bagian 13

86 18 2
                                    

"Tadi sama aksal, aksal nya kemana?"

"Aku tadi pulang duluan bu" jawabku

Maafkan aku ibu aku berbohong, aku hanya tidak ingin aksal terlihat buruk di matamu

Setelah sampai di rumah, tak banyak yang aku lakukan selain mandi dan rebahan di kasur

Pikiran ku masih saja di penuhi tentang Aksal yang tiba tiba menghilang, dan juga sepucuk bunga dan surat dengan satu kata di dalamnya

Aku simpan surat itu dalam laci yang juga isinya tentang surat misterius yang sampai sekarang aku belum tahu sang pengirim surat itu

Beberapa bulan ke belakang laci itu di penuhi oleh surat surat yang tiap hari akan datang. Surat itu akan datang pada pagi hari siang maupun sore, isi dari surat itu menurutku sangat tidak penting, hanya mengucapkan selamat sore selamat pagi atau selamat siang dan juga ditambah beberapa kalimat nasihat untuk menjalani hari dengan baik, tapi aku tidak pernah menjalankan nasihat itu, karena aku takut jika aku menjalankan nasihat itu, akan menjadi mala petaka bagiku

Tetapi hari ini, taada surat yang datang ke rumah, biasanya setelah aku pulang ibu akan memberikan surat itu.

Pandanganku beredar pada setiap lekukan kamarku. Pandanganku berhenti pada laci yang menyimpan banyak surat.

Aku bangun dan menuju laci itu. Aku buka satu persatu surat itu, dan aku baca kembali.

Aku baru sadar bahwa di setiap lembaran kertas surat pasti ada gambar mawar merah yang sangat cantik.

Aku kembali membereskannya setelah aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan apa maksud dari mawar merah itu.

Aku kembali rebahan di kasur sambil mengotak atik handphone ku, berharap aksal akan mengabariku setelah kepergiannya yang tiba tiba.

Malam ini malam yang sangat sunyi, kesunyian sepertinya menyusup masuk ke setiap lekukan kamar ku.

Namun, otakku masih saja bergemuruh, dengan pertanyaan pertanyaan yang menyelinap dalam gemuruhnya. Pertanyaan yang sudah pasti tentang Aksal

Mataku menatap langit langit kamar yang entah mengapa saat ini langit langit kamarku bergambar wajah Aksal yang sedang tersenyum, akupun ikut tersenyum.

Wajah Aksal menghilang seiring dengan gerakan mataku yang semakin lama semakin menutup.

****

Setelah terlelap beberapa jam..

Aku kembali membuka handphone ku dengan harapan ada notifikasi yang muncul, dengan nama Aksal qihas.

Namun, kenyataan tidak sesusai dengan keinginanku, dia tidak memberi kabar apapun padaku.

Rasa kecewa menyelinap dalam hatiku, aku sangat kecewa pada Aksal.

****

6 bulan setelah kepergian Aksal.

Setelah 6 bulan berlalu, aku tidak lagi melihat Aksal berdiri di hadapanku

Rasa kecewa 6 bulan yang lalu pun belum juga hilang dalam hati, tetapi semakin menjadi jadi dan di tambah dengan rasa khawatir yang menghangat di dalam hati

Mengapa takdir selalu saja menyelipkan kata kepergian dalam cerita hidupku.  Setelah Rafiz pergi, cerita hidupku seperti kehilangan kata katanya untuk di rangkai menjadi sebuah cerita hidup, namun setelah semesta mempertemukan aku dengan Aksal, cerita hidupku seperti kembali mendapatkan kata katanya untuk sampai pada akhir kata tamat.

Alsa&AksalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang