Kembali lagi menengadah gerbang cinta, menunduk lagi menatap pintu hati, secuil frasa tak sanggup kumaknai dalam lisan biarlah aksara membahasakan rasa.
Kau dan aku membuat janji. Janji yang disepakati guna membuka gerbang menuju jatuh cinta. Setelah gerbang itu terbuka, kau yakinkan dengan cinta agar pintu hati pun turut terbuka.
Rasa untukmu tumbuh. perihal jatuh cinta, aku yakinkan bahwa aku telah jatuh dalam tingkah dan tatap yang kini menggiring luka.
Perihal mencintai, aku yakini hatiku telah tulus tanpa pura-pura. tapi kini malah memapah perih dan Memborong tangis.Kau, sejauh ini masih menjadi sosok yang membuatku hanya mampu merapalkan cinta dalam larik puisi. Meneriakan luka dalam aksara. Dan membahasakan tangis dalam alinea sajak. Bukan karena aku tak mampu melisankan rasa, tapi karena kau telah lebih dulu mencetuskan bahwa cintamu adalah kamuflase untuk mengobati luka masa lalumu.
Hah, aku tertawa dalam linangan cair dari mataku. Mengungkap sesak dalam bait-bait kata. Apalagi yang bisa kulakukan selain mengutukmu dalam frasa.Sekian waktu yang terlewati, kau masih menjadi alasan aku menangis. Kau masih menjadi bagian dari masa lalu yang sulit untuk kulupakan tanpa membawa sesak.
Biarlah, mungkin aku masih membutuhkan banyak waktu untuk melupakan kamuflase mu yang tak berdampak baik bagi hatiku.
Dan aku harap, kau tidak akan menjadi memorabilia bagi semestaku.Angel
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Rasa
Poetry# 1 in kata rindu (01 mar 2019) # 7 in puisirindu (17mar2019) aku, seseorang yang memilih bersembunyi dalam alinea sajak. melukis luka dalam larik-larik puisi dan membias rasa dalam frasa dan kata. -memorabilia bukan karena aku tak mampu melisankan...