19

8.2K 1.7K 896
                                    

⚠️❗️❗️ANY GUY, THIS CHAPTER HAS 3K WORDS. 1K VOTES AND 1K COMMENTS FOR NEXT CHAPTER. BYE.

🧸🧸🧸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧸🧸🧸

BAB 19

"Since you've been around I smile a lot more than I use to"

🌸

Jimin terlihat marah. Tentu saja. Selama perjalanan pulang, lelaki itu tidak bicara setelah mengatakan kalau bercak merah pada lehernya disebabkan oleh penyakit siput gila—tentu Arabella tidak percaya dan tak mau bertanya lebih jauh. Jawaban waras apa yang gadis itu harapkan pada lelaki setengah sinting seperti Jimin? Lagi pula penyakit siput gila memang terlihat cocok untuk cowok itu. Iris Jimin menatap lurus dengan bibir terkatup rapat. Dia seperti singa kelaparan yang siap menerkam siapa saja tanpa segan. Sial. Mengerikan sekali melihat Jimin dengan tampang serius seperti ini.

"Masuk sana."

Suara datar Jimin memecah hening tatkala mobil berhenti di depan lobby mansion keluarga Haruka. Alih-alih keluar dari mobil, Bella malah melirik Jimin setelah mendengarnya berkata seperti itu.

"Lo marah?" tanya Bella.

"Nggak." Jimin masih menatap lurus, tidak sedikitpun melirik Bella.

Gadis itu malah semakin mendesak, "Lo marah, kan?"

"Pikir sendiri."

Astaga. Bella gemas sendiri. Dirinya tidak pernah mengira Jimin akan seserius ini kalau marah. Bella lantas menghembuskan napas keras-keras. Ia membuka pintu mobil dan menutupnya dengan bantingan kuat. Dasar sialan.

Apa sih yang salah dengannya? Harusnya Bella yang marah di sini. Sudah tidak dijemput, kehujanan, dan Jimin bahkan tidak mengucapkan apa-apa ketika mobilnya melesat pergi meninggalkan Bella yang melongo sendiri di lobby mansion dengan wajah super masam. Tetapi gadis itu hanya bisa mengepalkan tangan, memacu langkah masuk ke dalam mansion megahnya.

✨🌙✨

Tempat pemberhentian Jimin selanjutnya bukan club, bar, atau tempat sejenis yang bisa menghambur-hamburkan uang dan melakukan dosa. Tebak dimana.

Kamar berukuran 20 meter persegi yang rapi, wangi, punya sirkulasi udara yang lancar, bersih dan semua barang teratur pada tempatnya.

"Kamar lo banyak buku banget sih, nyet! Ini lo baca semua?"

Tapi dengan semua kenyamanan itu, tetap saja Tuan Muda Neredith ini melontarkan protes yang sudah seperti password ketika dirinya masuk ke kamar Namjoon sejak mereka kenal dari SMA, dan tidak pernah berubah. Namjoon bahkan sudah hapal mati kalimat yang diucapkan temannya itu.

My Angelic BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang