Bagian 11

122 17 2
                                    

Dibawah guyuran hujan, aku tersenyum tengadah padanya. Pada sang hujan

"Aksal, apakah kamu memiliki alat untuk mendeteksi keberadaanku?" tanya ku pada Aksal. Aksal tertawa mendengar pertanyaanku, "tidak, aku tidak memiliki alat apapun" suara yang sangat ku rindukan itu terdengar merdu di antara alunan gemercik hujan yang deras.

Motor vespa Aksal sudah masuk di halaman rumahku. Ibuku menyuruh Aksal untuk masuk dan ganti baju memakai baju kakak ku, awalnya Aksal tidak mau "aku langsung pulang saja bu" tetapi ibuku memaksa Aksal dan akhirnya dia mau untuk masuk sejenak dan ganti baju.

Entah mengapa, Aksal dan abang terlihat sudah akrab sekali, padahal baru kali ini bertemu

"Alsa, ayo buatkan teh hangat untuk Aksal dan tawarkan juga abangmu" seru ibu padaku, "baik bu" aku langsung berjalan melangkah ke kamar abang dan masuk, ternyata abang dan Aksal tengah asyik bermain gitar "abang mau teh ngga?" kedua lelaki itu langsung menoleh ke arah ku abang mengangguk dan Aksal hanya tersenyum, lalu aku ke dapur dan membuatkan teh untuk mereka berdua dan menyuguhinya

Kebetulan kamar ku dan abang bersebelahan, jadi aku bisa mendengar apa saja yang dibicarakan oleh Aksal dan abang

"kamu siapa nya ade ku?" tanya abang pada Aksal
"teman" jawab Aksal
"tapi kayanya kamu ga satu sekolah sama si alsa ya?"
"iya, memang beda sekolah"
"Lalu kamu kenal adeku darimana?"
"Saat lomba pramuka di sekolahnya, saat itu aku menjadi peserta dan dia panitia"

Tiba tiba ibuku memanggil untuk makan malam "alsaa ayo makan dulu sekalian ajak andre sama Aksal juga" oh ya kalian pasti bertanya tanya siapa andre? Andre adalah kakak ku yang aku panggil abang tepatnya bang andre. "iya baik bu" teriakku agar terdengar oleh ibu

Aku mengetuk pintu kamar abang dan mengajak nya makan malam lalu aku berjalan duluan menuju ruang makan

Aku tidak bilang kalau aku tidak suka Aksal ada di rumah namun, aku sekarang sedang bingung mengapa ayah, ibu dan abang begitu cepat dekat dengan Aksal, padahal baru kali ini mereka bertemu dengan Aksal

Aku ingat dengan rencana ku untuk meminta nomor telfon Aksal agar aku mudah untuk menghubunginya dan kali ini saat yang tepat, ibu dan ayah sedang pergi keluar rumah di rumah tinggal ada aku, Aksal dan abang kami sedang duduk santai di ruang tamu

"Ehm, aksal?"
"Iya?" aksal menoleh ke arah ku
"Aku boleh meminta nomor ponsel mu?"
"Ah tidak tidak, aku yang akan meminta nomor ponsel mu" Jawab Aksal sambil menyodorkan ponselnya
Aku mengambil ponsel Aksal dan mulai mengetik nomer ku

Aku sangat tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan Aksal, jika aku bertanya dia akan menjawab jawaban yang tidak terpikirkan olehku.

Aksal menoleh ke arah jam dinding yang ada di tembok rumah
"Ehm, sebaiknya aku pulang dulu, waktu sudah menunjukan pukul 8"
Abang mengangguk

"Kapan kapan kesini lagi ya bro" teriak abang saat Aksal sudah menaiki motornya
Aksal hanya tersenyum dan mangangguk

****

Aku sudah siap untuk perfi menuju alam mimpi namun tiba tiba handphone ku berbunyi menandakan ada pesan masuk

"Selamat malam Alsa, ini nomor ku Aksal"

Baru saja aku ingin membalas pesannya dia kembali mengirim pesan

"Sudah tidak usah balah pesan ini, tidurlah ini sudah terlalu malam"

Alsa&AksalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang