•
•
•
•Hinata menyambut sahabat nya yang baru saja turun dari taxi"Hinataa..."sapa Sakura sedikit berlari,membuka gerbang putih itu.
"Sarada,lihat ibu mu datang"kata Hinata,pada anak perempuan yang sedang asik berayun itu.
"Sarada,..Oh,Ayahmu meninggalkan mu bersama bibi Hinata?!"hambur Sakura memeluk putri nya.
"Sudahlah,aku sangat senang Sasuke membawa Sarada kemari"aku Hinata.
"Terimakasih banyak Hinata"Sakura beralih memeluk wanita itu.
Hinata menggeleng"Tak perlu sungkan,Sakura...kau sudah pulang?"tanya nya.
"Ya,suami mu berbaik hati mengizinkan ku pulang lebih awal"aku Sakura.
Hinata mengangguk"Apa Naruto sedang sibuk?"tanya nya.
"Ya,sepertinya Ia akan pulang larut"jawab Sakura,seraya merapikan pakaian putri nya.
"Ayo,masukah...aku memasak beberapa makanan,tapi...sepertinya Naruto tak kan pulang cepat kan?!"tawar Hinata,sendu.
Sakura membaca kekecewaan di wajah sahabatnya"sabarlah,...Ia akan segera pulang.Shion membantu nya"
"Shion??,hm...ya Arsitek pemenang kompetisi itu ya,...!"datar Hinata.
"Hmm,Aku tahu tempo hari kau ke kantor...maksudku kau tak perlu terlalu khawatir.Naruto sangat mencintai mu,ya...meski ku akui sedikit menyebalkan, Ia sering membela wanita itu ketimbang aku"jujur Sakura.
"Membela?"tanya Hinata.
"Ya...entahlah aku kurang menyukai wanita itu,tapi Naruto tampak menyukai nya..."ceplos Sakura.
"Apa?,Naruto menyukai nya?"curiga Hinata.
Sakura menggeleng,meralat"Bukan suka seperti itu,hanya...sudahlah,Kau harus mempercayai suami mu..."Sakura segera menggendong putri nya.
Seketika perasaan khawatir merajai hati nya"apa Naruto memang memiliki hubungan dengan wanita itu?"tanya hati nya.
"Hinata maaf,aku harus pulang.Aku tak bisa masuk...aku membawa tugas ku kerumah....ya,aku harus menjaga Sarada"kata Sakura panjang.
"Ya,Sasuke sudah menjelaskannya padaku"aku Hinata.
"Apa sasuke berbicara banyak?"tanya Sakura,mencari tahu.
"Tidak,Ia sangat tergesa-gesa untuk pergi"Hinata mmgembangkan senyumnya,meredakan keingin tahuan Sakura.
"Ya...baiklah,kami pulang dulu"pamit Sakura.
"Daah..bibi Hinata"Sarada melambaikan tangannya.
Hinata membalas lambaian anak itu"kapan aku memiki seorang anak?!"sedih nya,menatap sang sahabat yang tampak saling melempar canda dengan putri nya itu.
-
-
-
-
Hinata menatap keranjang sampah di dapur nya,tampak beberapa jenis makanan terbuang sia-sia "Kau selalu tak makan di rumah,dan aku selalu memasak untuk mu,Bodoh!"dengus wanita itu,sedih.Ia merapikan beberapa cucian piring,dan membereskan dapur nya.
Matahari telah tenggelam,semburat bulan sabit menggantung hampa tanpa di temani bintang.
Kelabu menyelimuti hati lembutnya,Ia memandang box bayi yang sudah 2tahun ini mengisi kamar mungil bernuansa soft itu.
Ting...tong...
Ting...tong..
Ting...tong...
Naruto menekan bel rumah nya beberapa kali.
Pria itu sengaja tak memberi kabar untuk pulang cepat,namun Ia sedikit khawatir saat sang istri tak juga membuka kan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glass House
FanfictionIs not about glass but its about a fragility pairing:NaruHina disclaimer:Masashi Kishimoto. rate:Dewasa all picture by Pixabay