part 7

3.9K 125 4
                                    

Andini

Hari ini adalah libur pertamaku semenjak pindah ke apartemen ini. Mumpung libur, aku mau memanjakan mataku di toko buku, melihat pemandangan deretan novel-novel yang tertata rapih di rak, dan aroma buku baru yang menggairahkan dan membuatku ingin cepat-cepat membaca nya. Siapa tau ada novel bagus yang bisa ku beli hari ini. Daripada harus berdua dengan anak itu disini, karena tadi pagi sekali Andra pergi untuk menghadiri Meeting di kantornya, jadi lebih baik aku pergi.

Saat aku hendak pergi menuju pintu, kulihat Edgar sedang asyik menonton TV. Ya, hanya berjalan kearah pintu tanpa menghiraukannya, dengan begitu dia tak akan menyadari kepergian ku.

Fyuh, ku hela nafas sebentar dan  kemudian mulai melangkah mencoba pergi.

"Kak Andini?" Cih, sial! Padahal aku hampir berhasil.

"Tumben rapih, mau kemana?" Tanya anak itu lagi.

"Aku.. aku mau ke toko buku." Jawabku.

"Wah? Boleh aku ikut?"

Ah, itu yang aku takutkan. Tapi aku tahu ia pasti mau ikut denganku.

"Nggak boleh. Kamu jaga rumah aja." Ujarku cepat lalu aku segera pergi menuju pintu.

"Ayolah, kumohon kak Andini. Aku bosan, aku juga mau pergi keluar. Tapi Andra melarangku pergi sendirian." Edgar mulai memohon.

"Kenapa kamu nggak pergi aja sama Mawar? Kalian kan pacaran?"

"Apa? Siapa yang pacaran? Dia cuma temen sekelasku."

"Aku nggak peduli, pokoknya kamu harus jaga rumah. Oke?" Lalu aku melanjutkan pergi. Kemudian Edgar berlari dan memegang tanganku hingga membuat ku tertahan.

"Hey, lepasin Edgar! Nanti baju ku sobek."

"Please, kak.. aku boleh ikut ya."

Anak ini sungguh ingin ikut denganku. Sebenarnya, aku juga kasian padanya kalau dia harus sendirian di sini menungguku dan Andra. Tapi, kalau nanti dia berulah saat di toko buku bagaimana?

"Baiklah, kamu boleh ikut." Jawabku terlalu memaksakan. Ia terlihat senang sekali.

"Tapi berjanjilah untuk tidak macam-macam di sana. Atau aku nggak akan pernah ajak kamu keluar lagi. Deal?"

"Oke, siap! Percayalah pada calon suamimu ini."

Mendengar perkataanya barusan, aku menjambak rambutnya karna gemes. Itu memalukan sekali.

"Ih.. berhenti mengucapkan itu." Geramku kesal.

"Aduuh, emangnya salah ya? Tapi emang bener kan?" Keluh Edgar sambil mengelus kepalanya.

"Bener sih, tapi kamu itu masih terlalu muda buat ngomong kaya gitu. Jadi jangan pernah bicara seperti itu lagi."
Ia hanya mengangguk lesu dan pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

Tidak ada yang salah dari apa yang ia katakan barusan. Tapi, rasanya agak aneh didengar. Untung saja keadaan sekitar sedang sepi. Dia selalu membuatku malu setengah mati.

Sesampainya kami di toko buku, Edgar segera pergi memisahkan diri. Melihatnya menjauh dari ku begitu saja, sungguh membuatku kaget, seperti tak biasa nya.

"Edgar!?" Panggilku, lalu cepat ia menoleh kearah ku.

"Jangan pergi dari toko ini sendirian tanpa aku, ya."

"Oke, percayalah padaku." Jawabnya sambil melempar senyumnya. Kemudian kami pergi memisahkan diri.

Ahh, akhirnya aku bisa mengunjungi toko buku ini lagi sejak lama belum kesini. Pasti sudah banyak novel baru yang bermunculan. Terakhir aku mengunjungi tempat ini, aku membeli sebuah novel romantis terjemahan yang cukup membuatku kecanduan untuk membacanya sampai habis. Kalau tidak salah, tema nya itu tentang pernikahan. Wah, lucu dan bikin baper. Apalagi tokoh pria nya yang dewasa dan bisa di andalkan. Pasti senang sekali wanita yang menjadi pasangan nya.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang