Seperti biasa, tolong tinggalkan jejak👌. Kritik saran juga siap aku terima, silahkan yang mau mengisi ada di bagian bawah sana😁
Selamat membaca🤗
***Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu, Naufal membuka pintu kamarnya, dan ternyata sang Mama yang berada di luar. Dengan cepat Naufal membuka pintu kamar dengan lebar. Tak biasanya Mama nya ke kamar Naufal semalam ini.
"Boleh Mama masuk?" Anya masih bertanya. Takut Naufal terganggu.
Naufal menganggukkan kepala kemudian bergeser, memberi jalan untuk sang ibu. Setelahnya, Naufal kembali menutup pintu kamar dan mengikuti Anya yang sekarang sudah duduk di tepi ranjang nya.
"Sini sayang, Mama mau ngomong" Anya menepuk sisi sebelah kirinya, mengisyaratkan Naufal untuk duduk disana. Naufal pun menuruti.
"Mau sampai kapan kamu kayak gini? Kamu mau terus cuekin mama? Alana juga? Denger pal, apa yang mama sama Al lakuin itu semua buat kamu. Kami mau yang terbaik buat kamu. Buktinya sekarang kamu pasti mikirin terus kan tentang penyakit kamu? Mama yakin pasti iya."
"Kita semua, Mama, Papa, Al, juga teman-teman kamu yang lain, pasti akan selalu dukung kamu apapaun dan bagaimanapun keadaan kamu. Mama sayang sama kamu Pal, begitu juga Alana, kasihan dia. Datangi Alana, ajak bicara, jangan malah kaya gini. Mana yang katanya jagoan Mama? Mau ngelindungin mama. Masa soal cinta-cinta an masih harus Mama yang ngurusin." Anya berkata dengan sangat lembut. Itulah kelemahan Naufal, Ibunya. Dia tidak ingin menyakiti ibunya. Dengan setengah hati, dia mengangguk pelan.
"Istirahat, jangan terlalu banyak pikiran. Mama balik ke kamar ya, Papa kamu nanti kangen." Anya berucap serta diikuti lelucon di akhir kalimatnya. Mengusap pelan puncak kepala Naufal, lalu berjalan menuju pintu dan menghilang dibaliknya.
***
Keesokannya, sekolah masih libur, karena hari ini hari minggu. Naufal bangun dengan setelan rumahannya. Kaos oversize berwarna navy, serta celana pendeknya. Dia menuruni tangga, sambil mengacak pelan rambutnya. Saat sudah dekat dengan tangga terakhir, Naufal mendengar suara seseorang di ruang tamu. Dia memutuskan untuk mengintip, dan setelah tahu siapa, Naufal buru-buru menuruni tangga dengan setengah berlari, lalu menghampiri mereka yang ada di ruang tamu.
"Saya ingin tahu keadaan Naufal.." Itulah yang terdengar di telinga Naufal sekarang.
Johan aditama, sang ayah kandungnya datang bersama wanita yang berstatus istri baru ayahnya, untuk apa mereka kemari.
"Mau apa lagi ayah kesini? Jangan harap ayah bisa hancurin keluarga baru aku. Nggak usah sok-sok an peduli tentang keadaan ku. Aku tau ayah senang dengan keadaanku yang sekarang." Yah, walaupun Naufal membenci Johan, namun ibunya selalu mengajarkan bahwa bagaimanapun Johan adalah ayah kandung Naufal, sehingga Naufal harus tetap memanggilnya Ayah.
"Fal, ayah kamu kesini bawa niat baik loh, mau jengukin kamu. Jangan kurang ajar ya." Itu adalah suara Kanara, istri baru ayahnya. Dengan tidak tahu malu nya dia mengeluarkan suara di tengah-tengah keadaan seperti ini.
"Semua ini gara-gara lo. Kalau lo nggak ngegoda ayah, pasti keluarga gue baik-baik aja. Dasar pela*ur."
Plak!
Suara tamparan menggema begitu keras di tengah ruangan yang begitu luas. Johan, dengan tangannya sendiri, menampar pipi Naufal hingga Naufal berpaling muka.
"Tutup mulut kamu Naufal. Kurang ajar kamu. Siapa yang mengajari mu seperti ini ha? Hormati yang lebih tua. Kamu harus tau derajat." Johan berkata lantang sambil memainkan jari telunjuknya di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Teen Fiction"Mau kakak tuh apa si sebenernya?!" Ucapku dengan nada yang lebih tinggi. "Mau gua? Lo mau tau apa mau gua?" Jawabnya sembari turun dari motornya lalu berjalan mendekat. "Mau gua, mulai.sekarang.lo.jadi.cewek.gua." lanjutnya penuh penekanan di setia...