14. Same Feelings

1.9K 233 3
                                    

"Hei Jidat!"

Sakura mengerjap mendengar panggilan dari sahabatnya yang duduk di samping ranjang. "Ya?"

"Kau melamun. Aku memanggilmu beberapa kali tahu!"

"Maaf pig, ada apa?"

Gadis berambut pirang itu mengerucutkan bibirnya. "Kenapa kau tidak mengabariku kalau kau di rawat? Aku tahu dari Kakashi-sensei dan itu menyebalkan sekali."

Sakura hanya tersenyum. Dia pernah beberapa kali bertemu dengan Kakashi-sensei di rumah sakit, dan dokter yang merawat Sakura adalah ayah dosennya tersebut. Tentu saja dia tahu tentang pasien ayahnya, apalagi Sakura adalah salah satu mahasiswinya.

Sakura memberikan benda pipih berwarna hitam di dekat bantalnya pada Ino. "Ponsel lamaku hilang, aku minta maaf pig. Kau bisa simpan nomor ponselmu di sini."

"Ponselmu baru?"

"Begitulah."

Ino mengangguk dan mengetikan sebuah nomor di ponsel itu dan mengembalikannya pada Sakura. "Aku akan mengundangmu ke grup kita dan-"

"Nanti saja, aku perlu ponselku senyap untuk sementara waktu."

Ino tersenyum dan memeluk sahabat merah mudanya. "Mau berbagi cerita denganku?"

Sakura terdiam kemudian membalas pelukan Ino. "Aku putus, dengan Sasuke."

Perlahan bahu Sakura bergetar dan dia menangis di pelukan sahabatnya. Putus dengan Sasuke adalah keputusannya. Entah menyesal atau tidak, yang pasti perasaannya hancur saat ini. Dia hanya tidak ingin menjadi beban untuk orang-orang terdekatnya. Menjadi orang yang kuat tidak semudah yang dibayangkan gadis itu sebelumnya.

***

Hari ini Sakura diperbolehkan untuk pulang. Hanya saja pesan dari dokter dia harus tetap istirahat dan menjaga makanannya.

Teman-teman kantornya sedang sibuk menyiapkan pesta kecil di rumah Mebuki. Pesta kecil untuk perpisahan dengan teman kantornya sekaligus untuk merayakan kepulangan Sakura dari rumah sakit. Teman-temannya sibuk membuat hiasan dan membuat makanan kecil untuk acara tersebut.

"Sebenarnya kita ingin merayakannya di cafe, tapi Ibumu memaksa kita untuk membuat acaranya di sini."

"Ibuku tinggal sendirian, dia senang sekali kalau banyak tamu datang ke rumah seperti ini." Sakura menghampiri Moegi yang sedang membuat adonan donat. "Biar kubantu."

"Kau baru pulang dari rumah sakit Sakura." Kurotsuchi menarik tangannya ke ruang tengah tepatnya di depan televisi. Menyuruh gadis itu supaya diam, menonton tv atau membaca buku dan majalah di sana.

"Kau pikir aku tidak jahat berdiam diri di sini sendiri, sedangkan kalian sibuk menyiapkan ini itu?"

"Tak apa Sakura. Lagipula acara ini untukmu, nikmati saja oke?"

Gadis itu akhirnya mengangguk dan beralih ke televisi, memindahkan channel yang menurutnya tidak ada yang menarik di jam-jam seperti ini.

"Halaman rumah ini cukup luas kurasa. Aku mau melihat-lihat, mau menemaniku?"

Sakura melirik lelaki berambut merah yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. Sakura tidak terlalu suka menonton televisi sebenarnya, dan di rumah Mebuki tidak banyak buku-buku atau majalah yang gadis itu suka. Akhirnya dia mengangguk dan mengikuti langkah Sasori ke luar rumah.

"Maaf ya Sasori, pada akhirnya aku tidak bisa bekerja dengan tim sampai akhir."

"Kau sudah memberi cukup banyak kontribusi untuk divisi kita Sakura, terima kasih."

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang