Extra Part

6.1K 305 49
                                    

Hembusan angin terasa dingin di permukaan kulitku.
Ku peluk diriku sendiri mencoba memberi kehangatan. Mataku terlalu larut pada pemandangan terbenamnya matahari, sehingga tak menyadari seseorang datang. Lingkaran tangan yang memelukku dari belakang seraya mengelus perut buncit ku, mengejutkan ku. Ku tolehkan wajahku pada tersangka yang sudah menggangguku.
Derren tersenyum padaku, kecupannya mendarat pada pelipisku.

"Bagaimana kabar jagoan kecil kita?" tanyanya menatapku penuh cinta. Aku tersenyum singkat mendengar ucapannya.

"Dia semakin aktif, aku rasa cita-citanya ingin menjadi pemain bola." Derren terkekeh mendengarku.

"Sudah petang, ayo masuk! Aku tak ingin udara dingin ini membuatmu dan anak kita sakit." aku mengangguk kecil, Derren membawaku masuk kedalam.

Aku kira cerita ku dan Derren telah selesai. Setalah aku memutuskan untuk pergi dari kehidupan Derren, dan membuka hati ku untuk Rio. Tapi takdir berkata lain. Aku kembali bersamanya saat ku lihat perjuangan Derren untuk mendapatkan ku sangat besar.

Flashback*

aku menggeram kecil saat melihat ruangan Kerjaku penuh dengan berbagai macam bunga. Sejak kapan taman kota pindah ke ruanganku?

"Jono!" teriakku pada salah satu office boy disana. Ku lihat Jono berlari tergopoh-gopoh menghampiriku.
"Siapa yang simpen ini semua di ruangan saya?" Jono menunduk kaku, seakan takut melihat kemarahan ku. Ku tarik nafas dalam, mencoba untuk tenang dan mengendalikan emosiku.

"Jono, bunga-bunga ini kenapa bisa ada diruangan saya?" tanyaku merendahkan nada suaraku. Jono menegakkan kepalanya menatapku segan. Kemudian ke.bali menundukkan kepalanya.

"Pak Derren bu, katanya pak Derren mau kasih kejutan buat ibu. Saya cuma bantu angkatin bunga-bunganya aja bu." ucapnya, masih dengan kepala menunduk.

Sudah bisa ku tebak, Derren_lah dalang Dari semua ini, entah keberapa kalinya, Derren memberi kejutan padaku, yang menurut ku sangat romantis. tapi belum bisa meluluhkan hatiku. Aku  menyuruh Jono untuk pergi dan melanjutkan pekerjaannya. kembali masuk ruangan dan menutup pintu. Aku ingin tahu, kejutan apa yang Derren kasih untukku? Hanya bunga? itu tidak mungkin bukan.
Aku langkahkah kakiku kepada bunga pertama yang berbaris rapih sampai ke meja kerjaku.

Di dalam pot bunga itu, ada sebuah kertas kecil, ku ambil kertas itu, ternyata merupakan sebuah seketsa wajah seorang wanita. Aku mengrenyit tak mengerti. Merasa tak mendapatkan jawaban apa pun, ku lanjutkan menuju bunga yang kedua. Disana juga ada sebuah kertas kecil bergambar seketsa wajah pria. aku semakin tidak mengerti, ku langkahkan kakiku menuju pot ke tiga, ku ambil kertas kecil disana. Ada gambar tanda panah. Yang artinya aku harus ambil kertas pada pot ke empat, aku kembali maju menuju pot ke empat, yaitu pot terakhir. Tapi kali ini bukan kertas, melainkan kaset CD yang di sampul rapi, disana tertulis. "silahkan di lihat." rasa penasaranku semakin menjadi. Ku masukkan kaset itu pada laptopku. aku ingin segera melihatnya. menit pertama, hanya terisi dengan video kebersamaan ku dan Derren waktu dulu. Selang beberapa lama. Muncullah video seseorang sedang melukis, wajah-wajah yang terlukis itu sungguh membuatku kagum, pasalnya orang itu melukis wajahku dan Derren. tidak berapa lama video itu mati, aku kira hanya sampai disitu, tapi selanjutnya sebuah foto bunga dengan kertas kecil berisikan tulisan "silahkan temukan sesuatu disini." yang letaknya persis di meja kerjaku. Ku telusuri meja kerjaku, dan benar saja. Bunga itu benar-benar terletak di meja ku.

Derren Benar-benar Niat memberi Kejutan untukku.
Ku ambil bunga itu, ada sebuah kertas kecil yang berisi catatan. Aku kira catatan itu sama dengan catatan di foto tadi. Ternyata berbeda disana bertuliskan "lihat laci meja mu."

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang