5. Together

2.4K 273 5
                                    

Sasuke menutup telinganya dengan bantal mendengar suara perang dari dapur. Suara benturan pisau dengan talenan, suara wajan dan spatula, bunyi kran air dan banyak lagi. Hari ini adalah jadwal Mikoto untuk menjenguknya. Mikoto terkadang kesepian, setiap sebulan sekali dia sering berkeliling mengunjungi tempat tinggal anaknya. Dari Tokyo, Saitama, Chiba dan yang paling jauh Fukuoka.

Disinilah Mikoto sekarang, apartemen Sasuke di Befu.

Lelaki itu menendang selimutnya keluar ranjang dan berjalan keluar kamarnya untuk memberitahu ibunya kalau sekarang pukul 5 pagi. Mikoto tidak perlu repot-repot memasak sepagi ini dan sebaiknya dia membeli sarapan saja.

"Ibu..."

Sasuke menghentikan langkahnya ketika dia keluar kamar dan melirik ke arah dapur. Matanya membelalak ketika matanya bertemu mata emerald gadis berambut merah muda. Ya, Sakura sempat meliriknya kemudian tersenyum sambil kembali mencicipi masakan yang tengah ia masak.

"Sssttt.. Ibu masih tidur." Sapa gadis itu mengabaikan tatapan terkejut dari Sasuke.

Sasuke terdiam selama beberapa detik dan segera menerjang tubuh Sakura sampai gadis itu hampir terjatuh. Sasuke memejamkan matanya dan mengendus aroma gadis itu, meyakinkan diri kalau dia tidak sedang bermimpi. Gadis itu memang Sakura.

"Kenapa tidak bilang kalau kau akan datang?"

Sakura membalas pelukannya sambil tertawa. "Terkejut?" Lelaki itu tidak menjawab dan hanya mengeratkan pelukannya. "Ayolah lepaskan."

"Tidak mau." Tolak Sasuke pada Sakura yang mencoba berontak dengan kedua tangannya.

"Kau boleh memelukku lagi kalau kau sudah mandi! Jadi... Lepaskan..."

Pelukan lelaki itu semakin mengerat dan akhirnya Sakura menyerah. "Kau keras kepala." Gumamnya sambil menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Sasuke dan balas memeluk tubuh tegapnya.

"Aku rindu kau."

"Aku tahu."

Sasuke mengangkat wajahnya dan mencium Sakura dari kening, hidung dan ciuman singkat di bibir. "Kenapa mengunjungiku tiba-tiba?"

"Kau tidak suka?" Sakura mengerucutkan bibirnya. "Aku diminta Ibu untuk menemaninya ke sini. Itachi-nii dan Ayah sibuk."

"Kau tidak bekerja?"

"Aku cuti sampai besok."

Mata Sasuke langsung berbinar. "Kau disini sampai besok?" Gadis yang ditanya langsung mengangguk. "Terimakasih." Ucap lelaki itu sambil memeluknya lagi.

"Kau mencium sesuatu?"

"Hn, Aku menciummu tadi."

"Bukan itu! Bau, kau mencium bau sesuatu?"

"Bau apa?"

"SASUKE, SAKURA, AYAMNYA!" pekik wanita paruh baya yang baru saja keluar kamar.

***

"Maaf aku menggosongkannya Ibu.."

Sakura menggantungkan celemeknya setelah selesai mencuci wajan yang cukup lengket karena ayam teriyaki yang dibuatnya gosong. Padahal dia ingin menunjukan kebolehannya dalam memasak pada Mikoto. Tapi rencananya gagal total.

"Tak apa sayang. Sasuke tidak seharusnya mengganggumu saat memasak."

Sakura mengumpat dalam hati. Kalau saja Sasuke tidak datang dan lama-lama memeluknya mungkin tidak akan seperti ini.

"Apa?" Sasuke mengeryitkan alis pada Sakura yang menatapnya tajam.

Lelaki itu menenteng plastik putih yang berisi nasi goreng dan bubur yang baru dia beli dari pedagang kaki lima di luar apartemennya. Dia menyimpan plastiknya di meja makan dan Sakura membantunya mengambil beberapa piring dan mangkuk untuk mereka.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang