Semilir angin menyapu lembut surai yang ku biarkan tergerai. Menghantarkan aroma malam.
Mendendangkan elegi dalam keheningan.
Tak ada kamu.
Tak ada dekap hangat.
Tak ada tutur lembut.
Tersisa hanyalah dingin. Gigil. Rindu.Peraduan ku lenyap.
Disini hanyalah rembulan dengan sapaan cahaya.
Tiada cinta. Terganti luka.
Tiada senyum. Terganti sembilu.Lama kau tak kembali.
Membenam tanya. Ingatkah?Aku disini, Berteman malam.
Menanti kabar, sapa dan temu.
Tak perduli dingin.
Asal kau disini; Kembali.Menangis. Hanya itu yang bisa kulakukan.
Melayangkan asa. Berharap terbang bersama angin malam.
Menanti dengan tabah.
Melangitkan doa yang kian menambah harap.Bintang disana enggan memberi jawab.
Aku disini enggan menyudahi tanya.
Bila nanti ada pertemuan, bisakah malam berganti hangat?
Tak ingin lagi menahan gigil.
Tapi sungguh tak sanggup menyudahi.Angel
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Rasa
Şiir# 1 in kata rindu (01 mar 2019) # 7 in puisirindu (17mar2019) aku, seseorang yang memilih bersembunyi dalam alinea sajak. melukis luka dalam larik-larik puisi dan membias rasa dalam frasa dan kata. -memorabilia bukan karena aku tak mampu melisankan...