19 - abang

1.4K 106 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

✨✨✨

Allah itu adil, ketika aku bahkan tak mampu menghadapi sedih ku Allah Kirim kan dia yang menjadi bahagia ku.

°°°

Sesampainya di depan rumah ku parkiran motor ku dan ku ketuk pintu namun masih tak ada jawaban dari mama.

" Ah iyaa pasti mama masih sibuk. " Ucapku sambil menepuk jidatku.

" Kok gue lupa ya minta kunci atau jangan-jangan gue udah tua banget eh tapi ga mungkin soalnya kan umur gua taun depan masih 17 " Ucapku sambil berbicara dengan diriku sendiri.

Hampir 2 jam aku menunggu dan seperti nya langit mulai menunjukkan warna kemerah-merahan yang menunjukkan bahwa sang matahari akan tenggelam di ufuk barat tak lama kemudian datanglah seorang wanita paruh baya yang tampaknya rumahnya ada di dekat sini.

" Sayang kamu lagi nungguin siapa? " Tanyanya.

" Ini tan lagi nunggu mama " Ucapku dengan jujur.

Aku yakin dia bukan penculik atau perampok karena dari wajahnya menunjukkan bahwa dia tampak seperti wanita penyayang dan juga tulus.

" Ke rumah tante aja yuk biar kamu bisa shalat magrib disana."

Akupun mengangguk tanpa pikir panjang lagipula pasti mama akan pulang sedikit larut pikirku.

" Nama kamu siapa? " Tanya nya di sela-sela perjalanan.

" Humairah tan."

" Temennya akhyar? "

" Iya tan. Tante kenal sama si makhluk planet mars itu? "

" Ya kenal la kan dia anak saya " Ucapnya dengan tertawa kecil.

Ya Allah gue ternyata lagi ngomong sama mamanya makhluk planet mars. aduhh gimana nih gue udah terlanjur jujur, ya Allah bantu baim ya Allah.

" Ini kita udah sampai " Ucapnya

Rumah akhyar membuat ku melihat tanpa kedip hingga aku tak memperdulikan mataku yang sudah sangat perih. Takjub. begitu kesan pertama ku. Seperti terhipnotis dengan rumah sederhana yang seakan-akan menunjukkan siapa pemilik nya.

" Jangan di depan sayang ayuk masuk " Tawar mamanya Akhyar.

" Humairah segan tante, jadi humairah tunggu diluar aja ya. "

" Kan tante ngajak kamu kemari agar kita lebih dekat lagian kan dirumah juga lagi ga ada siapa-siapa. "

Akupun langsung menuruti perkataan wanita paruh baya itu dan langsung masuk kedalam rumah yang memiliki aksen sederhana tapi masih tampak megah.

" Itu disanaa ada mushola kecil jadi kamu bisa shalat disana. "

" Tante ga shalat? "

" Lagi ga bisa sayang, yaudah sana shalat dulu. "

Akupun langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat lalu selesai shalat aku mendengar suara seseorang yang sedang memasak dan aku pun langsung bergegas ke dapur.

Mutiara Dibalik Luka [ Hijrah Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang