Tentang Seorang yang Terpilih

346 13 2
                                    

Kaulah itu. Insan yang diciptakan dengan komposisi yang sama denganku-tak sempurna. Tapi bagiku, kau bahkan lebih sempurna dari senja yang dinanti-nanti kemunculannya ditiap petang.

Aku tak tau lagi bagaimana melukismu dalam diksi. Kau sungguh nikmat Tuhan yang istimewah.
Aku tak kuasa lagi mengaksarakan kekaguman. Kau sungguh membuatku lemah untuk sekedar menulis bait rasa.
Aku seolah terhipnotis dalam hitam legam matamu yang kutatap. Membuat netraku tak sanggup berpaling. membuatku tenggelam dalam rotasi linimasa yang ku ciptakan dalam prosa.

Tapi kesenduan masih bermuara dalam jiwa. Sebab kau yang terpilih tak memilih balik. Kau bahkan enggan tuk mengetahui bahwa disini ada hati yang bermohon pada pencipta untuk dibersatukan. Ada rasa yang mengharap pada semesta agar terbalas.

Aku meratap. Melirihkan sebuah ucap membahasakan pinta; 'Tuhan, aku ingin dia' bisakah kau dengar, lirih suara itu mengiba. Agar kau menyudahi ketidaktahuanmu tentangku segera.
Gemuruh didadaku semakin kuat. Menyisihkan sesak yang teramat menyiksa.
Tapi kosong. Rasaku untukmu mungkin hanyalah sebuah implikasi dari keterkaguman sesaat bagi semesta. Hatimu terlalu sulit digerakan untuk bermuara di hatiku.
Lalu harus ku apakan perasaan ini jika semesta tak mempercayai bahwa rasa ini benar cinta. Aku bahkan telah berteman dengan gerimis sejak rasa ini ada.

Aksara ini tercipta karenamu. Alinea ini berisikan tentangmu; seorang yang hatiku pilih untuk melabuhkan rasa. Sajak-sajak ini berisikan segelintir perasaan yang kerap kecewa pada semesta. Bisakah kau pahami; perasaan yang tertulis, tanpa memandangnya sebagai sebuah kiasan belaka?

Angel

Memoar RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang