بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
✨✨✨
Karena hidup adalah sebuah ujian.
°°°
Cuaca hari ini cukup buruk menurutku karena langit yang tiba-tiba mengelap, semilir angin dan juga kilat yang saling bersahutan.
" Kenapa belum hujan ya? " Ucapku dalam hati seraya melanjutkan perjalanan.
Tak lama deru hujan terdengar samar di telingaku dan dengan segera aku menepi di salah satu kedai yang masih tertutup.
Bagiku, ada yang spesial ketika menatap hujan, ada perasaan tenang dan bersyukur. Banyak pelajaran yang didapatkan walau hanya menatapnya saja.
Aku melirik jam yang ada di pergelangan tangan. Pukul enam lewat tiga puluh. Mau tak mau aku harus menerobos nya meskipun hujan sedang deras-derasnya.
" Lo mau sakit? "
Langkah ku terhenti ketika mendengar suara yang mengetarkan hati. Menoleh lalu menatap nya sejenak. Kenapa dia bisa ada disini?
" Lo ngapain? Dasar mata-mata. "
" Lo bisa kan? Enggak suudzon sama orang lain? "
Aku tidak kaget lagi ketika ucapannya begitu ketus di dengar. " Buat lo, gue nggak bisa. "
Laki-laki itu terkekeh. " Terserah. Mau lo bisa atau engga, gue tetep ganteng."
" Terus hubungan nya sama hujan apa? "
Dia hanya diam lalu melangkahkan kakinya sedikit ke depan. Tangannya juga dibukanya lebar-lebar untuk merasakan beberapa tetes hujan yang turun.
" Gue suka hujan. " Ucapnya seraya menutup mata. "Kenapa? " Tanyaku yang membuatnya menaikan sudut bibirnya.
" Karena hujan mengajarkan kesabaran dan karena hujan tidak pernah memandang orang-orang yang membenci nya. "
" Maksudnya? "
" Hujan itu rahmat namun sebagian orang justru hanya menganggap nya sebagai penganggu aktifitas dan meskipun begitu hujan tetap turun."
" Kenapa? "
" Karena hujan tahu bahwa mereka membutuhkan nya. Meskipun ditolak kehadirannya namun dia merupakan salah satu aspek penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Bayangkan saja kalau hujan tidak turun, maka para petani tidak akan menghasilkan apapun. "
Aku mengangguk. Dia benar, banyak orang yang tidak menyukai hujan namun ketika mereka menyadari betapa pentingnya barulah mereka mulai belajar mencintai.
Perlahan-lahan hujan reda. Menyisakan aroma khas miliknya. Begitu pun dengan aku dan akhyar yang kini sedang berusaha berlari menuju gerbang sekolah.
Tak lama aku dan akyar sama-sama menghentikan langkah kami. Kedua mata kami terbuka lebar saat melihat pak sucipto tengah berdiri di depan gerbang, menghukum anak-anak yang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara Dibalik Luka [ Hijrah Series ]
SpiritualDibalik senyuman dan tawanya karena sesuatu yang dicarinya selama ini kembali ditemukan nya, ada tawaran luka dan kecewa yang begitu besar namun dengan ketabahan nya yang luar biasa dia mampu mengubah luka dan kecewa itu menjadi sesuatu yang akhirn...