02

18.8K 2.5K 1.2K
                                    

BAB 2

"You only live once"

🌸

"Bella? You okay?"

Ekspresi murung Arabella Haruka terlihat jelas di mata Mr. Wang, asisten pribadinya. Pria berumur 43 tahun itu sangat paham bahwa gadis yang sudah ia temani selama 6 tahun itu masih tidak terima dengan perjodohan yang dilakukan orangtuanya kepadanya. Mr. Wang ikut sedih. Apalagi, Bella sudah dianggapnya seperti anak sendiri.

"As you see Mr. Wang. Aku sama sekali masih enggak bisa nerima ini semua. Cowok itu bahkan jauh lebih buruk dari semua cowok nakal di dunia ini. I want to punch his face right now. Ugh. So annoying." Gadis yang dipanggil Bella itu malah jadi emosi.

Mr. Wang menghela napas. Ya mau bagaimana lagi. Ini sudah keputusan bulat dari majikannya, dan Mr. Wang tidak bisa melakukan apa-apa.

"Cheer up, Nona muda. Saya enggak bisa nganter kamu ke sekolah kalau penampilan kamu kayak gitu," kata Mr. Wang sebelum mobil yang ditumpangi Bella terparkir rapi.

Bella akhirnya menarik senyumnya walau terpaksa sembari merapikan rambutnya. Sebelum benar-benar turun dari mobil mewahnya, ia harus memastikan kalau penampilannya sudah rapi.

"Mr. Wang," panggil Bella dengan nada khas. Kalau sudah memanggil seperti itu, berarti Mr. Wang harus menilai penampilan Bella.

"Good. You look pretty."

Bella tersenyum lalu pintu mobil dibukakan oleh pengawalnya. "Mr. Wang saranghae!" gadis kecil itu mengerling sambil menunjukkan ibu jari dan jari telunjuknya yang menyatu membentuk hati.

Bella pun keluar dari mobil dan menunggu sampai mobil Mr. Wang pergi. Padahal, kalau orangtuanya tahu, Mr. Wang bisa dimarahi. Sebab di dalam kontrak, pria itu harus menjaga dan menemani Bella selama 24 jam.

Tapi sejak masuk SMA kemarin, Bella memohon agar Mr. Wang mengerti dirinya. Bella merasa sudah bisa menjaga diri dan tidak perlu ditemani kemana-mana lagi. Semua itu berawal dari hari pertama masuk sekolah, semua mata tertuju padanya karena pengawalnya ada dimana-mana. Hal itu jelas membuat Bella sangat tidak nyaman karena semuanya jadi segan menemani Bella.

Yah, salah Bella sendiri sih. Tuan Haruka tadinya ingin memasukkan Bella ke sekolah internasional dengan fasilitas elit dan muridnya bukan dari orang-orang biasa. Tapi Bella menolak dan bersikeras harus sekolah di tempat yang ia mau. Ia ingin keluar dari zona nyaman yang membuat dirinya tidak bisa melihat dunia.

Bella ingin diperlakukan layaknya orang biasa. Tidak memandang betapa kaya dirinya, betapa glamor penampilannya atau seberapa besar pengaruh keluarganya. Bella hanya ingin menjalani hidup yang tenang.

Baru saja ia hendak melangkah ke areal sekolah, suara motor dengan knalpot racing menderu membuat orang-orang yang tengah berjalan langsung menyingkir untuk memberikan jalan pada si empunya motor.

Seperti biasa, Bella langsung berbalik badan. Dengan cepat ia menyambar cermin di saku kemejanya yang selalu ia bawa kemana-mana, lalu tangannya yang lain merogoh liptint dari saku roknya. Ia langsung memoles bibirnya dengan satu polesan tipis lalu mengatup-ngatupkan bibirnya agar liptint yang ia kenakan tampak lebih natural.

Setelah semua sempurna, Bella menyibakkan rambutnya ke belakang. Seperti adegan di drama Korea, Bella dengan penuh percaya diri, melangkah melewati orang-orang disekitarnya. Wajah murungnya berubah jadi semangat karena orang yang ditaksirnya baru saja datang.

Ia melambatkan langkahnya sembari menunggu cowok itu selesai memarkirkan motor. Tali tasnya ia genggam erat karena jantungnya sudah tidak karuan. Ia hendak melirik lagi namun ternyata cowok dengan mata tajam itu kini berjalan tepat di belakangnya. Bella makin semangat.

My Angelic BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang