Aku masih disini. Menatap awan yang kian menari bersama rotasi. Ditemani desau angin yang membawa lirih suaramu.
Aku masih seperti dulu. Jantungku masih berdetak tak sesuai ritme saat mendengar namamu. Hatiku masih berdesir ketika runguku mencapai suaramu. Rasaku masih utuh walau tertimpa jutaan belati yang menyesakan dada.Maret minggu kedua setelah keputusanku untuk menyerah. Desakan rasa itu kian merembes bersama sisa-sisa kenangan yang terputar dalam memori. Aku disini. menatap nanar pada mereka yang sedang terbuai dalam kisah romansa. Hati menginginkan hal yang sama. tapi hanya kekosongan yang menemani. bersama bayang mu yang ternyata semu. Tak ada lagi tatapanmu yang meneduhkan, yang tersisa hanyalah jiwa kosong yang senang berilusi.
Aku menyerah. Bukan karena tak lagi mencinta. Tapi karena dirinya, seseorang setelahku yang diam-diam kau beri janji yang sama sepertiku. Aku berhenti. Bukan karena rinduku tak bermuara padamu. Tapi karena ada bahagia yang kau janjikan untuknya.
Kuputuskan untuk menyerah padamu. Walau sakit, biarkan luka ini kurawat sendiri. 'Kita' biarlah menjadi petualang yang cukup dikenang.
Tak perlu berjalan seiring. sebab aku cukup meyakini, bahagiamu tak lagi bersamaku.
Cerita ini harus ku selesaikan. Menguncinya disudut hati tergelap Agar sulit untuk kubuka.Hari ini, kusibukan diri agar berdamai dengan hatiku. Menyibak sesak agar luruh bersama air mataku.
Mengarungi hari baru yang tanpa kamu lagi memang sulit. Tapi biarlah ku cukupkan segala perih menjadi peluh untuk mengingat; perjalanan melupakanmu pernah membuatku lelah. Tapi aku mampu.Angel
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Rasa
Poesía# 1 in kata rindu (01 mar 2019) # 7 in puisirindu (17mar2019) aku, seseorang yang memilih bersembunyi dalam alinea sajak. melukis luka dalam larik-larik puisi dan membias rasa dalam frasa dan kata. -memorabilia bukan karena aku tak mampu melisankan...