[challange; CAPSLOCK + KASIH EMOT 💜 DI SETIAP KOMENTAR KALIAN]
🍃
BAB 12
Baby, I'm the kind of guy who can appreciate a girl as amazing as you. I can be anything you want girl, I'll be your best friend. But most of all, I'll be your love.
🌸
Hari Minggu ini, mansion keluarga Neredith benar-benar penuh dengan presensi orang-orang golongan atas. Bisa dilihat dari mobil-mobil mewah bahkan Limousine yang terparkir rapi secara berjejer di halaman dan orang-orang yang datang ke acara pertunangan ini tidak main-main penampilannya.
Ballroom itu tampak ramai dengan segelintir orang yang membentuk kelompok di meja bulat beralaskan kain putih dengan kudapan dan minuman di atasnya. Lagu-lagu romansa tak berhenti dinyanyikan. Beberapa orang tertawa, ikut bernyanyi, bahkan berdansa. Juga ada beberapa orang mengambil ruang sendiri, melentingkan gelas kaca mereka lalu meminumnya.
Dan tak lupa juga, ada sekumpulan anak muda yang bertingkah konyol di sudut sana. Mereka membuat lomba minum dan makan. Tawa mereka sangat keras, namun entah kenapa tak mengundang begitu banyak perhatian. Mungkin karena orang-orang kelas atas tidak mau membuang waktu mereka dengan melihat hal tak berguna.
Begitu suasana yang tergambar jelas dalam otak Bella sekarang.
Menghela napas, gadis itu kini melirik jari manisnya di tangan sebelah kanan. Cincin emas putih dengan mata berlian kecil tersemat indah di jari lentiknya. Ini semua masih seperti mimpi. Sejujurnya bertunangan di umur 15 tahun masih belum bisa diterima akalnya.
"Hei sori lama."
Bella menoleh ke belakang, mendapati Jimin yang muncul kembali setelah ia diajak bicara oleh beberapa orang dari perusahaan lain tadi. Oh Tuhan, benarkah laki-laki ini adalah tunangannya sekarang?
"Mau gue kenalin ke temen-temen gue, nggak?" tanya Jimin kemudian. Sementara Bella menaikkan alisnya, tangan Jimin menunjuk beberapa orang di sudut lalu berkata, "itu. Kelihatan, nggak?"
Bella mengikuti arah tangan Jimin. Matanya nyaris melotot kemudian diganti dengan ringisan geli setelah mengetahui fakta kalau orang-orang aneh yang gelak tawanya sangat bising tadi adalah teman-teman Jimin. "Pantes," gumam gadis itu.
"Kenapa?"
"Sama-sama nggak waras kek lu. Lo lihat nggak mereka lagi apa itu?" Bella memutar matanya melihat kelakuan teman-teman Jimin yang kini mencampur adukkan segala jenis minuman ke dalam satu gelas lalu berteriak "Minum! Minum! Minum!". Sama sekali tidak menggambarkan citra orang dewasa.
Jimin tertawa lepas lalu menarik tangan Bella tanpa aba-aba, membawa gadis itu ke teman-temannya. "Mohon perhatian Bapaknya, tolong hentikan ketololan kalian sebentar aja. Jangan bikin gue malu dong bangsat."
"Aduh, mulutnya Tuan Muda nggak pernah disekolahin ini ya?" sahut Hoseok langsung yang dibalas oleh pelototan Jimin.
"Waduwww... ada ibu negara.. ibu negara, diem woi," celetuk Jungkook menyikut lengan temannya yang lain sembari meletakkan gelas di atas meja.
"Minta disumpal sepatu gue banget nih temen lo?" sindir Bella memalingkan wajah ke arah Jimin dengan senyuman penuh arti. Ibu Negara apanya? Memangnya dia sudah menikah dengan Jimin?
Mendengar itu, yang lain tertawa lalu menggibahi Jungkook dengan omelan kecil-kecilan. "Sumpal aja sumpal! Huu.. emang babi si Marjuki ini."
"Sensian ya.. pantes Jimin suka," celetuk Jungkook lagi. Bukan Bella yang menyahut sekarang tapi Jimin. Cowok bertuxedo putih itu menendang tulang kering Jungkook lalu melayangkan tatapan, yang artinya kurang lebih bisa-diem-nggak-lu-anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angelic Boyfriend
Fanfiction[PARK JIMIN FANFICTION | MY BOYFRIEND SERIES 4] [Tersedia di Gramedia] Arzaylea Josephine dan Arabella Haruka. Dua perempuan yang harus berurusan dengan Jimin Neredith Park, si pewaris perusahaan Neredith Group yang dijuluki sebagai "Hot Casanova"...