Pieces of heart

1.7K 161 18
                                        




Matahari terbit dari sela-sela puncak pohon.Angin bergeming menyelimuti rahasia di malam gelap.
Perlahan wanita itu,terbangun dari tidur dalam nya.
Iris biru pucat semu membayang, lalu warna nya berubah semakin gelap  menyorot terang sejernih langit pagi.

"Naruto,mengapa kau duduk di sofa?"tanya Hinata.
Pria itu mengkerut wajah ,menyesal"Maaf,aku baru masuk setengah jam yang lalu,....aku mabuk dan tertidur bersama yang lain"sesal nya.

Hinata tersenyum tipis,"entahlah,semalam rasa nya aku pun tak ingat apapun..itu seperti..."fikir nya,ragu.

"Seperti kau pingsan...?!"Naruto memastikan.
Hinata mengangguk,merentangkan tubuh nya.
"Kau bahkan tak mengunci pintu nya"sahut sang suami.
"Hemm...kalian semua mabuk?"tanya Hinata.

Naruto mengangguk tak yakin,matanya menyorot tajam pada warna kemerahan di leher sang istri.
"Apa aku yang meninggalkan tanda itu,kemarin?!"batinnya.

"Mandilah,...aku fikir kita harus segera menyelesaikan tugas kita disini...disini terasa panas"lontar Naruto,seraya membantu sang istri berdiri.

"Oh ya...aku merasa kedinginan..."Hinata menyelipkan tubuh nya,ke pelukan sang suami.

Naruto tersenyum tipis,membelai rambut sang istri"Ini bukan parfum mu,ini...parfum pria,,siapa?"lagi Naruto menyimpan kecurigaannya.

"Naruto,kau tak apa?"tanya Hinata,seakan merasakan keanehan dari pria nya.
"Ya,ayo..kita mandi..."jawab Naruto,mengabaikan insting nya.

-
-
-
-

"Sasuke,Aku fikir tugas kami akan selesai lebih cepat...Aku dan Hinata akan menyelesaikan rancangan kami hari ini..."sahut Naruto,seraya mengunyah makan siang nya.

"Hm,sayang sekali...aku akan kesepian tanpa kalian disini..."sahut Sasuke,merespon.

Hinata tersenyum,melilitkan tangan nya di lengan sang Suami"sebelum kembali,kita jalan-jalan dulu ke kota...aku masih merindukan Konoha..."ajak nya.

Naruto menggangguk,mengiyakan"Tentu,..."
"Apa aku bisa bergabung?"tanya Sasuke.

Naruto memandang lekat sang sahabat,Sasuke yang menyadari itu pun tertunduk,meralat maksudnya"Em,tapi aku sibuk...sepertinya aku tak bisa bergabung"

Hinata hanya mengangguk-angguk mendengar alasan Sasuke.
"Ikutlah...kalau kau memang punya waktu luang"ujar Naruto.

Sasuke tersenyum, tampak bahagia.Ia berfikir sang sahabat masih merasakan kecemburuan,meski itu memang benar...namun Naruto berusaha mengendalikannya.

"Hei,apa aku bisa bergabung?"Toneri muncul di tepi meja dengan nampan makanannya,wajah nya cerah seolah baru mendapatkan kehidupan baru.

"Tentu,silahkan Tuan otsutsuki..."Sasuke mempersilahkan.

"Aku telah selesai,kau juga Hinata..?!"Naruto segera berdiri enggan satu meja,dengan pria necis itu.

Hinata menuruti sang,suami berdiri dan beranjak dari kursi mereka,Naruto membuka jalan pergi lebih dahulu,sekilas Hinata menatap iris pucat pria itu...biru,meski tak sebiru sang suami.
"Aku suka harum mu,Hinata..."lontar Toneri, saat wanita itu berpapasan dengan nya.

Hinata menoleh terkejut,sesaat Ia mencerna kata-kata pria itu."Ya,harum lavender mu sangat tercium di pagi hari..."sasuke setuju,apa yang di katakan Toneri.

Namun entah mengapa,Hinata menangkap itu seperti hal yang berbeda,..."Aku tak mengerti maksud mu"Hinata segera melengos pergi mengejar sang suami.

Sasuke menatap pandangan Toneri,yang tampak memenangkan sesuatu."Apa yang sebenarnya terjadi antara kalian?"lontar Sasuke.

Toneri terkekeh"sahabat pirang mu itu,merasa aku akan merebut istri nya""jawab Toneri santai.
Sasuke memicingkan mata nya berusaha membaca ekspresi Toneri yang tampak menyimpan sesuatu"Apa itu benar?"

Toneri menyunggingkan senyum culas nya"Tadi nya,tapi sekarang tidak lagi...."jawab nya.
Sasuke terus menelisik makna jawaban pria itu"mengapa?"

Toneri menegakan tubuh nya"seperti kata mu,dia lavender...dan di malam hari itu lebih harum"pria itu mengangkat sendok nya tenang mengabaikan tatapan membunuh sang Uchiha.

"Jika kau berani menyentuh nya...aku tak ragu untuk menghajar mu"lontar Sasuke serius.
Toneri tersedak,lalu terkekeh"Bagaimana jika sahabat mu itu tahu?,kau hampir bercinta dengan istri nya itu di meja kerja!"senyum picik menguasai wajah dingin itu.

Sasuke menggebrak meja,menatap penuh mengancam.
"Tak usah menatap ku seperti itu?,kita sama-sama pria menyedihkan yang tak mendapatkan hati wanita itu,..."lontar Toneri,menyadari kini pria ber-onyx itu tampak menggeram tertahan.

Sasuke segera beranjak,meninggalkan meja,.
Meninggalkan pria memyebalkan itu dengan makanan dingin nya.
"Tapi setidaknya aku mencicipi kehangatan tubuh  nya..."batin pria bersurai kelabu itu.




Sore hari yang cerah di musim panas,angin meniupkan helaian sakura sepanjang aspal basah itu.Naruto menggandeng erat sang belahan jiwa.
Wanita dengan pesona alami nya itu,bergelayut manja di tangan kokoh sang penjaga hati.

"Kau ingat,dulu aku suka menunggu mu dijalan ini?"kenang Naruto.
Hinata mengangguk"Ya,kau dan Sasuke suka mencegat para gadis di belokan itu"

"Hai,kami menunggu mu..."ralat Naruto.
"Ya,aku sempat bingung,Aku fikir Sasuke lah yang menyukai ku saat itu..."lontar Hinata.

Naruto menatap lekat wanita nya"Hinata,Aku fikir saat itu kau menyukai ku?!"
Hinata menggangguk"Ya,tapi...kau tak pernah melihatku,aku tak tahu kau menyuruh Sasuke untuk mengawasi ku..."jelas Hinata kembali mengenang saat-saat manis dulu.

"Hinata...aku ingin kau tahu sesuatu..."nada serius Naruto.
Hinata menatap Naruto tak kalah serius"Apa itu?"

Naruto menghela nafas panjang"Sasuke...Dia juga mencintai mu..."aku Naruto,jujur.

Hinata cukup terkejut karena selama ini Sasuke selalu mendukung hubungannya dengan Naruto.Tapi mengingat cumbuan Sasuke malam itu,sekarang Hinata tahu darimana perasaan kerinduan itu datang.

"Lalu apa?,kau tahu aku hanya mencintai mu,suami ku!!"Hinata memeluk  erat pria nya.
"Terimakasih,Hinata...dan,...."Naruto kehilangan kata-kata nya,saat merasakan bibir sang istri menyentuh bibir nya,hangat.
"Maafkan aku,Hinata..."Ia hanya bisa menyimpan maaf nya di dalam hati.




"Baiklah...kami menunggu kabar baik mu,Sasuke..."Naruto menjabat tangan sahabat nya.

"Terimakasih banyak,kalian memang luar biasa..."pria itu merangkul temannya."sampaikan ini pada Sarada,Aku akan kembali ke Tokyo 2 minggu lagi"Sasuke menitipkan teddy bear yang cukup besar untuk sang putri.

"Biar aku yang membawa nya..."Hinata meraih boneka itu.
"Hinata,rancangan mu sangat hebat...kita akan segera bekerjasama lagi"Sasuke memeluk wanita itu,reflek"...dan,maaf untuk malam itu"bisik nya ditelinga sang wanita.

Hinata berdetak kencang,Ia takut sang suami mendengarnya.Irish biru itu menggelap, tampak tak suka melihat cara sang sahabat yang memeluk istri nya.

"Ayo,pesawat nya sudah menunggu…"Naruto memisahkan pelukan itu.
Hinata segera mencelos pergi merasa canggung, terlebih kini Ia tahu bahwa bahwa pria dengan rambut raven nya itu pernah mencintai nya.

"Naruto...jaga Hinata,dan katakan pada Sakura untuk menunggu ku"Sasuke menahan tangan sahabat nya.
"Kau tak perlu mengkhawatirkan kedua nya...."jawab Naruto singkat.

Sasuke menatap sendu punggung wanita itu"Hinata,..."panggilnya dalam hati.

Next

Glass HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang