Tajam. Menancap dalam.
Terhunus oleh ribuan kenangan yang menyesakan.
Kala kesendirian mewakili beragam rasa, memori menyerbu hingga tertikam dalam asa.Sakit. Kala aku tak mampu menepis ribu bayangmu dalam kepala.
Sesak. Kala tangisku tak mampu menghilangkan namamu barang sebentar.Adalah kau, seorang yang begitu ku damba-damba.
Hingga menyakiti pun tak bisa ku anggap salah.
Semua tentangmu, tentang kita.
Masih basah dalam ingatan.
Tak ada niat terbang jauh, yang ada hanyalah tinggal untuk melukai lebih lagi.Tak bisa ku hindari untuk sekedar istirahat. Memori tentang kebersamaan kita terus terputar hingga tersayat dalam nadi.
Tapi tak cukup untuk membunuh raga. Namun mampu mematikan kerja hati.Tiap potong kenangan, adalah pisau yang menghunus tepat di jantung hati.
Menggores harap. Membunuh asa.
Hadirnya menambah kadar empedu. Pahit.Sakit, ini sakit.
Bagaimana kan ku obati, Jika yang melukai adalah memori.
Haruskah ku hilang ingatan dulu?
Jika iya, apa sembuhku tak lagi melukai?Angel
------------------------------------------------------
Ig : @dailysenja
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Rasa
Poetry# 1 in kata rindu (01 mar 2019) # 7 in puisirindu (17mar2019) aku, seseorang yang memilih bersembunyi dalam alinea sajak. melukis luka dalam larik-larik puisi dan membias rasa dalam frasa dan kata. -memorabilia bukan karena aku tak mampu melisankan...