21 : Kim Rowoon.

184 8 8
                                    

Hwiyoung menancapkan pedal gas dengan kuat hingga mobil yang ia setiri dan Jaein serta kakaknya tumpangi itu melaju dengan kencang.

"Young.. cepat plis.. gue takut kak Rowoon kenapa-napa.. hiks," ucap Jaein yang terisak-isak.

Jadi, saat Jaeyoon dan Hwiyoung menyelesaikan pembicaraannya tentang Yerim, Jaein ditelepon oleh pihak rumah sakit.

Awalnya ia bingung, karena seharusnya operasinya berlangsung selama 4 jam tapi kenapa ia ditelepon 1 jam sebelum operasi seharusnya selesai?

Namun, Jaein tetap mengangkatnya. Ia hanya mengatakan kata 'Halo' tetapi dengan satu kalimat balasan, ia langsung merasa runtuh. Ya, hanya dengan satu kalimat, 'Tuan Kim Rowoon sedang dalam keadaan kritis'. Kalimat itu membuat Jaein menangis terisak-isak dan meminta Hwiyoung untuk melaju lebih cepat hingga akhirnya sampai di rumah sakit.

Sesampainya di lobi rumah sakit, Jaein bergegas menuruni mobil dan berlari.

"Jaein! Tunggu kakak!" seru Jaeyoon yang ikut berlari mengejar Jaein.

Hwiyoung yang masih di dalam mobil hanya bisa menghela napas dan menyempatkan diri untuk memarkir mobilnya.

Di sisi lain, Jaein berlari kencang di dalam rumah sakit sampai ia ditegur oleh banyak suster. Namun ia tak peduli. Ia menaiki lift sampai ke lantai 6, lantai dimana ruang operasi berada. Ia juga bahkan meninggalkan kak Jaeyoon yang mengejarnya.

"Kak Rowoon.. jangan kak.. aku ga terima kalau kakak.." batinnya.

Ia mencoba mengintip lewat kaca pintu operasi, tetapi tidak bisa. Ingin rasanya ia mendobrak ruang operasi itu kalau saja sang suster tidak menahannya.

"Nona Jaein! Sabar!" ujar suster itu. "Kim Rowoon memang sedang pada masa kritis, tapi mohon jangan ganggu dia. Dokter sedang berusaha untuk menyelamatkannya,"

"Suster.. to-tolong.. selamatkan pacarku.." tangis Jaein denga suara yang parau sambil terisak-isak.

Sembari suster menenangkan Jaein, Jaeyoon dan Hwiyoung menyusul. Dan bahkan dikejutkan dengan kehadiran Chani, Ahyoung, dan Taeyang.

Ahyoung segera memeluk sahabatnya yang sedang menangis hebat saat itu, "Sabar, Jaein.."

"Sus, apa bisa kak Rowoon diselamatkan?" tanya Chani cemas pada sang suster.

"Kami sedang mencoba... Tetapi mungkin karena penyakit gagal jantung yang Rowoon miliki itu jarang ia obati, maka keadaannya cukup parah," jawab si suster pelan agar Jaein tidak mendengarnya. "Operasi tadi hampir saja selesai. Tadi hanya harus dijahit saja, tetapi Rowoon langsung kehilangan tanda-tanda vitalnya. Jadi kami langsung melakukan CPR selagi menyelesaikan operasi. Dan sekarang, ia masih menjalani proses CPR,"

"Buset.. nih suster ngomong paan.." batin Hwiyoung.

"CPRnya sudah berlangsung berapa lama?" tanya Chani.

"15 menit," jawab suster.

"Apa tanda-tanda vitalnya mulai kembai?" tanya Chani lagi.

"Nah itu.. belum," jawab suster.

Tiba-tiba, seseorang berpakaian tosca dengan masker dan penutup kepala keluar dari ruang operasi dengan sedikit bercak darah di bajunya. Bisa ditebak, dia adalah dokter penangan operasi jantung ini.

"Syukurlah, Rowoon telah melewati masa kritisnya. Nadinya kembali berdenyut," ujar si dokter.

Semua orang yang ada di lokasi menghela napas lega, terlebih Jaein.

"Untuk sekarang, biarkan ia sendiri dulu sampai pengaruh biusnya hilang. Kalian bisa menjenguknya di ruang rawat sejam lagi," kata dokter.

"Baiklah.." jawab semua.

behind a friendship | hwiyoung (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang