"Alsa, aku akan menjagamu walau ragaku tak kuat untuk itu, aku akan menjagamu sepenuh hatiku, aku akan menjagamu walau aku sudah tak bersanding denganmu, kamu tahu artinya apa? Aku sangat mencintaimu, aku tak peduli ketika kamu tinggalkan ku, aku taakan berhenti untuk mencintai dan menjagamu"
Apakah dia adalah aksal? Tanyaku dalam hati.
"Baiklah Aksal"
Aku rasa hatiku seperti di remas remas dengan perkataan asal barusan, aku takut kalau cinta asal semakin bertambah kepadaku, tetapi aku berniat untuk mengurangi cintaku pada aksal, Tuhan sang pemilik hati, tolong bantu aku.
Aku semakin bimbang dengan perasaan ku, aku mencintai aksal namun juga aku belum bisa melupakan rafiz, sungguh aku sangat bingung, ketika aku telah memutuskan untuk terus mencintai cinta pertamaku, pikiran ku terus saja dipenuhi aksal.
sepanjang jalan aku melihat pemandangan yang tak asing, udara yang dingin serta segar dan motor aksal yang terus melaju dengan kecepatan tinggi, seperti sedang mengejar waktu
"Aksal kenapa dari tadi motor kamu nanjak terus"
Aksal tak menjawab. Iya aku tahu itu kesalahan ku karena bertanya pada aksal yang sedang mengendarai motor. Aku pikir sejak perkataan aksal tadi, semuanya berubah mungkin ia akan berbicara saat sedang mengendarai motor, ternyata tidak
Motor aksal berhenti setelah berbelok ke suatu tempat,
Aku belum tahu tempat yang dimaksud aksal, karena hanya terlihat lampu kerlap kerlip di pepohonan, lampu lampu itu seperti penerang jalan menuju suatu tempat, aku rasa tempat ini sangat romantis bagi pasangan yang sedang saling jatuh cinta
"Kita lewat sini?"
"Iya"Aku dan aksal akhirnya berjalan melewati jalan yang di pinggir pinggir nya berjajar pepohonan yang dihiasi lampu, seperti sedang menyambut kami datang
"Bagus banget tempatnya"
"Iya tau"Tak jauh dari jalan yang dihiasi pepohonan dan lampu korlap kerlip, ada sebuah gedung. Aku rasa gedung itu adalah cafe yang menghadap langsung pada gunung
Aku dan akses masuk ke dalam, saat masuk langsung tercium aroma kopi yang membuat ku langsung memesan nya
"Samain aja sama kamu" Jawab aksal saat aku menanyakan mau minum kopi apa
"Aku langsung keluar, nanti kamu nyusul aja"
Aku mengangguk dan tersenyumMatahari masih belum sepenuhnya muncul ke atas langit, sepertinya ia masih enggan menyapa wajahku yang sudah tersenyum dari tadi. Senyum ku merekah ketika tangan aksal bergerak mencari tanganku, ia hantarkan hangat tangannya yang sedari tadi bertautan dengan tanganku
"Setelah aku memperlihatkan romatis nya senja, sekarang aku juga ingin memperlihatkan bahwa sunrise juga siap ditandingkan romantisnya dengan senja"
Aku tersenyum sambil menyeruput kopi ku
Sungguh kata kata aksal adalah kata kata ringan namun bisa sangat berkesan dalam hatiku
Ketika matahari muncul dengan membawa romantisnya, aku tersenyum memang benar sunrise terasa sangat romantis, apalagi melihatnya sambil berpegangan tangan dengan Aksal
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa&Aksal
Teen Fiction"Alsa, Cinta itu bukan tentang memiliki, tapi tentang membahagiakan, dan dari awal niatku hanya ingin membahagiakanmu bukan memilikimu, oleh karena itu, aku rela jika bahagiamu bukan denganku, aku hanya ingin kamu bahagia, dan aku berjanji akan meng...