empat belas

3.3K 262 2
                                    


Happy reading..


"Iibbuuuuu aku berhasil" teriak ku sembari loncat-loncat di atas kasur, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari arah tangga. Tak lama ibu dan bi idah datang dengan tergopoh-gopoh. Aku hanya tertawa melihat kelakuan mereka.

"Adah...apa nak" tanya ibu dengan nafas tersengal.

"Ibu lihat" aku loncat dari atas kasur. Dan kembali menimbang berat badanku. Berat badanku turun 18kg. Tidak banyak memang,tapi aku bersyukur. Karna ini adalah hari ke 40,dan aku sudah berhasil menurunkan berat badanku sebanyak 18kg.

"Karna itu?" tanya ibu menatap ku tidak percaya,aku mengangguk pasti. Ibu memugarkan kedua bola matanya. "Kan ibu sudah bilang,kau itu sudah sedikit kurusan sekarang"

"Hanya sedikit?" tanya ku memastikan.

"Kalau mau banyak dietnya yang benar" ibu langsung kembali keluar dari kamar ku. Hanya tersisa bi idah yang sedang tersenyum kepadaku. "Semangat non" ujar bi idah seraya menunjukan kepalan tangannya sebagai tanda penyemangat. Aku tersenyum bahagia seraya mengangguk.

Masih 22kg lagi untuk aku mengurangi berat badanku agar bisa sampai ideal.

________

Pagi harinya. Aku sangat terkejut saat melihat derren duduk di meja makan bersama kedua orang tua ku. Hello.. Apa dia gak punya uang sampai untuk sarapan aja numpang. Tapi taukah kalian,jantung ku saat ini kembali berdetak cepat.
Aku melangkah perlahan menghampiri ibu,ayah dan juga derren yang sedang bercanda gurau.

"pagi sayang" sapa ibu ku,aku hanya tersenyum kecut.
Seketika nafsu makan ku hilang begitu saja saat melihat derren.
Tidak lama bi idah mengantarkan sarapan untuk ku. Derren menatap sarapan ku yang berbeda dari milik semua orang. Menu dietku tentunya.
"Kamu lagi diet?" tanya derren memicingkan matanya.
Aku hanya mengangguk,lalu mengalihkan tatapanku kepadaemu sarapan ku.

"Pagi sekali kesini" tanya ku yang masih sibuk dengan sarapan ku.

"Ayah yang suruh,ayah mau derren mengajakmu untuk melihat lokasi gedung yang sedang di bangun" jawab ayah.Aku hanya termenung mendengar penuturan ayah.
Artinya seharian ini,aku akan berdua saja dengan derren.

"Tolong temani gendis ya derren" ujar ibuku. Seraya tersenyum manis kepada derren.

"Baik ibu"

what?? Ibu?? Sejak kapan?

"Uh,ibu jadi merasa memiliki putra pria sungguhan yah" ujar ibuku dengan nada yang so gemas dengan derren.
Kenapa aku jadi muak ya liat derren yang tampang nya sok imut di depan orang tuaku. Ya walau pun memang derren adalah pria yang sangat imut,ganteng,tampan,cakep, manis,lucu dan segalanya.

Eiiits .... Tunggu kenapa aku jadi memujinya berlebihan? Tidak aku tak mungkin menganggumi mahluk tuhan yang sempurna itu. Tuhh kan aku memuji nya lagi.
Baiklah stop untuk memikirkannya.

"Sudah berapa lama kamu menjalankan diet sehatmu?" tanya derren. Seketika pemikiran jelek tentangnya hangus begitu saja di otakku,saat mendengar suaranya yang tegas. Ohh tuhan... Aku di buat merinding hanya dengan mendengar suaranya. Gendis..... Hentikan...

"Lumayan kurang lebih 1 bulan terakhir ini." jawabku ketus,sebenarnya jantungku ini seperti menaiki roll coaster tau. Derren menganggu kan kepalanya.

"Target berapa bulan?" tanyanya lagi.

"200 hari"

"Wow. Sudah turun berapa kilo dalam waktu satu bulan ini?" Aku mendengus. Dia ini kepo banget sih. Pengen tau aja aku udah turun berapa kilo,nyebelin banget.

"18"

"Taregt 40 ya?" tanyanya lagi,kali ini aku hanya mengangguk.

"Gendis di bantu dengan tantenya,dia pelatih fitnes juga" jawab ibuku.
Aku mandang derren tidak suka. Namun saat tatapannya beralih kepadaku,jantungku seperti ingin lepas. Ya tuhan mata abu-abunya. membuat aku seperti ikan mas yang sedang kehabisan air.

aku menatap ayah yang sangat antusias mendengar cerita ibu yang menceritakan usaha diet ku selama ini,ibu bikin aku malu saja. Dan ayah,tumeben sekali dia mengijinkan kami berbicara saat sedang makan,biasanya ayah paling marah kalau mengobrol saat makan. Ayah dan ibu beda kalau ada derren.

Aku bangkit dari duduk. "Aku selesai" ujar ku menghentikan obrolan mereka.

"Kalau begitu,tunggu derren selesai makan ya,sarapanmya masih banyak" ucap ibuku. Aku mendengus.

"Ibu kalau terlalu siang,aku tidak bisa,aku ada janji dengan sella dan selly"

"tapi sayang.."

"tidak apa bu,aku sudah selesai kok" derren segera bangkit dari duduknya,ibu menatap derren dengan penuh perhatian. Derren menyalami ibu dan ayah lalu pamit,begitu juga denganku.

Sesampai di luar,kami baru saja ingin memasuki mobil kami masing-masing.Namun.suara di belakang menghentikan kami.

"Bawa satu mobil aja" ujar ibuku lalu di ikuti dengan ayah. Mereka seperti buntut derren deh..

"Kalau gitu kau naik mobilku" ucapku.Ketika aku akan memasuki mobil di bagian pengemudi,derren mencegahku.

"Biar aku saja yang menyetir" aku yang hanya bisa mengedikan pundak pun menurut,lalu keluar dan memutar,dan duduk di samping pengemudi.

Tak lama kami pun pergi meninggalkan pelataran rumah. Meninggalkan sepasang suami istri yang sedang melambai bahagia ke arah kami.
Entah rencana apa yang mereka buat. Aku hanya bisa menerka. Bahwa ibu ingin memperbaiki hubunganku dengan derren.


Bersambung

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang