bagian 18

56 10 1
                                    

Aku berbalik untuk melihat siapa yang mengagetkan ku

Yang aku dapati adalah seorang perempuan memakai seragam SMP. Ia tersenyum kepada ku, aku membalas senyuman nya

"Eh maaf maksud aku ka alsa" Ucapnya sambil tersenyum canggung
"Ah iya ga apa apa santai aja" Jawabku
"Kenalin aku Sania" Ia mengulurkan tangannya

Pikiranku langsung melayang pada saat Aksal memperkenalkan dunia nya padaku, ia berkata bahwa ia memiliki adik bernama Sania yang dulu bernasib sama seperti dia

"Ka?" Sania melambay lambaykan tangan nya di depan wajahku

"Eh iya?"
"Kenalin, aku Sania adik nya ka aksal"
"Aku alsa,"

Aku menjabat tangannya, terasa lembut seperti tangan aksal

"Aku ke kamar dulu ya"

Aku mengangguk dan tersenyum, lalu aku kembali melihat lihat foto saat aksal masih kecil

"Jangan diliatin terus nanti jatuh cinta"
"Ngga"
"Masa?"
"Aku ga jatuh cinta sama anak ini"
"Tapi sama anak ini" Aksal menunjuk dirinya sendiri

Aku tertawa

"Ngga juga"
"Tapi aku iya"
"Iya apa?"
"Jatuh cinta sama kamu"

Aku dan aksal saling menatap dengan perasaan masing masing, perasaan ku kali ini campur aduk antara bahagia dan rasa bersalah.

"Hey Alsa ayo minum dulu"
"Ah iya bu"

Aku berjalan melewati aksal

••

Aku aksal dan ibunya kali ini sedang berbincang bincang di ruang tamu dan sesekali tertawa karena potret aksal kecil yang masih ompong di album masa kecil aksal

Setelah beberapa jam melihat lihat foto aksal, aksal tertidur di sofa. Aku melihat wajah tulus nya, terlihat sangat manis ketika sedang tertidur.

"Baru kamu"

Ucap ibu aksal

"Hah? Apanya bu?"
"Baru kamu satu satunya wanita yang ada di hatinya"
"Aksal?"
"Iya"

Cukup, semua perkataan ibu aksal membuat rasa bersalahku semakin dalam,

"Aksal itu orangnya kalau udah satu ya satu"
"Dia setia" Dan aku engga (dalam hatiku)

Ibu aksal tersenyum

"Mau bantu ibu masak?"
"Boleh"

Aku dan ibu aksal memasak untuk makan malam nanti

••

"Alsa?"

Aksal sudah bangun dari tidur nya, ia berjalan menuju dapur

"Ooh lagi masak yasudah nanti"
"Apa?"
"Ikut aku"

Aku mengikuti aksal

Ia membawa ku pada balkon atas, sepertinya ia akan membicarakan sesuatu

"Maaf kalau aku terlalu cepat, aku ingin mengatakan nya lagi, aku mencintaimu"
"Aku tau"
"Lalu?"
"Jangan cintai aku"
"Aku tak meminta izin padamu"
"Jadi?"
"Aku akan tetap mencintaimu"

Apakah ini saat nya aku mengatakan bahwa, aku tak pantas untuk dicintai nya. Cinta aksal terlalu tulus untuk perempuan yang mencintai dua insan secara bersamaan.

"Maaf,"

Wajahku tertunduk, aku malu dengan diriku sendiri. Bahkan aku tak pantas untuk bersanding di berdiri di sisinya, cinta yang ia ungkapkan tadi sukses menancapkan anak panah rasa bersalah di hatiku dengan sangat dalam.

Alsa&AksalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang