Hidden Demon

1.7K 180 13
                                    




Naruto memandang wajah ayu sang istri yang tertidur nyenyak,Ia membelai lembut wajah itu sayang,meski hati nya masih bekecamuk penuh ragu.

Gaun tidur itu menyingkap perut sang wanita,tampak perut itu naik turun seirama nafas tenang sang istri. Naruto memandang lekat perut bernyawa itu.Seharusnya ini adalah saat yang paling membahagiakan untuk nya.Sekian lama mereka menanti kehamilan ini,namun sekarang semua nya terasa pahit di hati pria rapuh itu.

"Istriku...siapa yang telah menyentuh mu?"lirih hati nya.malam ini Naruto menangis dalam diam ,sebagai lelaki hati nya merasa ini lah saat-saat terapuh nya di uji.Godaan yang pernah datang padanya tak seberapa mengusik hati nya di banding saat ini,beribu rasa bersatu menjadi tanda tanya...Apakah seseorang telah mencuri kehangatan sang istri ?!...atau memang wanita itu membuka kaki nya untuk pria lain di luar sana?!

Jiwa nya berteriak meyakinkan kesetian wanita nya,namun fikiran kotor meracuni hati nya.Hingga rasanya Ia tak sanggup berada disisi sang istri yang tengah hamil muda itu,sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tiga malam ini Naruto kembali pulang larut,di kantor pun Ia selalu mengunci ruangannya beralasan sibuk.Hinata merasa kembali sedih terutama di awal-awal kehamilannya ini,Ia sangat menginginkan perhatian dan kepedulian sang suami.

Bahkan Naruto tak menanyakan hasil pemeriksaan kandungannya tempo hari,tidak ada kemanjaan yang diberikan sang suami yang di idamkan wanita itu.Ia tak marah pada Hinata,Ia tak bisa marah pada wanita itu.

Ia pun tak membenci bayi itu,bahkan Ia merasa sayang pada janin itu.Hanya saja Ia tak cukup berani membayangkan siapa ayah bayi dalam rahim sang istri,setelah Sasuke berhasil meyakinkan bahwa sahabatnya itu tak ambil andil dalam kehamilan Hinata.

Tenggorokan Naruto terasa kering,Ia tak banyak meminum alkohol di bar itu,namun itu cukup membuat nya sedikit melupakan permasalahan batin nya."Naruto...kau pulang dalam keadaan mabuk lagi?"tanya Hinata yang tiba-tiba terbangun.

"Aku tidak mabuk sayang,kami hanya minum sedikit"jawab Naruto yang terlihat sedikit terkejut.
"sebenarnya ada apa?sejak kehamilanku...kau berubah?kau tak seperti suamiku..?!"sedih Hinata.

Naruto meraih kepala sang istri,mengecup puncak nya dan membelai surai panjang Hinata"Maaf,jika kau merasa begitu,..,mungkin ini karena,aku merasa terlalu terkejut dengan kehamilanmu..."

Hinata bergelung nyaman di pelukan sang suami"kau telah siap menjadi ayah sejak 3 tahun yang lalu,kaun ingat?!...kau slalu ingin aku segera hamil di awal pernikahan kita"

Natuto mengenang bahagia saat-saat itu"Tapi sekarang semuanya berubah kita terlalu lama menanti nya,dan saat Ia hadir aku tak tahu harus apa?!"

"Kau akan terbiasa dan siap...masih cukup waktu sampai Ia lahir"Hinata menuntun tangan sang suami ke perutnya.

Sesaat pria itu mengelus perut Hinata yang terasa hangat.

"Hinata,besok lusa aku dan Sasuke akan ke Konoha...kau tak apa?"

"Mengapa?,apa ada yang salah dengan rancanganku,biar aku ikut"

"...emm tidak. kau sedang hamil sayang,Kau bisa mengurus kantor selama aku pergi?"larang Naruto.

Hinata mengangguk"Baiklah,segera kembali setelah pekerjaan mu selesai"

"Tentu,sekarang tidur lah,...kau butuh istirahat"Naruto berbaring,membawa sang istri ke dalam pelukannya."tidak,Hinata...kau tidak mengkhianati ku,aku tahu kau mencintai ku..."Naruto meyakinkan hati seraya pergi ke alam mimpi nya.




"Naruto,...?!"Sasuke memanggil pria di jok belakang taxi itu,matanya kosong memandang hutan hijau di sekitar bangunan kaca itu.

Glass HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang