15. Am I Fine?

2K 244 9
                                    

"Aku sudah ke kampus tadi pagi dan sepertinya aku tidak akan lulus tahun ini."

"Tak apa. Ujian susulanmu pasti banyak sekali."

"Kau tahu?" Tanya Sakura heran.

"Hanya menebak. Kau mau mengambil cuti?"

Gadis itu mengangkat bahu. "Kakashi-sensei menyuruhku untuk cuti satu semester."

"Kau bisa tinggal di Fukuoka selama cuti nanti. Semangat!"

Sakura tersenyum dan berjalan ke arah kasir. "Aku akan menghubungimu lagi nanti." Sakura menekan tombol merah di ponselnya kemudian menaruh keranjang belanjaannya di meja kasir.

Sakura menatap langit gelap yang menurunkan hujan derasnya. Malam ini dia terjebak di minimarket setelah membeli bahan makanan untuk membuat Kare, makanan kesukaan Ibunya. Ya, dia belum bertemu dengan Mebuki sejak sempat mengalami kecelakaan kecil beberapa minggu lalu.

Akhir-akhir ini Mebuki sibuk mendapat panggilan mengajar di tempat kursus memasak dan mengurus catering di acara-acara khusus di luar kota. Meskipun hanya sedikit, setidaknya kemampuan Mebuki dalam memasak menurun pada Sakura.

Sakura melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 19.30, sedangkan Mebuki akan tiba sekitar pukul 21.00. Sakura memutar bola matanya kemudian memakai hoodie dan membuka payung kecilnya. Sakura terpaksa menerobos hujan yang deras itu karena dia tahu, kalau Kare tidak bisa masak hanya dengan kedipan mata.

.

"Ibu sudah bilang untuk tidak keluar malam-malam bukan? Apalagi di luar sedang hujan." Mebuki menyentuh kening dan leher Sakura yang agak panas, dia menggelengkan kepala.

"Aku hanya ke minimarket bu."

Wanita itu memeras handuk kecil yang telah di rendam air hangat dan mengompres kening anak satu-satunya itu. "Sudah Ibu bilang kau tidak usah memasak makan malam untuk Ibu."

Sakura bergumam dan menarik selimut sampai leher. Kepalanya pusing dan tubuhnya menggigil. Dia sudah minum obat malam ini dan berharap kalau kondisinya membaik besok.

***

"Fugaku-san menyuruh kita membuka cabang di Nagasaki. Kita akan sibuk akhir-akhir ini Sasuke."

Suigetsu merebahkan tubuhnya di sofa hitam milik atasannya. Ya, Sasuke masih sibuk menandatangani berkas pekerjaannya dan melihat perkembangan penjualannya yang meningkat setiap bulan.

"Kita harus menyiapkan surat perijinan dan menyewa kantor di sana untuk sementara," Sasuke menutup laptopnya dan memberikan berkas yang baru di kerjakannya pada Suigetsu. "Kita akan sibuk di pertengahan bulan Mei bukan?"

Lelaki bergigi tajam itu mengangguk dan mengambil berkas dari tangan Sasuke. "Kira-kira 16-24 Mei. Rencananya Nagasaki harus sudah beroperasi di bulan Juni."

"Aku akan menyampaikannya di rapat."

"Baiklah aku kembali lagi ke ruanganku."

***

Dokter Sakumo menyimpan stetoskopnya ke dalam tas. Ia menggelengkan kepalanya pada Sakura yang masih terbaring lemah di tempat tidur. "Kondisimu sedikit berbeda dengan Kizashi dulu. Saat Ayahmu sakit dulu, dari hari ke hari kondisinya memburuk. Mengonsumsi obat hanya meredakan sakitnya, tidak menjamin kesembuhannya seratus persen," Dokter itu menghela napasnya kemudian melanjutkan. "Sedangkan kau, kondisimu naik turun."

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang