Aku tidak bingung mengapa Aksal berbicara tidak baku, namun yang aku bingung saat ini adalah, mengapa ia datang dan tiba tiba memelukku seolah ia akan pergi dan meninggalkan pelukan eratnya
"Aksal? Kamu kenapa? "
Ia seperti kebingungan mencari jawaban yang sudah pasti jawabannya ia ketahui
"Aku hanya ingin memelukmu, itu saja"
Bukan. Ia bukan Aksal, Aksal yang ku kenal adalah Aksal yang selalu jujur
"Bibirmu mengatakan itu, namun matamu tak mengatakan hal yang sama Aksal"
Aku tahu ia pasti berbohong. 1 tahun aku mengenalnya, mengenal saat ia sedang berbohong, sedang sedih dan kebingungan. Bukan hal yang sulit untuk mengenal Aksal, ia adalah pribadi yang sederhana namun memiliki banyak makna, semua yang ia lakukan akan memiliki makna yang bisa jadi tidak pernah terpikirkan oleh kita. Dan jangan lupa, ia adalah manusia dengan segala kejutan manisnya
"Aku belum siap mengatakannya padamu Alsa"
Aku semakin bingung, hal apa yang begitu rahasia sampai aku tidak boleh mengetahui nya?
"Apakah ini sangat rahasia?"
"Tidak, sebenarnya bukan rahasia, namun aku hanya tidak siap mengatakannya sekarang. Aku janji akan mengatakannya nanti, saat waktu mengizinkannya"
Aku hanya mengangguk
Aku dan Aksal sama sama diam membisu namun otakku? Otakku bergemuruh dengan pertanyaan pertanyaan yang bersembunyi di dalam nya, tentang mengapa Aksal tak siap mengatakannya sekarang?
"Kenapa kamu tahu aku disini?"
Akhirnya, pertanyaan ku berhasil memecah keheningan antara aku dan Aksal
"Sebelum ke sini aku ke rumahmu"
"Lalu?"
"Ibumu memberi tahu aku kalau anak bungsu nya sedang pergi kesini"
Aku mengangguk tanda mengerti
"Aksal?"
Aku akan menanyakan pertanyaan yang selama ini aku simpan dalam memori otakku. Menunggu waktu yang tepat untuk di tanyakan. Dan sekarang mungkin saat yang tepat
"Hm?"
Ia menjawab diikuti dengan kepalanya yang menengok ke arah ku
"Kamu sudah pergi dari mana selama 6 bulan menghilang?"
Sepertinya Aksal sudah tahu bahwa aku akan tanyakan soal hal itu. Karena ia hanya memperlihatkan wajah datarnya saat aku menanyakan hal itu.
Dia tersenyum. Apakah tersenyum jawabannya?
Biasanya aku rasakan hangat di dalam senyum nya, namun kali ini? Yang kudapati adalah senyum sendu
"Akan kutanyakan sekali lagi Aksal, kamu kenapa?"
Ia menggeleng dengan senyum sendu yang masih melekat di bibirnya,
Oh Tuhan sungguh, senyum yang seperti itu sangat tak pantas berada dalam wajah Aksal yang penuh dengan ketulusan itu,
Jika saja aku bisa mengambil senyum itu, maka akan ku ambil sekarang.
"Bicara Aksal, aku khawatir padamu"
"Tidak Alsa, aku tak apa apa"
Baiklah jika dia memilih bungkam untuk saat ini, aku akan menunggu sampai ia ceritakan semua masalahnya
"Mau bertemu anak anak?"
Setelah mendengar Aksal mengatakan itu, mood ku semakin naik. Ya! Aku sangat senang

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa&Aksal
Teen Fiction"Alsa, Cinta itu bukan tentang memiliki, tapi tentang membahagiakan, dan dari awal niatku hanya ingin membahagiakanmu bukan memilikimu, oleh karena itu, aku rela jika bahagiamu bukan denganku, aku hanya ingin kamu bahagia, dan aku berjanji akan meng...