Hwiyoung kembali ke rumah setelah menemui Jaein dengan tubuh yang lesu, namun lega karena berhasil mengatakan yang sebenarnya kepada wanita dambaannya.
"Hei," ujar kak Inseong.
"Hai," balasnya. "Papa mana?"
"Lo yakin mau bicara sama Papa? Dia masih ngambek karena kejadian yang lo kabur dari acara pertemuan waktu itu," kata Inseong.
"Bukan. Gue mau ngomong, kalau gue setuju dengan perjodohannya," kata Hwiyoung.
Inseong membesarkan kedua pupilnya, "Lo.. serius?!?"
Hwiyoung mengangguk mantap.
"Mungkin perlahan-lahan gue bakal suka kok sama Yerim. Gue harus move-on dari Jaein," kata Hwiyoung.
"Aha~! Kalau gitu, lo langsung aja ke ruang kerjanya Papa. Dia ada disitu," balas kak Inseong.
"Oke," Hwiyoungpun melangkahkan kakinya perlahan menaiki tangga ke ruang kerja sang Ayah di lantai 2, dan ia mulai mengatur napasnya untuk mengalihkan konsentrasinya kemudian ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Siapa?" tanya Ayahnya dari dalam ruangan.
Tanpa menjawab, Hwiyoung langsung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
"Kenapa?" tanya Papa.
"Hwiyoung.. mau lanjut perjodohonnya aja deh, Pa," kata Hwiyoung.
Yang awalnya tidak ingin menaruh pandangannya pada anaknya, Papa pun menoleh ke arah Hwiyoung dengan senyum yang sangat lebar.
"Betul??"
Hwiyoung menjawab pertanyaan Papa dengan mengangguk mantap.
"Baiklah, kalau begitu, Papa akan memberitahu Papanya Yerim agar membuat pertemuan lagi. Kali ini kamu beneran harus ikut, lho" kata Papa.
"Baik, Pa," jawab Hwiyoung.
•••
Jaein pulang sendiri ke rumahnya, dia tidak mau dijemput kak Rowoon karena dia ingin sendiri dulu. Dia pulang dalam keadaan lesu, dan masih shock karena kejadian tadi.
Krek
"Kok cepet pulangnya?" tanya kak Jaeyoon.
"Hah?" pekik Jaein. "O—oh.. tadi Hwiyoung mules, sakit perut dianya. Diare kali,"
Kak Jaeyoon hanya mengangguk.
"Jaein, Mama dengar Hwiyoung mau dijodohin ya? Terus habis penamatan dia mau tunangan atau nikah gitu," sahut Mama yang baru saja selesai memasak di dapur.
"O—oh iya, Ma. Tadi dia bilang ke aku sih gitu," jawab Jaein.
"Oh ya? Asik banget, gue penasaran ceweknya kayak apa," sela kak Jaeyoon.
"Kamu sendiri kapan nikahnya, Jaeyoon?" sindir Papa yang sedang membaca koran di sofa sebelah Jaeyoon.
"Belum ada calon, Pa," jawab kak Jaeyoon.
"Kamu mau nikah muda, aja gimana? Sama Rowoon," tawar Mama. "Mama suka sama dia,"
"Hah? Hahaha. Mama ada-ada aja," kata Jaein sambil tersenyum pahit. "Oh ya Ma, aku naik duluan ya, pengen baring."
"Oke,"
Perlahan-lahan, Lee Jaein melangkahkan kakinya menaiki anak-anak tangga satu per satu, hingga akhirnya sampai di kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya, dan melemparkan tasnya begitu saja di lantai. Kemudian, membanting dirinya sendiri ke atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
behind a friendship | hwiyoung (✔️)
FanficKisah cinta itu memang selalu indah, tetapi bagaimana kalau kita menulis kisah cinta itu dengan sahabat sendiri? JANGAN LUPA VOMENT - genre : fan fiction, teen fiction, teen romance, slice of life, school FIRST PUBLISHED IN 2018