20 : Lonely

109 8 13
                                    


Sudah malam, tepat pukul 1 malam.

Chanipun juga sudah pulang ke rumahnya. Jaein ditinggal sendiri dengan Rowoon yang masih terbaring koma di kamar besar nan luas ini.

Sepi.

Jaein kesepian. Ia sedang bersama pacarnya, tetapi ia tak bisa berbicara dengannya.

Tadi keluarga Jaein sempat berkunjung sebentar. Dan awalnya Jaeyoon mau mememani Jaein disini, tapi Jaein menolak. Ia ingin berdua dengan kekasihnya saja.

Jaein yang sedang tertidur di sisi bangsal rumah sakit, sambil menggengam erat tangan kekasihnya yang dingin.

Biippp biipp

Jaein membuka matanya setelah mendengar suara.

Biippp biiipp

Jaein segera menegakkan tubuhnya, kemudian tersenyum lebar, "KAKK?!!! OPPA SUDAH BANGUN?"

Ya, Rowoon baru saja siuman dari koma yang berlangsung cukup lama, atau tidak. Rowoon mensenyumi Jaein pelan.

"Tu-tunggu aku panggil suster dulu ya, kak.." ucap Jaein sambil menekan tombol pemanggil staff.

Tak lama kemudian, datang seorang dokter dan satu orang suster.

Dokter langsung memeriksa detak jantung Rowoon dengan stetoskop, lalu memeriksa tekanan darah, dan sebagainya.

"Oh Tuhan, akhirnya kamu bangun juga.. pacarmu dari tadi tidak mau meninggalkanmu," ucap Dokter.

Rowoon melirik ke Jaein, kemudian tersenyum.

"Baiklah, karena kamu baru siuman, jangan banyak gerak dulu, ya.. Istirahat dulu. Nanti jam 8 pagi saya akan mendatangimu lagi," kata dokter.

Rowoon mengangguk pelan.

Dokter dan suster pun meninggalkan ruangan.

Jaein pelan-pelan memeluk Rowoon, "Untung kakak mau bangun,"

Rowoon menepuk-nepuk Jaein pelan, "Ngomong-ngomong, aku koma berapa lama?"

"Ga lama-lama amat, sih.. Sekitar 12 jam?" kata Jaein.

"Terus kamu..? Dari tadi disini? Sejak 12 jam yang lalu..?" tanya Rowoon pelan.

Jaein mengangguk pelan, "Teman-teman juga tadi datang.."

Rowoon menggenggam tangan Jaein dan dielus, "Makasih, mau nungguin aku. Dan maaf, udah bikin kamu khawatir.." paraunya.

Jaein menundukkan kepalanya, "Hiks, untung kakak masih diberi kesempatan untuk hidup.." tangisnya.

Rowoon refleks berusaha untuk duduk karena bingung melihat pacarnya menangis.

"Stop! Kakak ga boleh banyak gerak," tegur Jaein dan menyuruh Rowoon kembali berbaring. "Udah, kakak tidur aja. Sekarang, aku mau kasih tau yang lain kalau kakak udah siuman,"

Ucapan itu, membuat Rowoon dengan masker oksigen itu tersenyum simpul.

Esoknya, jam setengah 8 pagi.

Jaein meremat baju pasien yang Rowoon kenakan, ia ragu ingin mengatakan bahwa Rowoon harus menjalankan operasi hari ini juga.

"Kenapa..?" tanya Rowoon lemah.

Jaein menegakkan tubuhnya, sambil menggenggam tangan Rowoon, "Kak.. kenapa kakak ga pernah bilang sama aku.." lirih Jaein.

"Bi-bilang apa...?" ucap Rowoon terbata-bata.

"Kakak.. gagal jantung.. kan?" tanya Jaein hati-hati.

Rowoon menelan ludahnya, terdiam sebentar. Kemudian ia mulai membuka mulutnya,

behind a friendship | hwiyoung (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang