Epilogue

4.9K 366 115
                                    

"Lagi Paman!"

Sasuke mengeryitkan alisnya menatap sepasang anak laki-laki dan perempuan yang sangat antusias mendengar suara alunan pianonya. Kedua anak itu mencoba duduk di bangku piano dan Sasuke membantunya, mendudukan anak itu di sisi kanan dan kirinya.

"Boleh aku mendengar Paman bermain piano lagi?" Tanya anak perempuan.

"Iya Paman, aku ingin mendengarnya lagi."

Sasuke menyunggingkan senyumannya dan mengacak rambut anak-anak itu. Melihat mata mereka yang berbinar. Dia teringat janji yang tidak bisa ia tepati pada kekasihnya.

"Setelah operasi selesai dan aku sembuh, aku ingin kau bermain piano lagi untukku."

Sasuke tersenyum membayangkan keinginan kekasihnya. Berjanji untuk selalu di sampingnya, memainkan piano untuknya, dan ya, semuanya hanya sebuah janji yang pada akhirnya tidak bisa ditepati. Semuanya terjadi begitu cepat, gadis itu sudah meninggalkannya dua bulan lalu. Sudah cukup lama, tetapi masih menyisakan luka yang cukup dalam di hatinya.

Sakura Haruno. Nama itu masih tersimpan baik di dalam hatinya.

"Paman Sasuke?"

Sasuke mengerjap ketika kedua anak itu menatapnya heran. Dia segera menaruh jemari tangannya di atas tuts piano dan mengalunkan irama yang ringan. Anak-anak itu bertepuk tangan dan berdecak kagum melihat kelihaiannya bermain piano.

"Whoa, Paman benar-benar hebat."

Hn. Dia tahu.

.

"Lain kali, Ibu akan mengajakmu lagi ke acara amal. Kau tahu? Ibu rasa anak-anak itu menyukaimu."

Sasuke mengangguk sambil melirik Mikoto yang sedang asyik melihat video dan beberapa foto yang dia ambil selama di panti asuhan tadi.

"Kau akan ikut makan siang dengan teman-teman Ibu?"

"Tidak, aku ada janji makan siang dengan Karin."

Mikoto mengerutkan alisnya. "Kalian berkencan?"

Sasuke menggeleng sambil kembali mengemudikan mobilnya ketika lampu jalanan sudah berubah hijau. "Hanya makan siang, ada yang ingin dia bicarakan padaku."

"Oh begitu," Mikoto melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari mobil Sasuke ketika sampai di parkiran sebuah restoran keluarga. "Terimakasih, hati-hati di jalan sayang."

.

"Menunggu lama?"

Gadis berambut merah itu mendongak kemudian menggeleng. "Tidak terlalu," Jawabnya sembari memberikan menu pada Sasuke. "Aku baru menghabiskan sepiring bagelen, tidak lama."

Lelaki itu ikut tersenyum kemudian memesan makanan berat dan minuman. Selagi makanan di pesan, mereka membicarakan banyak hal termasuk masalah pekerjaan.

"Kau tidak marah padaku?" Tanyanya pada Karin.

"Marah? Kenapa?"

"Karena aku memisahkanmu dari Suigetsu."

Gadis itu tertawa. "Tentu saja tidak, Fukuoka dan Nagasaki tidak terlalu jauh. Kita sering bertemu di akhir minggu."

Sasuke ikut tersenyum. Sejak cabang Nagasaki di buka, dia mempromosikan Suigetsu untuk menjadi Branch Manager di sana. Karena saat kejadian kecelakaan dua bulan lalu, Sasuke harus fokus melakukan pemulihan selama dua minggu di Fukuoka. Dan untuk Karin, Sasuke menunjuknya menjadi kepala akunting di cabang Fukuoka sekaligus menjadi tangan kanannya.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang