Chapt.4|Masa Lalu

5.2K 253 16
                                    

Tolong ya voment nya:v
***

Masa lalu ada emang untuk dilupakan, tapi juga perlu diingat sebagai pengalaman di masa depan
~☆♡☆~

***

"Emang dia siapa kak?" Alana bertanya tak mengerti.

Naufal tak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum sambil melihat foto itu.

"Dia... masa lalu gue" dia mengucapkan itu dengan pandangan tak lepas dari foto yang katanya alumni itu.

Alana kembali bertanya " Terus sekarang dia dimana kak? Kuliah?"

Naufal tak menjawab pertanyaan Alana, melainkan bangkit lalu berlalu ke tempat loker dan menaruh kembali foto itu ke dalamnya. Setelah itu dia mengajak Alana pergi dari tempat itu, belum sempat Alana bertanya, Naufal sudah lebih dulu menariknya keluar.

***

Disinilah Alana berada sekarang, di dalam kelas dengan bu Azizah di dalamnya. Alana tak bisa fokus terhadap pelajaran penuh rumus yang sedang di ajarkan. Fokusnya terbelah antara memikirkan Naufal dan memikirkan gadis dalam foto yang Naufal tunjukkan.

   Sebenarnya siapa perempuan itu? Kenapa Naufal tiba tiba berubah sendu waktu membicarakan dia. Banyak pertanyaan muncul dalam pikiran Alana. Bikin penasaran saja.

Puk

Alana tersadar dari lamunannya saat Linea menepuk pundak Alana dengan sengaja. Alana mengangkat sebelah alisnya pertanda bertanya 'kenapa?' dan Linea hanya menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Karena penasaran, Alana pun menoleh ke depan. Betapa terkejutnya dia,   saat melihat bu Azizah berdiri berkacak pinggang di depan sana. Alarm tanda bahaya berbunyi dikepala Alana sekarang.

Satu

Dua

Tiga

"ALANAAAAA"

Tepat.
Perkiraan alana dan seluruh murid SMA BHAKTI tak pernah meleset. jika bu azizah sudah berkacak pinggang, hal yang terjadi selanjutnya adalah beliau akan meneriaki nama kita sekencang mungkin dengan suara nyaringnya yang memekakan telinga.

"Ngapain kamu bengong daritadi? Mikiran apa ha?! Dipanggil dari tadi gak nyaut nyaut! Dasar anak jaman sekarang." lanjutnya masih berkacak pinggang.

"Maaf bu" jawab Alana sekenanya.

Percaya tidak percaya, Alana sangat ketakutan sekarang. Ini adalah pertama kalinya dia ditegur dan dimarahi guru dalam sejarah sekolahnya.

"Keluar." Kata bu Azizah pelan, rendah, tapi penuh penekanan.

Mendengar hal itu, Alana membulatkan mata tak percaya. Pasalnya dia baru kali ini melakukan kesalahan, dan langsung dikeluarkan?! Yang benar saja. Segalak itukah bu Azizah?

"Tapi bu.. Saya.. Anu bu.. Itu..emm.."

Sumpah Alana teramat takut sekarang. Bodoh sekali dia lebih memilih memikirkan cowok yang baru ditemuinya kemarin daripada memperhatikan bu Azizah yang koar koar di depan sana.

Bu Azizah sekarang sedang memelototi Alana seakan berkata bahwa Alana tak boleh banyak bicara dan lekas keluar dari kelasnya.

Dengan separuh hati Alana menurut, keluar dari kelas saat pelajaran berlangsung dan keluar dengan usiran dari guru yang mengajar langsung. Sungguh sejarah yang sangat langka.
***

"Woi"

  Lelaki yang tengah duduk di salah satu kursi kantin itu berteriak kala netranya melihat sahabatnya berjalan melewati pintu kantin dengan tampang murung. Tak seperti biasanya.
Yang dipanggil pun mendekat dan duduk di kursi yang ada dihadapan pria itu.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang