[rekomendasi sambil mendengarkan instrument destiny of love by Yiruma atau lagu semacam Moonlight Melody RV-For You BTS-Remember SES]
Sepasang kelopak mata terangkat. Pandangan yang awalnya buram dengan mengerjapkan mata beberapa kali menjadi lebih jelas. Ruangan yang tak asing. Penuh piala musik, dan bisa dipastikan jika ia berada di sebuah sofa panjang.
"Jungkook?" suara wanita yang begitu khawatir.
"Miss Wendy?" gumam Jungkook lalu berusaha bangun dibantu Wendy. Ia melihat disekitarnya ada ketiga sahabatnya, juga Hoseok dan seorang wanita yang kabarnya adalah guru music baru di Rkive Musik.
"Kau baik-baik saja? Ada yang sakit?" tanya Yugyeom dengan rasa cemas begitu besar.
"Kalau sakit, akan aku antar pulang," usul Hoseok.
"Tak perlu, bang. Apa kak Chanyeol sudah tau?"
Semua menggelengkan kepala. Semua tau jika Jungkook tak ingin ada yang menghubungi kakaknya atau ia tak akan pernah diijinkan untuk pergi ke studio lagi.
"Aku baik-baik saja. Tak perlu khawatir."
Taeyeon yang sedari tadi diam karena belum terlalu mengenal Avenger memberikan air putih untuk Jungkook. "Minumlah supaya kau merasa lebih baik.
"Terimakasih, Miss...?"
"Taeyeon."
"Terimakasih Miss Taeyeon."
Jungkook meneguk habis segelas air putih yang diberikan untuknya. Ia merasa jauh lebih baik sekarang namun tidak dengan orang-orang di sekitarnya. Bagaimana mereka merasa baik, disaat tepat setelah turun dari taxi, Jungkook segera tak sadarkan diri. Meski mereka sudah dewasa dan cukup nakal, mereka memilih menggunakan alat transportasi umum kemanapun perginya seperti bus dan taxi. Jungkook sudah berkeringat dingin sejak di taxi setelah mereka berlarian. Lalu rasa itu diperkuat dengan wajah sangat pucat dan berakhir dengan tumbangnya sang iron man di dekat gerbang Rkive akademi.
"Kemana bang Namjoon?" tanya Jungkook memecah keheningan.
"Dia sedang bersama murid kami," ucap Taeyeon.
Jungkook menyipitkan mata dengan kerutan di kening. Seperti sedang berpikir. "Apa dia yang bermain piano di ruang yang tak pernah dipakai itu, bang?" tanya Jungkook pada Hoseok.
Hoseok mengangguk. "Kau tau?"
"Aku mengenalnya. Dia Kim Yerim, kan?"
Wajah Jungkook lebih cerah dari biasanya membuat ketiga sahabatnya memandang curiga. Apa yang terjadi pada iron man mereka? Apa sedang jatuh cinta?
"Iya. Kim Yerim. Sejak kapan kau mengenalnya? Maksudku, setauku, anak itu tak pernah bersosialisasi," Taeyeon memberikan keraguan atas pernyataan Jungkook.
Jungkook hanya memberikan senyuman sebagai jawaban atas pertanyaan Taeyeon. Senyuman yang membuat banyak sekali pertanyaan yang bersarang di benak seluruh orang yang berada di ruangan itu.
.
Waktu istirahat telah tiba dan Jungkook sudah mampu melangkahkan kakinya sendiri. Tak merasa lemas walau belum sepenuhnya hilang rasa itu. Jungkook berjalan menuju tempat ia melihat Yerim berlatih piano. Obrolan ringan yang terjadi di malam sebelumnya membuat Jungkook tertarik sekaligus kagum.
"Apa yang membuatmu suka dengan piano?"
"Healing... Suara tuts-tuts itu ketika menjadi sebuah music terdengar sangat menenangkan."
Jungkook tersenyum mengingat jawaban yang Yerim ucapkan.
"Apa keinginan terbesar dalam hidupmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
River Flows In U √
FanfictionPercayalah... ketulusan itu akan memberikan akhir yang indah. Tak selamanya air mata pertanda akhir dari kehidupan, tapi buatlah air mata itu awal dari lembaran baru. Selama nafas masih berhembus, selama itu pula kisah masih berjalan. Tuliskan, tuli...