ANDRA
Setelah memarkirkan mobilnya, Andra turun dari mobil dan kemudian membukakan pintu untuk Sabrina. Dengan senang hati, gadis bermata kecil itu turun dari mobil.
"Aku kira kau akan langsung membawaku pulang, seperti makan malam sebelumnya." Ujar Sabrina.
"Hari ini aku lelah sekali, aku ingin melepas penat sambil jalan-jalan malam." Ungkap Andra sambil menaiki anak tangga menuju taman kota.
"Tapi, kenapa harus aku?" Ujar Sabrina melempar tanya, Andra menoleh ke gadis tersebut.
"Maksudnya?"
"Ya, kamu kan lagi mau melepas lelah, kenapa harus denganku? Bukannya lebih enak berjalan-jalan sendirian?" Jelas Sabrina.
"Entahlah, mungkin karena tak punya pilihan. Lagipula, cuma orang aneh yang mau jalan-jalan sendirian." Jawab Andra sambil tertawa kecil. Sabrina sedikit kesal dan memukul pundak Andra pelan.
Mereka sudah tiba, di sebuah taman kota yang masih cukup ramai pengunjung. Walaupun Andra berasal dari daerah yang jauh dari kota ini, tapi ia berkuliah di sini dan bertemu dengan Sabrina. Taman kota ini adalah destinasi kencan pertama mereka saat pertama kali menjalin asmara.
"Aroma nya masih sama sejak terakhir aku kesini." Ungkap Sabrina sambil menghirup perlahan udara di sekelilingnya, disusul oleh Andra yang penasaran dengan aroma yang Sabrina hirup.
"Aroma apa? Aku tak mencium apapun."
"Apa kau tidak merasakannya? Ini adalah aroma kesedihanku yang membekas di tempat ini." Ujar Sabrina, Andra hanya terdiam.
Ia memang tak pernah lagi mendatangi tempat ini setelah putus dengan Andra, pria yang pernah membuat nya buta akan cinta. Melihat kearah taman pun enggan saat tak sengaja ia melewatinya. Sabrina sangat terpukul sekaligus kecewa ketika harus berpisah dengan Andra. Ia mengetahui rahasia terburuk Andra ketika ia sedang cinta-cintanya pada pria berwajah innocent tersebut. Itu yang menyebabkan Sabrina menjadi benci dengan taman kota, tempat dimana mereka sering meluangkan waktu bersama.
"Emm.. bagaimana kabar ayahmu?" Tanya Andra seperti mencoba mengalihkan pembahasan.
"Ayahku? Ah, aku lupa mengatakannya padamu." Balas Sabrina tertunduk.
"A..ada apa dengan ayahmu?"
"Dia sedang sakit keras. Makanya kini aku banting tulang untuk membantu meringankan biaya perawatannya." Ungkapnya. Andra menghela nafasnya perlahan. Mungkin ia pikir, ayahnya sudah meninggal, jadi dia takut akan membuat wanita di sebelahnya itu sedih.
"Jadi itu alasanmu bekerja di kantorku?"
"Ya begitulah, memangnya kau pikir apa? Aku bekerja disana bukan karena ingin bertemu dengan mu, asal kau tau."
"Memangnya aku mengatakan hal itu?" Balas Andra gugup, Sabrina tertawa lepas.
Sabrina berjalan agak cepat kearah sebuah bangku taman bercorak kayu yang di sebelahnya ada tiang lampu taman. Lalu ia melempar tubuhnya keatas bangku itu.
"Kau ingat tempat ini?" Tanya Sabrina, Andra hanya mengangguk.
"Malam itu, kau menciumku di sini, di atas bangku ini. Dan kau tahu apa?" Andra hanya terdiam.
"Kau telah berhasil merenggut first kiss-ku" ungkap Sabrina. Andra yang masih terdiam kemudian berjalan dan duduk di samping Sabrina.
"Kamu juga perlu tau, Itu juga first kiss-ku." Ungkap Andra, Sabrina membuang pandangannya kesal.
"Bohong!" Katanya.
"Hey, aku serius. Belum pernah ada wanita yang ku cium tepat di bibir." Ujar Andra membela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband
عاطفيةAku mencintainya seperti seorang kekasih, atau seorang adik? ##################### Karena janji antara kakeknya dengan teman lamanya, sebagai cucu pertama, Andini (22th) harus menjalani sebuah perjodohan dengan seorang Pria muda bernama Edgar (17th)...