2 : A Guy

167 15 14
                                    

"Kita mau kemana?" tanya Jaein.

Jaein mengikuti si cowok yang ditemuinya barusan di kantin di hadapan teman-temannya itu, ke belakang gedung sekolah. Jujur, Jaein ga suka kalau diajak ngomong itu harus ke belakang gedung sekolah.

Habisnya bau sampah. Sampah seisi sekolah dikumpul di tempat sampah super gede disini, habis itu baru deh diangkut sama petugas kebersihan kota.

"Ke tempat dimana kita bisa bicara empat mata," kata cowok ini.

"Oohh.." Jaein hanya bisa menjawab dengan pasrah sambil menahan bau sampah di sekitarnya itu.

"Lo inget gue gak?" tanya cowok itu dengan berani.

"Hmmm... Oh.. oh iya! Gue pernah lihat lo, tapi lupa nama lo siapa,"

"Aku pernah satu klub renang sama kamu kan waktu kelas 2? Gue aja masih ingat sama lo. Lo sekarang kelas 12-3, kan? Gue dari kelas 12-1," katanya.

"Oh.. pantes pernah lihat ternyata pernah satu klub terus kelas kita deketan. Tapi gue masih gak ingat nama lo siapa," balas Jaein.

"Kwon Seunghyun. Inget, gak?" ujar cowok yang ternyata bernama Seunghyun ini.

"AH!! ELU!! Inget inget! Terus mau ngomong apa sama gue?" tanya Jaein dengan nada bicara premannya. Maklum, kan mantan. Eh.

"Aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacarku?" kata Seunghyun dengan pedenya.

Hwiyoung yang menguping pembicaraan mereka di balik tempat sampah besar di belakang sekolah tersentak kaget setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh si Seunghyun ini.

"H-hah? Kok tiba-tiba? Padahal gue baru ingat lo siapa, jangan bercanda ah"

"Aku gak bercanda, aku serius. Kamu mau gak jadi pacarku?" lanjutnya.

"Mana bisa gue jawab.."

"Kalau gitu, aku kasih kamu kesempatan berpikir. Sekarang, aku anterin kamu pulang, ya," katanya.

"Hah? Gak usah.." tolak Jaein.

"Gak papa,"

Esoknya di pagi hari..

"Hwiyoung mana sih??! Kok telat??" keluh Jaein. Dia benar-benar kesal karena Hwiyoung yang biasa menjemputnya itu terlambat.

"Paling nge game sampe malam," sela kak Jaeyoon.

"Duh.."

Tok tok

"Ah itu dia!" Jaein membuka pintu, berharap orang yang ada di balik pintu itu Hwiyoung.

"Morning," katanya. Tapi dia bukan Hwiyoung.

"S-seunghyun??" celetukku.

"Berangkat bareng yok," ajaknya dengan motornya yang sudah nangkring di depan pagar rumah Jaein.

"Ah enggak. Gue nunggu Hwiyoung aja, makasih," Jaein menolak.

"Nanti kamu telat lho,"

"Udah lah, ikut aja tuh Jaein," ucap kak Jaeyoon sambil mengiringku dan Seunghyun keluar rumah.

"Ah.. iya..?" akhirnya mau gak mau Jaein harus ikut Seunghyun berangkat bareng ke sekolah.

•••

behind a friendship | hwiyoung (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang