23

12.5K 1.3K 910
                                    

BAB TERAKHIR DI WATTPAD

"Dear heart, so there's this guy that you want me to like but I don't want to

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dear heart, so there's this guy that you want me to like but I don't want to. So you can please stop beating so fast when he comes by"



Suasana kafetaria hari ini sedang ricuh, membuat Lea agak terganggu dengan keributan orang-orang yang mengobrol keras di sekelilingnya, juga aroma makanan yang membuat perut kosong gadis itu bereaksi. Dia tidak sempat sarapan tadi pagi karena harus mengurus adiknya yang tiba-tiba sakit demam. Mungkin akibat kemarin main futsal dan pulang ke rumah dengan keadaan basah kuyub. 

Menarik napas dan mengedarkan pandangan untuk mencari target makan siang, iris mata Lea malah jatuh pada seorang cowok yang sedang duduk beberapa meja di depannya, memakan burger sambil sesekali membaca bukunya. Buru-buru Lea mengalihkan mata saat cowok itu mengangkat wajahnya, sadar ditatap. Lea langsung pergi menjauh, menghampiri konter makanan secara asal, menghindari kontak mata dengan sahabat yang sudah 20 tahun hidup bersamanya itu.

Semenjak kejadian Luhan marah, mereka tidak berbicara lagi. Sama sekali. Tidak ada lagi celotehan panjang lebar tentang kisah hari ini, tidak ada lagi omelan kalau dirinya sembarangan masuk ke kamar cowok itu, dan tidak ada lagi Luhan yang sering mengantar masakan sisa ke rumahnya. Semuanya menghilang. Dua anak manusia itu kini seperti orang asing yang tidak mengenal satu sama lain. Bahkan Lea sudah mendapat seribu pertanyaan "Lo berantem sama Luhan?" hari ini dari teman-teman kampusnya, karena dia tidak bersama dengan cowok itu.

Sepi rasanya. Tidak ada teman mengobrol dan bercanda lagi. Hubungan persahabatan selama 20 tahun itu lenyap bagai di telan bumi. Memang benar kata orang, perempuan dan laki-laki itu tidak bisa berteman, ya.

"Kak Lea!"

Seruan dari seorang gadis berambut pendek sebahu membuat Lea menoleh. Ternyata ada adik tingkatnya setahun dibawahnya, sekaligus teman satu organisasinya di Senat Mahasiswa. "Eh, hai Joy. Kenapa?"

"LPJ baksos di Lombok tahun lalu diminta kak Kris. File-nya masih ada sama lo kan, kak?"

"Oh, iya. Mau diprint apa gue kirim email aja?"

"Email aja. Ke email kak Kris langsung ya."

"Oke oke, sip." Lea mengacungkan ibu jarinya.

"Btw, lo sendirian aja, kak? Biasanya nempel mulu sama..." Joy melirik ke arah lain, memajukan dagunya menunjuk Luhan di sana. Lea menghela napas. Joy adalah orang kesejuta yang bertanya.

Alih-alih menjawab, Lea malah menyahut mengalihkan topik, "Gue denger-denger lo baru jadian?"

"Hah, siapa yang bilang?" Joy mengerutkan kening, merasa tidak begitu.

"Adalah, orang. Siapa namanya?"

"Yaelah, mana ada kak. Gue nggak demen sama anak kuliahan."

"Jadi? Suka anak kedinasan, ya?"

My Angelic BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang