Without you...

1.8K 187 12
                                    

-
-
-
-

Braak...
Hinata membanting pintu kamar nya kasar.

Ia tak peduli di bawah sana ,suami nya mendengar atau tidak,malah lebih bagus kalau itu bisa mengusir wanita memyebalkan itu.

Ia membanting diri nya,melesak ranjang.
Ia memukul-mukul bantal mengembung itu,berkali-kali.

Malam ini hancur,perasaan nya sebagai istri sungguh terabaikan.

Pertama kali nya sang suami membawa wanita lain kerumah nya,kecuali Sakura.
Lalu dengan terang-terangan Suami nya itu malah mengabaikan kehadirannya di tengah-tengah mereka.

Benar kata Sakura,mungkin Naruto memang menyukai wanita itu.Dan jangan abaikan tatapan kagum wanita itu tiap kali sang pria bergerak.
Menyebalkan,Hinata merobek-robek dakron bantal sang suami.

Harum rambut pria itu masih tercium di bantal itu,bahkan di seluruh kamar.
Airmata mengalir tanpa ijin ,Ia hanya menelungkup menahan isak nya.
Ia tenggelam dalam airmata.

Entah berapa lama,
"Hinataaa..,,buka lah pintu nya,kau harus makan"
Teriak Naruto,di luar sana.

Ia mengatur nafas nya,emosi masih tersisa di hati nya.

"Hinata...aku sudah menyuruh Shion untuk pulang,aku menggagalkan semua nya"lagi,teriak Naruto.

Hinata bangkit,dari ranjang nya.

Ceklek...
Pintu kamar nya terbuka perlahan.

Naruto lega,melihat istri nya di balik pintu.
Ia membawa sepiring sushi dan kare.

"Hinata,..."Naruto melangkah,masuk melihat situasi kamar nya.

"Oh,Tuhan Hinata,apa yang kau lakukan"Naruto meletakkan makanan nya di nakas.

"Kau...apa hubungan mu dengan Wanita itu?"tanya sang istri bergetar.

Naruto mengusap wajah nya"Hinata...apa ini karena kau tertekan akan bayi itu?"Naruto berusaha merangkul sang istri.

Hinata menepis pelukan itu"Kau selalu membuatku seolah rapuh karena keinginan ku untuk hamil,bukan itu...tapi ini tentang kau...kau yang tergoda wanita itu!!!"Hinata menahan tangisnya.

"Hinata,tolonglah,..,Apa maksud mu?dulu kau tak seperti ini?!"

"Kau juga dulu tak seperti itu,...kau selalu ada di fihakku,mendukung ku...tapi lihat tadi?!!!,kau bahkan tak peduli saat wanita sialan itu,menyinggung kehamilan ku..."jelas Hinata masih emosi.

Naruto menggeleng,menolak"Sayang,dengarkan aku...kau terlalu sensitif dan melebihkan segala nya...Aku dan Shion hanya rekan"tegas Naruto.

"Dia menyukai mu...kau tak merasakannya?,Kau mulai berpaling dari ku,meninggalkan ku bersama harapan-harapan kosong mu akan seorang bayi"

"Hentikan,Hinata..!!,Kau yang menginginkan bayi itu.Dan...baiklah Shion memyukai ku..."aku Naruto,seraya mencengkram bahu sang istri"...tapi hanya kau yang ku cintai,Sumpah kau boleh membunuhku disini...aku tetap akan katakan Aku mencintai mu"tegas nya seraya mencium bibir sang istri dalam dan kasar.

Hinata meronta,menolak ciuman itu"Kalau begitu mengapa kau tak merasakan perasaanku tadi?,kau bahkan mempedulikan nya dan mengabaikan ku...kau memuji nya seolah aku tak ada arti nya?!"lawan Hinata.

Naruto,kembali mendekap tubuh sang istri"Itu karena aku kesal,aku kesal melihat mu tersiksa akan kehadiran bayi itu,hingga kau seolah tak mempedulikan aku..."Naruto mengeratkan pelukan nya posesif.

Hinata melemah,terisak.
Ia sesunggukan di dada bidang sang suami.

"Naruto...aku kesepian"lirih nya,disela tangis.

Naruto memejamkan matanya,merasakan kesepian sang istri"maafkan aku,ini semua kesalahan ku...aku mohon,jangan terlalu terobsesi akan bayi itu,karena...." Ia menelan saliva nya kasar.

Drrtt...
Ponsel disaku nya bergetar.

Ia melepas pelukannya"Maaf,Sayang...ini Sasuke"terang Naruto,segera mengangkat teleponnya.

Hinata mereda,menghapus air mata nya.
Sesekali Ia memandang sang suami di balkon, yang tampak serius dengan telepon nya.

Naruto kembali ke kehangatan kamar nya,dan menutup balkon itu.

"Itu Sasuke,Ia di Konoha..."sahut Naruto tampak bingung.

"Apa ada masalah?,ya...Tadi siang Ia kemari menitipkan Sarada"jelas Hinata.

Naruto mengangguk"Dia meminta ku untuk merancang proyek nya di Konoha,tapi kami sungguh sibuk..aku kewalahan"sesal Naruto.

Hinata merasa di beri jalan"Biar aku membantu nya...aku mohon,Sayang!!!"Hinata duduk di depan sang suami,memohon.

"Apa?,tidak...Itu di konoha,aku tak akan mengizinkan mu"tolak Naruto.

Tapi kali ini Hinata tak akan menyerah begitu saja"Aku mohon,buat diriku berarti...aku merindukan pekerjaanku,dan...juga Konoha"aku Hinata jujur.

"Tapi,...itu "ragu Naruto.

"Aku berjanji,aku akan belajar melupakan bayi itu.Aku akan mengalihkan fikiranku untuk proyeknya"janji Hinata.

Naruto melunak,Ia tak sanggup melihat istrinya terlihat begitu menyedihkan,Ia merasa semua itu karena salah nya."Baiklah,tapi kau tak marah lagi kan?"!lembut Naruto,memastikan.

Hinata menggeleng berat,"Tapi...kau tak benar-benar menyukai Shion kan?"

Naruto terkekeh"Aku hanya menginginkan ,mencintai dan menyentuh SATU wanita,seumur hidupku...kau,Hinata.Hanya kau..."yakin nya.

Hinata tersenyum manis,merona.
"Jadi kapan,aku akan berangkat?"tanya Hinata, kembali pada proyek Sasuke.

"Hm,besok atau lusa...oh,Aku tak yakin akan melepas mu!"berat Naruto.

Hinata menungkup tanganya di pipi sang suami"Kau tak akan macam-macam kan?!"

Naruto tersenyum, balas membelai tangan Hinata"kau juga,jangan macam-macam..."ancam nya.

"Percayalah,Ada Sasuke yang menjaga ku"Hinata menenangkan.

Tanpa Ia sadari,justru itulah yang membuat Naruto semakin gelisah.

Pria itu,mengalihkan fikiran buruknya...
"Makan lah dulu...aku akan menyuapi mu...."Naruto meraih piring di Nakas itu.

Hinata menggeleng,menolak"Sudah terlalu malam,aku benar-benar tak bisa mengisi perutku..."

Naruto menyeringai,mata nya berkilat melihat penampilan sang istri dengan gaun tidur tipis nya...
"Kalau begitu,aku yang akan memakan mu..."sergap nya menarik sang istri....

"Naruto...oh,pelan-pelan,sayang..."

Naruto dengan cepat menelanjangi sang istri.
"Ayolah,kau akan ke Konoha,aku akan merindukan milik mu ini,Hinata..."sahut nya seraya menyatukan tubuh mereka.

Ciuman demi ciuman saling mengejar,lembut.
Naruto menghujani tubuh itu dengan gigitan-gigitan kecil nya,membuat wanita itu bergelinjang menahan geli.

Jemari nya melesak masuk,menyamankan milik sang istri.
Ranjang itu berderak,menampung berat kedua tubuh yang mengguncang nya.

Tubuh yang saling berpagut,enggan terpisah ,saling memiliki."Hinata,...apa aku memuaskan mu?"tanya nya di sela desahan sang istri.

"Erghh...tentu,mengapa kau bertanya ?!ahhh...."
Erang Hinata saat Sang suami menggeram,puas.

Hinata melepas jemari nya, yang mencakar punggung suami nya.

Sementara,
Shafir itu menggelap,menyimpan rahasia.
.

Next


Glass HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang