satu

9.7K 384 4
                                    

Kriiing kriiing kriiing

Alaram pada jam beker ku berbunyi,aku segera mengambilnya yang berada di nakas samping ranjang tidurku untuk ku matikan,aku melihat jam beker ku menunjukan pukul setengah enam pagi,aku segera bangun dari posisi tidurku,sesekali tanganku meraba-raba nakasku untuk mencari kacamata minus ku,setelah dapat aku segera memakainya.

Penglihatanku kini sudah jelas,aku pun bergegas bangun untuk menuju kamar mandi yang berada di kamarku.
Hanya butuh 30 menit aku selesai dalam rutinitas mandi ku.
Dan segera berpakaian,aku memilih kaos oblong berwarna hitam dan celana panjang berbahan katun yang berwarna sama dengan kaos ku,lalu aku mengambil cardigan berwarna coklat tua. Tampak gelap bukan? Ya itulah caraku berpakaian,hampir semua baju ku berwarna tua atau gelap,karna aku tida percaya diri dengan bentuk tubuhku yang terbilang gemuk ini.

Meski kadang keluarga ku sendiri bilang aku bertubuh ideal. Mungkin mereka berbohong agar aku bisa tetap percaya diri.gapi tidak dengan teman-teman kampusku,mereka sering membully ku,memanggilku dengan sebutan 'bunda'. Bukan,bukan bunda layaknya panggilan untuk seorang ibu dari anaknya. Mereka memanggilku bunda lebih tepatnya 'bun' yang kepanjangan sebenarnya adalah 'BUNTALAN'.

Hei. Siapa yang tidak suka di panggil seperti itu,tapi aku sadar diri badanku yang melebihi batas ini adalah alasan mereka memanggilku buntalan atau bunda . dan lebih mirisnya lagi,panggilan itu juga di ucapkan dengan noval,pria yang aku sukai selama ini.
Kalian tau tidak? Bahkan terkadang mereka memanggilku dengan sebutan si MATA EMPAT.

Yaps karna aku berkacamata,aku memakai alat bantu penglihat itu sejak duduk di bangku 5 SD,sampai saat ini di saat aku sudah beranjak dewasa.

Oh ya apa aku sudah memperkenalkan namaku?? Aku rasa belum,baiklah nama ku gendis aurora,orang dekat ku biasa memanggilku dengan sebutan rora atau rara, aku anak ke 3 dari 3 bersaudara, jadi artinya aku anak bungsu,tapi tidak dengan yang orang bilang,anak bungsu itu di manja, no itu salah.
Ayah dan ibuku,lebih terbilang tegas pada anak-anaknya.
Begitu pula denganku.
Mereka selalu memberi batas waktu di saat kami sebagai anaknya bermain keluar, sampai jam 7 malam,batas maksimal,dan kami semua harus sudah berada di dalam rumah.

Tapi semenjak kedua kaka ku menikah,peraturan itu tidak berlaku lagi pada mereka,tapi tetap peraturan itu masih berlaku untukku.

Kalau harus menceritakan kedua kakaku,fisik kami bertiga sangat beda.
Mereka memiliki tubuh bak super model.
Berlawanan dengan ku,yang memiliki tubuh super big.

Mereka semua memiliki rambut lurus hitam lebat,sedangkan aku memiliki rambut hitam bergelombang.
Kadang aku heran apa aku anak angkat ibu dan ayahku??? Mengapa aku berbeda dengan mereka????

Sering aku bertanya dengan ibu ku tentang hal ini. Tapi ibu ku hanya membalas dengan gerakan marah lalu berkata "bukan karna kamu anak angkat,hanya saja kamu tidak bisa merawat tubuhmu seperti kaka-kakamu".

Mungkin benar juga kata ibuku,tapi sungguh aku pernah mencoba untuk diet dan fitnes.tapi setelah itu aku sakit selama dua minggu dan di rawat karna kekurangan gizi dan protein. Semenjak itu aku tidak ingin diet lagi sampai sekarang.
Aku tidak pernah menjaga porsi Makan ku.dan tidak memasang waktu,jam berapa pun aku lapar,aku akan makan. mungkin itu alasanku kenapa aku semakin gemuk. Stop dengan cerita fisik ku.

Aku harus segera berangkat.karna ini sudah jam 7,aku segera keluar kamarku yang sebelumnya sudah ku poleskan bedak tipis dan lipstik pada wajahku,agar tidak terlihat pucat.
Aku segera ke ruang makan. Aku melihat ayah dan ibu ku sidang menungguku di meja makan.

"Pagi bu,pagi ayah" sapa ku kepada mereka.

"Pagi sayang" jawab mereka serempak.

"Ayo makan,rora sudah disini" ujar ayahku,yang langsung melipat koran yang tadi ia baca dan meletakannya di bangku kosong di meja makan.

Aku menatap heran pada sarapan pagi ini.
Tepatnya di piring ku.hanya ada dua lembar roti tawar yang di tumpuk dan berisi keju lembaran, serta sgelas susu di samping piring ku.

"Ibu,apa ini?" tanyaku seraya menatap ibu heran.

"Apa?" tanya ibu balik.

"Ibu mana nasi goreng ku? Apa ibu tidak membuatkan aku nasi goreng seperti ayah?" tanyaku lagi.

Ayah dan ibu saling menatap,lalu melempar senyum padaku.

"Nak,sarapan pagi mu cukup itu saja" ujar ibu.

"Kenapa?" tanyaku semakin penasaran.

"Kau kan yang bilang sendiri,kalau kamu mau kurus seperti kedua kakaku,maka dari itu jaga porsi makanmu" ungkap ibu menjelaskan

"Tapi ibu yang benar saja? apa aku hisa melewatkan hariku hanya dengan sarapan ini?" tanya ku pada ibu dengan wajah lesu.

"Rora.kamu harus diet,liat tuh badanmu,kadang ibu mu ini kesusahan mencari baju untukmu" gumam ayahku yang menatap lurus ke wajahku.

aku menghelaa nafas panjang.

"Baiklah,tapi jangan salahkan aku,bila kalian akan mendengar kabar kalau aku pingsan,dan di bawah ke rumah sakit karna kekurangan makanan" ujarku seraya meneguk susu ku.

Ibu dan ayahku terkekeh mendengarku.

Beberapa menit kemudian aku sudah selesai menghabiskan sarapan ku,aku bergegas pergi tidak lupa mengecup tangan ayah dan ibuku.

Aku baru ingat jam 8 aku ada kelas.dan sekarang jam setengah 8, aku harus cepat sampai ke kampusku,karna dosennya yang killer yang membuat aku bergidik bila membayangkan kalau aku sampai di hukum.

Tidak ada taxi atau angkutan umum lainnya,hanya ada ojeg di pangkalan,akhirnya dengan terpaksa aku memanggilnya,tampak mereka semua enggan,tapi akhirnya satu dari mereka menghampiriku dengan menjalankan motornya ke arahku.

"kemana mba?" tanyanya

"Ke kampus ---- ya pak" ujarku.

"Ih boleh mba,tapu bayarnya dobel ya"

"Ko dobel sih pak?".

"Iyalah kan mba naiknya kaya dua orang" ujar tukang ojeg,aku mencibirkan bibirku,

"Okelah kalau gitu" aku pun segera naik.

Tapi tidak bertahan lama,setengah perjalanan,motor berhenti.

"Ada apa pak?" tanyaku.

"Bannya kempes mba, aduh kayanya beban belakang terlalu berat" ungkapnya tanpa pikir panjang.

Aku pun turun

"Cari kendaraan yang lain aja ya mba,saya mau tambal ban dulu,gak usah di bayar" ujarnya lalu pergi meninggalkanku

Lalu aku bagaimana?,aku semakin gelisah saat melihat jam tangan ku yang sudah menunjukkan 07:50.
Sedangkan menuju kampusku masih sekitar 500meter lagi dari tempatku berdiri.

Aku mendekatkan diri untuk berlari agar tidak terlambat,aku terus berlari meski jujur aku sudah tidak kuat lagi.nafasku pun sudah satu,satu.

Tak jarang banyak orang yang memberi ku semangat dan menertawakan ku.,aku jadi merasa sedang lomba lari kalau gini,
Dan sampai akhirnya aku sampai di depan gerbang,aku segera masuk menuju kelasku,dan....

Telat.. Aku sudah telat, dosen galak itu sudah ada di dalam kelas dan sedang menerangkan.
Lalu kalau begini bagaimana? Aku bolos di pelajaran ini? atau aku masuk? Akhirnya aku mengambil keputusan yang kedua.

Tok tok tok

Pintu pun terbuka.
Tampak wanita berbadan gempal dan berwajah angkuh menatapku.

"Maaf bu aku ke_kesiangan" suaraku terdengar gugup.
Wanita itu menatapku tajam. Matanya memerah seperti menahan marah.

"Kau......"  ujar wanita itu seraya menunjukan telunjuknya ke tepat di depan wajahku.

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang