Malam ini aku tak bosan-bosannya melihat keluar jendela.
Melihat langit di kota yang sempit ini.
Kota ini penuh warna. Hingga langit terlihat membosankan.
Tapi dikejauhan sana, ada bulan yang sedang memamerkan cahaya nya.
Sesaat aku terpikir. Apa disana kau juga sedang memandang bulan yang sama sekarang?Aku datang di kota ini, untuk memenuhi mimpiku.
Mimpi yang sejak kecil aku idam-idamkan.
Tapi kota ini memberiku kejutan.
Sebuah pertemuan menjadi bagian cerita ku.
Di kota yang bukan apa-apa ini, kau di pertemukan denganku.
Kota yang monokrom. Tapi berubah menjadi penuh warna yang indah setelah pertemuan itu.
Kau akhirnya menjadi bagian teristimewah bagiku.
Kau menjadi segalanya untukku.Tapi di kemudian hari, kita terpaksa berpisah demi mimpimu. Kau harus pergi ke kota lain untuk melanjutkan studymu.
Awalnya, aku pikir jika kita tak selalu bersama, aku tak akan bisa mempertahankan hubungan ini.
Tapi akhirnya ku coba untuk mengambil jalan ini. Jalan dimana aku tak bisa bertatap muka denganmu.
Hanya mendengar suaramu melalui telepon dan itu tak terlalu sering karena tuntutan tugas dan sebagainya.Waktu berjalan, aku berusaha untuk melakukan semuanya sendiri.
Aku menikmati kesenanganku.
Menikmati perjalananku.
Pergi ke tempat yang ingin aku kunjungi.
Tapi tetap saja selalu ada yang kurang.
Kekosongan itu terlalu nampak.
Bagaimana pun bahagianya aku, tetap saja terasa ada yang kurang.
Sebab aku menemukan kau tak disisi.Aku selalu merindukanmu.
Ketika aku menutup mata, senyummu terlihat nyata.
Suaramu terdengar jelas.
Aku ingin menemuimu.
Lalu memberikan pelukan yang ingin kau peluk.Disana, bulan terus menerangiku dengan cahaya yang dingin.
Seperti mengejek.
Netraku hanya tertuju pada rembulan.
Ternyata menanti sangatlah menyedihkan.
Aku harus mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu.
Dan itu adalah cara kita untuk memilih jalan selanjutnya.Angel💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Rasa
Poetry# 1 in kata rindu (01 mar 2019) # 7 in puisirindu (17mar2019) aku, seseorang yang memilih bersembunyi dalam alinea sajak. melukis luka dalam larik-larik puisi dan membias rasa dalam frasa dan kata. -memorabilia bukan karena aku tak mampu melisankan...