16. Promise

1.9K 231 0
                                    

"Itu karena lambungnya membengkak dan sel kankernya menyebar ke bagian bawah." Jelas seorang dokter yang menghampiri Sasuke yang bangkit dari tempat duduknya. Lelaki itu tampak khawatir.

Sasuke melirik Sakura yang berbaring dan berpura-pura tidur di ranjang. "Dia.. Masih bisa berjalan bukan?"

Dokter itu mengangguk. "Maka dari itu operasinya harus segera dilakukan sebelum menyebar ke organ yang lebih fatal. Tetapi tidak usah khawatir, lumpuh di kakinya hanya sementara."

"Syukurlah. Terimakasih banyak."

"Sama-sama, kalau begitu saya kembali ke ruangan, kau bisa menghubungi perawat kalau ada apa-apa."

.

Sasuke mendorong kursi roda kosong ke ruangan rawat Sakura. Gadis itu tertidur membelakanginya dan Sasuke tahu kalau Sakura hanya pura-pura tertidur. Perlahan lelaki itu mengelus surai merah mudanya.

"Bangunlah, aku jauh-jauh ke sini bukan untuk melihatmu tertidur."

Gadis itu masih terdiam, dan baru merespon ketika Sasuke menyentuh telinga kanan Sakura yang ketiga kalinya.

"Apa maumu?" Gadis itu bangkit dan mengelus telinga kanannya yang terasa geli. Memandang lelaki didepannya itu sinis.

"Kau tadi antusias sekali saat akan kuajak pergi," Lelaki tertawa sambil mendekatkan kursi rodanya ke arah ranjang. "Naiklah, aku janji akan mengajakmu ke suatu tempat."

Sakura mendesah dan memutar bola matanya. "Kau saja, aku sedang ingin membaca buku di sini." Ujar gadis itu sambil mengambil buku di atas nakas.

"Naik atau kugendong?"

Gadis itu tidak menjawab. Hanya membuka halaman buku yang sudah diberi pembatas dan melanjutkan kegiatan membacanya, mengabaikan Sasuke yang masih berdiri di sana.

"Tenanglah, aku sudah bicara dengan dokter dan dia bilang kau baik-baik saja, tidak usah khawatir."

"Aku tidak bisa berjalan dan menurutmu itu baik?"

Sasuke hanya tersenyum dan menghela napas ringan. Dia mulai mengerti kondisi Sakura akhir-akhir ini. Dia mudah marah, sensitif, moodnya mudah sekali naik turun, gadis itu juga gampang menangis. Mulutnya yang biasa cerewet perlahan menghilang dan senyuman cerahnya yang biasa dia berikan meredup.

Tetapi sebanyak apapun perubahan dalam diri gadis itu, perasaan Sasuke sama sekali tidak ingin berubah. Dia masih ingin bertahan sampai akhir. Meyakinkan gadis itu kalau dia tidak akan meninggalkannya sendirian.

"Tolong."

Lelaki itu mengerjap dan tersadar ketika Sakura menarik kaosnya. Sasuke melamun cukup lama dan membuat gadis yang sedang duduk di ranjang itu agak risih.

"Ada apa?"

Gadis itu menghela napasnya dan memalingkan wajahnya. Tidak berani menatap mata kelam milik Sasuke. "Kuharap kau tidak mengajakku pergi jauh."

Wajah Sasuke berbinar seketika, dengan hati-hati dia mengangkat tubuh gadis itu dan membiarkannya duduk di kursi roda. "Kuharap aku tidak membuatmu kecewa.

Sasuke mendorong kursi roda Sakura perlahan hingga sampai ke gedung belakang rumah sakit. Di mana banyak pasien anak-anak di halamannya yang sedang bermain. Gadis itu hanya menunduk, sedikit malu ketika beberapa pasang mata tertuju ke arah dirinya.

"Aku pernah berjanji akan mengajakmu menonton konser piano solo Krystian Zimerman, ingat?"

Gadis itu mengangkat dagunya kemudian mengangguk. "Dan kita tidak jadi pergi karena kau sakit."

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang