Kalau boleh, aku ingin masuk kedalam duniamu, karena aku begitu terkesan pada duniamu.
****
"Pulangnya jangan terlalu malam ya"
Seru ibuku dari ambang pintu
"Iya bu"
Aku menoleh ke belakang dan tersenyum kepada ibuku, Aksal juga, lalu melanjutkan berjalan.
Ya, benar yang datang adalah Aksal
"Aksal, kamu tau rumahku dari mana?"
Aku menoleh kepada Aksal
"Aku juga tau sekolahmu"
Aku mengerucutkan bibirku karena kesal dengan jawaban Aksal, aku juga sudah tahu dia tahu sekolahku tanpa harus di beri tahu
"Hahahaha, kamu lucu"
Aku melirik Aksal yang sedang cekikikan
"Apanya yang lucu?"
"Bibirmu sudah seperti bebek saja"
Aku semakin kesal, bisa bisanya dia bandingkan aku dengan bebek
"Iya iya tidak, kamu tidak seperti bebek"
Aku tersenyum
"Ehm, Alsa kita naik metro mini saja ya, aku belum punya sim jadi aku tidak membawa kendaraan"
Aku mengangguk dan tersenyum
"Yausudah kita nunggu metro mini disini saja"
Aku dan aksal sudah berada di halte bus.
****
"Aksal, sebenarnya kamu mau mengajakku kemana?"
Aku bingung karena dari sehabis turun dari metro mini, aku dan Aksal berjalan di tengah pepohonan yang rimbun dan menjulang tinggi.
"Apakah kamu suka anak kecil Alsa?"
Aku kembali ditambah bingung, karena Aksal tiba tiba bertanya tentang anak kecil
"Ehm, aku suka, memangnya kenapa?"
Aksal tersenyum kepadaku
"Aksal ini dimana?"
"Nanti juga kamu tahu"
Tiba tiba terdengar sayup sayup suara anak anak kecil sedang tertawa.
Aku terkejut saat di hadapanku sudah ada gapura bertuliskan "sekolah kami"
Aku menoleh ke arah Aksal yang sedang memperhatikanku dan tersenyum
"Aksal? Ini sekolaha apa?"
Aku dan Aksal berjalan masuk ke dalam sekolah itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa&Aksal
Ficção Adolescente"Alsa, Cinta itu bukan tentang memiliki, tapi tentang membahagiakan, dan dari awal niatku hanya ingin membahagiakanmu bukan memilikimu, oleh karena itu, aku rela jika bahagiamu bukan denganku, aku hanya ingin kamu bahagia, dan aku berjanji akan meng...