Jangan lupa klik bintang dulu ya beb, sebelum baca😚
***
Keesokan harinya, Naufal sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, sebenarnya karena Naufal yang memaksa untuk pulang. Namun kata dokter, keadaan Naufal sudah stabil kembali, tak lupa dokter mengingatkan kepada Naufal untuk jangan terlalu lelah dan melakukan aktifitas berat.
Dan disini lah mereka, di rumah Naufal. Karena ini pertama kalinya Alana pergi ke rumah Naufal, rasanya dia sangat ketakutan, jantungnya mulai berpacu kencang, rasanya Alana ingin lari saja, pergi dari rumah ini. Entah apa yang Alana takutkan.
"Assalamualaikum, Fal, Naufal, eh gimana Naufal?" Tanya mama Naufal kepada Alana yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Mama Naufal baru pulang dari rumah mertuanya, nenek Naufal. Ketika memasuki rumah, beliau melihat Alana duduk di ruang tamu rumahnya, kemudian memutuskan untuk menghampiri.
"Lagi di atas tante, siap - siap mau berangkat lomba." Ucap Alana sopan.
"Jangan panggil tante, panggil aja mama, atau ngga bunda. Biar kaya milea" Gurau mama Naufal.
Sedangkan Alana hanya membalasnya dengan tersenyum.Tak lama, Naufal turun dengan tas berwarna hitam bergantung di pundak kanannya.
"Lah, Mama kapan pulang? Maura mana?" Tanya Alana sambil celingukan mencari keberadaan adiknya.
"Maura lagi betah sama neneknya. Udah gih berangkat, ntar telat. Jarang - jarang loh kamu ikut lomba yang bukan abal - abal." Ucap mama Naufal menggoda.
Naufal mengangguk, lalu menyalimi mama nya, begitupun dengan Alana. Keduanya keluar rumah bersama dan langsung berangkat, menggunakan motor KLX Naufal.
***
"Rame banget kak" ucap Alana setelah sampai."Ya emang rame, namanya juga lomba, kalo sepi, kuburan namanya." Sahut Naufal diakhiri kekehan menyebalkan serta usakan lembut pada kepala Alana, membuat sang empunya menggerutu tidak jelas.
Mereka mulai memasuki lebih dalam lapangan yang akan digunakan untuk lomba, tak lupa ada dinding polos mengelilingi lapangan. Katanya, lapangan ini akan dibuat taman anak - anak nantinya. Dan tentu saja tema mural kali ini adalah anak - anak.
Banyak orang hadir di tempat ini, mulai dari yang anak kecil, hingga yang orang tua pun ada. Jika Alana lihat, Naufal merupakan peserta termuda di sini.
Oh, mungkin tidak. Karena Alana melihat seseorang yang benar - benar dia kenal, berdiri tak jauh dari mereka, membawa tas hitam sama seperti Naufal. Dia bersama seorang perempuan yang juga sangat Alana kenal. Ryan dan Linea. Terlihat Linea seperti sedang menjelaskan sesuatu, atau mendebatkan sesuatu? Entahlah tidak pasti.
"Kak, itu Linea ya?" Walaupun sudah tahu, dengan bodohnya Alana bertanya. Naufal mengikuti arah yang di tunjuk perempuan mungil di sebelahnya ini sebelum menjawab.
"Oh iya. Sama abang kesayangan lo juga tuh"
"Kakak apaan sih. Ayo kesana kak" ajak Alana. Dengan tidak bersemangat, Naufal mengikuti.
"Al" Linea berteriak sambil melambaikan tangan, seakan Alana dan Naufal masih jauh di tempat semula. Padahal mereka sudah berada di hadapannya sekarang.
"Lo ikut juga?" Linea bertanya
"Aku nganter kak Naufal. Kakak ikut lomba juga?" Alana menjawab pertanyaan Linea kemudian bertanya kepada Ryan. Sedangkan Ryan tidak membalas, malah berdecak kesal dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Hal itu membuat Linea mencubit keras lengan Ryan hingga dia menatapnya dan mendelik kearah Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Teen Fiction"Mau kakak tuh apa si sebenernya?!" Ucapku dengan nada yang lebih tinggi. "Mau gua? Lo mau tau apa mau gua?" Jawabnya sembari turun dari motornya lalu berjalan mendekat. "Mau gua, mulai.sekarang.lo.jadi.cewek.gua." lanjutnya penuh penekanan di setia...