Glass House

2K 167 35
                                    




Pria itu mengendus aroma bunga dirambut sang istri yang tergerai di atas bantal,Perlahan Ia merengkuh tubuh kesayangan nya itu.

"Hinata,aku tahu kau belum tidur"bisik nya,meremas bahu jatuh itu.

"Aku kira kau akan bicara dengan Sasuke"jawab sang istri masih memandang ke arah balkon.

Naruto menarik wajah itu,untuk menatapnya"Sakura membatalkan perceraian mereka"jawab Naruto.

Segaris senyum terbingkai di wajah terselimuti remang malam itu.
"Mereka akan bahagia kembali, dengan anak mereka"lontar Hinata.

Naruto tersenyum sendu"Dan kita akan bahagia dengan ataupun tanpa anak"Naruto,menunduk mengecup lembut leher jenjang sang istri.

Hinata menenggelamkan jemarinya, ke rambut cepak sang suami"Ya,kau membuatku menjadi wanita yang paling bahagia,..."Hinata meresapi sentuhan sang suami.

Natuto menarik dress tidur itu dengan mudah nya,"Aku merindukan mu"

Tak kalah sang istri pun menarik kaos sang pria mencelos keatas,hingga otot-otot itu tergambar jelas pantulan rembulan.
"Aku siap untuk hukuman ku"tantang Hinata.

Naruto mengembang senyum,segera membalikan tubuh telanjang itu.
"Kau akan suka hukuman ini,sayang!!!"

Dan...dibawah sana,ada yang tengah menikmati adegan panas itu.

"Aku suka,jika akulah yang menindih wanita itu"asap keluar dari bibir pucat pria itu.

Mata nya bak kucing pohon mengintai,Iris nya menatap tajam jendela kamar pasangan suami istri, yang tengah melepas rindu.

"Naruto,kau akan lihat...kali ini aku pasti mendapatkannya"lontar nya menyimpan dendam.



"Jadi,kau akan membuat bangunan utama nya di utara?"tanya seorang pengawas pada Hinata.

Hinata mengangguk-angguk,serius.Tangan nya membentuk suatu isyarat akan sebuah bentuk,sesekali Ia menunjukan gulungan kertas yang di bawa nya.

Naruto memendang sang istri yang tampak bersemangat dari beranda.

"Naruto,Apa kau tahu Aku berfikir untuk menjual Glass House,setelah proyek ini selesai"Sasuke meminum kopi nya.

Naruto yang masih memgawasi sang istri tampak tak terlalu mempedulikan sahabatnya"Naruto...,kau dengar...heh'....?!Sasuke menyadari pria itu tengah melihat ke bawah sana.

"Kau ,ini baru seminggu berjauhan dengan nya sudah seperti itu,bagaimana kalau Ia menceraikan mu?"canda Sasuke.

Seketika pria pirang itu murung tak suka mendengar candaan Sasuke"Apa maksud mu?,Ia tidak seperti Istri mu,Sasuke!"

"Maaf,aku hanya bercanda...ini tentang glass house,Aku berfikir untuk menjual nya.."Sasuke kembali mengangkat cangkir kopi nya.
"Aku fikir,Hinata...masih menginginkannya"lanjut Sasuke.

Naruto mengangguk mengerti"Ya,tempat itu banyak kenangan bagi kami...Ia membicarakannya padaku semalam"Naruto pun,ikut meminum kopi pahit nya itu"Jadi aku setuju,kau bisa selesaikan proyek ini dulu...."

"Nanti malam akan ada festival minum sake,warga setempat.Kau tak lupa kan?"Sasuke mengingatkan.

"Ya,...ya,...hm,kau ingat dulu kita mabuk bersama?!"kenang Naruto.

Sasuke terkekeh"Kau yang mabuk,tapi karena mabuk kau jadi mengungkapkan perasaan mu itu pada Hinata..."kenang Sasuke.

"Ya,dia jadi tahu aku mencintai nya...tapi itu membuat mu mundur dari nya..."Naruto mengenang sendu hal itu.

Glass HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang