Chapt.5|Sella Agustin

4.6K 233 23
                                    

"Experience is the best teacher"

-Naufal.adtm

***
Hujan.

Itulah yang dilihat Alana dari jendela kamarnya. Ya,  Alana sudah pulang dari sekolah sekitar setengah jam yang lalu, tepat setelah dia menutup pintu rumahnya, hujan turun dengan derasnya. Dia bersyukur karena hujan tiba saat dirinya sudah sampai di rumah.

Cklek

Terdengar pintu dibuka oleh seseorang, saat menoleh raut khawatirlah yang didapatkan Alana dari Neneknya. Alana mengerutkan kening.

"Kenapa nek?" Tanya Alana kepada sang nenek.

"Lana.. bisa tolong belikan bubur ayam depan komplek?" Nenek sedikit meringis saat mengatakan itu.

Membuat alana tambah penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa neneknya sampai tega menyuruhnya keluar saat hujan lebat sedang menguyur bumi hanya untuk membeli bubur ayam? Tidak seperti biasanya.

"Nenek sakit?" Ya, memang biasanya neneknya akan meminta dibelikan bubur ayam depan komplek kalau dirinya dalam keadaan kurang sehat.

"Enggak. Itu kakakmu Ryan, dia demam. Tadi kehujanan kayaknya. Kamu mau?" Tanya nenek.

"Maulah nek. Apalagi buat kak Ryan. Lana langsung berangkat ya nek." Kata Alana sembari mengambil payung di sudut kamarnya. Sang nenek hanya mengangguk kemudian berbalik dan pergi dari kamar Alana.

***

Cklek

Deg.

Saat Alana menutup pintu rumahnya, dia dikejutkan oleh seseorang berbadan tinggi tegap dengan wajah pucat di hadapanya.
Langsung saja Alana berlari menhampiri laki- laki itu.

"Kak Naufal ngapain disini? Kenapa hujan-hujanan? Terus kenapa masih pake seragam? Kakak belum pulang?" Tanya Alana berturut turut.

"Kangen," itulah yang diucapkan Naufal, tak menghiraukan pertanyaan beruntun yang Alana lontarkan.

Satu kata yang membuat hati Alana berdesir aneh. Apalagi dia berkata dengan senyum manis yang menghiasi bibir pucatnya. Bukan senyuman jahil yang biasa naufal berikan saat menggoda Alana.

"Ayo masuk kak. Kakak udah lama? Kenapa nggak mencet bell? Atau nggak ketuk pintu," Kata Alana khawatir.

***

Setelah sampai dalam rumah, Alana menuntun Naufal untuk duduk di sofa ruang tamu. Lalu Alana berlari menuju dapur untuk mengambil air hangat dan kompres. Karena sekarang suhu badan Naufal mulai naik. Sepertinya demam.

"Kakak kenapa ujan-ujan an sih? Jadinya gini kan?" Kata Alana sambil terus mengompres dahi Naufal.
Sedangkan yang di marahi malah senyum senyum sendiri.

"Malah senyum-senyum lagi." Lanjutnya.

"Aku suka kalo kamu cerewet gini. Makin cantik." Ucap Naufal diakhiri kekehan ringan.

"Oh iya aku di suruh beli bubur. Kakak istirahat aja disini. Aku keluar dulu." Kata Alana mengalihkan pembicaraan. Naufal hanya mengangguk sekilas lalu mulai memejamkan mata mencoba untuk tidur.

***

Ekhem.

Deheman seseorang mampu membuat mata Naufal yang tadinya terpejam mulai mengerjap.
Setelah terbuka sempurna, dia berdecak.

"Ck."

"Ngapain lo di rumah gue?" Ucap seseorang yang membangunkan Naufal.

"Oh. Ini rumah lo? Nggak tau gue. Nyasar kali." Jawab Naufal santai sembari menyilangkan kedua kakinya diatas meja.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang