Chapt.12|PERLOMBAAN

2.2K 134 6
                                    

Bantu cari typo readers🌼

***

Perbanyak hobi,
Kurangi dosa.

-Naufal Adtm

***
Dua hari kemudian

Teriakan riuh dari penonton terdengar hingga seluruh penjuru SMU Merpati. Hari ini adalah Final sepak takraw antara SMA BHAKTI dan SMU Merpati.

Sesuai permintaan Naufal, Alana datang untuk memberi dukungan kepada tim sekolah nya, dan Naufal tentunya. Kemarin, Naufal benar – benar memohon kepada Alana agar datang, padahal Alana memang ada niat untuk datang. Hanya saja, mengerjai Naufal asyik juga menurut Alana.

Naufal dan timnya sedang bersiap – siap, begitu pula tim lawan. Pertandingan belum dimulai. Sebentar lagi mungkin.

Alana tidak datang sendiri pastinya, dia bersama Linea juga Raya yang setia menemani. Mereka bertiga duduk diantara banyaknya siswa siswi SMA BHAKTI di kursi nomor 3. Tidak terlalu tinggi, karena lapangan SMU Merpati memiliki kursi yang mengelilingi lapangan dengan tinggi 5 baris kursi, bisa dikatakan Alana duduk di tengah.

 Tidak terlalu tinggi, karena lapangan SMU Merpati memiliki kursi yang mengelilingi lapangan dengan tinggi 5 baris kursi, bisa dikatakan Alana duduk di tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kalian bertanya dimana Ryan, jawabannya adalah di rumah. Entah benar - benar di rumah atau tidak, tapi begitulah yang Alana lihat sebelum dia berangkat menonton pertandingan.

Pritt..

Wasit meniup peluitnya tanda di mulai nya pertandingan. Semua tim bersiap memasuki lapangan, dan yang mengejutkan di sini adalah, anggota tim lawan yaitu tim SMU Merpati, salah satu di antara ketiganya ternyata adalah Bara Putra. Siswa SMA BHAKTI.

Semua penonton khususnya anak - anak SMA BHAKTI langsung riuh meneriakan rasa kecewa nya pada Bara yang berkhianat.
Alana pun tak kalah terkejut dari yang lainnya, bahkan dia sampai berdiri, untuk memastikan bahwa yang dilihat nya itu benar Bara Putra. Apa yang sedang dia lakukan di tengah lapangan bergabung dengan tim lawan? Alana bertanya heran dalam hati  nya.

Pertandingan berlangsung dengan sedikit kegaduhan yang ditimbulkan dari sorak sorai anak SMA BHAKTI yang tidak terima perihal Bara yang menjadi anggota tim lawan. Pertandingan pun bertambah sengit dan ramai.

Selain dari SMA BHAKTI dan SMU Merpati, banyak anak - anak dari sekolah lain pun berdatangan untuk menonton pertandingan Naufal. Memang, Naufal cukup terkenal di kalangan para remaja, baik pria maupun wanita dari sekolah lain. Hal ini di karenakan lukisan - lukisan Naufal di dinding - dinding tempat para anak muda nongkrong banyak menuai pujian dari banyak orang.

Pritt..

Wasit membunyikan peluit tanda salah satu di antara dua tim tersebut berhasil mendapatkan poin. Tim Naufal lah yang memimpin sekarang.

Di tempat duduknya, Alana sedikit khawatir dengan keadaan Naufal, dia takut Naufal akan kelelahan, dan dia akan pingsan lagi seperti yang sudah - sudah. Bukannya Alana meremehkan Naufal, namun Naufal sendiri yang berkata bahwa akhir - akhir ini sakit nya bertambah parah.
Selain itu, Alana juga memikirkan sebenarnya sakit apa yang di derita kekasihnya itu.

Sementara di tengah lapangan, Naufal dengan posisi nya menjadi tekong, berusaha fokus dengan nafas yang terengah seperti habis lari marathon. Jantung nya berdetak sangat cepat, tidak normal. Kepala nya terasa semakin berat, namun dia mencoba kuat demi membuktikan sesuatu kepada Bara. Hampir saja Naufal ambruk jika teman satu tim nya tidak berteriak memanggil namanya dan mengembalikan kesadaran Naufal.

Finally, tim SMA BHAKTI menang dengan poin 21-20. Perbedaan yang sangat tipis.

Alana dengan cepat turun ke tepi lapangan menghampiri Naufal yang terlihat meremas dada nya kesakitan.

"Kakak ngga pa pa?" Tanya Alana khawatir.
Naufal hanya menatap Alana sebentar sebelum kesadarannya sepenuhnya hilang.

"Tolong.. Kak, kak, tolong bawa kak Naufal ke mobil gawat darurat" Ucap Alana panik pada Raka, ada di tempat kejadian.

Semuanya heboh, turun dari tribun, lalu melingkar melihat kondisi Naufal, hingga Raka, Alana, dan petugas medis kesulitan keluar dari kerumunan.

***

"Na gimana kak Naufal?" Raya bertanya sembari menyusul Alana duduk di bangku tunggu.
Alana hanya menggeleng tak pasti. Sungguh, sekarang berbagai hal buruk ada dalam pikiran Alana.

Setelahnya, dokter yang menangani Naufal keluar dan mencari keluarga Naufal
"Saya aja dok, saya pacarnya pasien" dengan percaya diri Alana maju dan mengajukan diri.

"Baiklah. Kamu silahkan ikut saya." Kata sang dokter.

Alana berjalan bersama sang dokter, yang diikuti Raya, Linea, juga Raka di belakangnya. Guru pembimbing mereka belum tiba, karena memang mereka tiba lebih dulu menggunakan mobil darurat, sedangkan para pembimbing harus mengikuti perlombaan hingga selesai, hingga pemberian medali dan trophy kepada pemenang.

Di dalam ruangan, sang dokter terlihat sangat serius berbicara kepada Alana, dan Alana pun tak kalah serius mendengarkan segala penuturan dokter. Tak tahu apa yang mereka bicarakan, namun setelah keluar dari ruangan dokter, wajah Alana nampak lebih lesu dari sebelumnya. Para sahabat Alana hanya bisa untuk menenangkan Alana, tak berani bertanya.

Bahkan saat para guru pembimbing datang dan bertanya ada apa dengan Naufal sebenarnya pun, tak ada yang menjawab, karena memang tidak ada yang tahu kondisi Naufal kecuali Alana, dokter, dan Sang Maha Kuasa.

***

"Kenapa si? Emang harus banget ya gue di rawat?" Setelah sadar, Naufal banyak protes karena dirinya harus di rawat sementara di rumah sakit.

"Mending kakak istirahat aja, biar bisa cepet pulang." Itu adalah kelima kalinya Alana mengucapkan kalimat tersebut.

"Sebenernya gue tuh sakit apaan? Kenapa harus di rawat segala." Ucap Naufal kesal.

"Nurut aja kenapa si. Ini dokter yang nyuruh nginep, bukan aku." Jawab Alana tak kalah kesal.

"Iya deh iya, nurut kok aku nurut." Ucap Naufal

Alana yang terlanjur kesal, memalingkan muka sembari mendengus.

"Lah marah nih?"

Alana tidak menjawab.

"Eh iya Al, besok aku harus ikut lomba mural, ini lombanya legal loh. Masa aku ngga ikut. Lumayan kalo menang dapet duit sama sertifikat." Naufal kembali berucap. Namun Alana sama sekali tidak tertarik untuk menjawab.

"Yaudah deh iya, ini istirahat. Tidur nih tidur." Naufal mengalah akhirnya.

Memperbaiki posisi tidurnya, lalu bersiap memejamkan mata menuju alam bawah sadarnya. Sedangkan Alana, diam - diam menghela nafas kasar dan beranjak membereskan kamar inap yang Naufal tempati.

Tbc.

Tekong = pemain bola takraw dengan posisi ditengah, bertugas untuk menendang bola ( inti dari pemain)

***
Monmaap banget nih readers, aku ngaret update nya😭
Tolong maklumin ya, akhir - akhir ini tugas numpuk banget. Dan maaf juga part nya pendek.
jangan lupa vote ya, kritik saran juga selalu aku baca.

Oh ya, semoga kalian tetap sehat ya, jaga pola makan, banyak-banyak minum air putih, tetap di rumah walaupun bosen dan ngga tau lagi mau ngapain.

But, stay safe readers💜
Lots of love from me💜

Thank you💙

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang