsionis itu menjawab, ada seseorang yang memanggilku. Saat ku lirik ke arah panggilan, ada seorang wanita cantik berdiri di sebelahku.

"Siapa?" Tanyaku.

"Aku, aku Sabrina, sekretarisnya Andra." Jawabnya, aku masih belum mengerti mengapa dia mau menemuiku. Kalau memang Andra nya tidak ada, seharusnya aku pergi saja. Toh, aku hanya ingin bertemu dengan Andra.

"Bisa minta waktunya sebentar?" Pinta perempuan yang bernama Sabrina itu.



****



Sabrina mengajakku ke sebuah cafe kecil yang ada di gedung. Cafe ini lebih kecil dari yang ada di kantorku. Kasian.

"Maaf, Andini. Aku malah memanggilmu kesini." Ungkapnya. Ku jawab dengan senyuman.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang