tiga belas.

3.4K 276 10
                                    

Aku menganga tidak percaya dengan apa yang ku lihat,aku memundurkan kepala ku melihat parkiran rumah,dengan diriku yang masih berdiam diri di batas pintu. Memastikan apa aku salah lihat ? Soalnya saat aku pulang,mobil derren tidak terparkir di latar rumah. Aku berdecak kesal. Bisa-bisanya aku tertipu.

Ayah yang memperhatikanku seakan mengerti dengan kebingungan ku.
"Mobil derren lagi di bawa ke bengkel" ujar ayah mengejutkanku,yang kini sudah berada tepat di hadapanku seraya menepuk pundak ku.aku berjingkat. Ayah tau saja isi hatiku.. Pokonya love you full ayah deh..

Seakan tidak memperdulikan ucapan ayah,aku pun kembali melangkahkan kakiku kedalam tanpa memperdulikan derren yang masih duduk di bangku ruang tamu,dengan tatapan yang masih memperhatikanku.

"Kamu mau kemana lagi?" tanya ayah pada ku.aku segera menghentikan langkahku.

"Mau mandi yah" ucapku,lalu berlari kecil sebelum ayah menghentikanku.
Aku membanting pintu kamarku,aku tidak akan keluar kamar kalau derren belum pulang. Itu keputusanku sebelum suara pintu di ketuk.

Aku enggan untuk membukanya,namun suara dari luar membuatku tau bahwa orang yang mengetuk pintuku adalah ibu.

"Ra,kalau udah mandinya,kebawah ya!! Ayah mau ngobrol katanya" aku hanya mengiyakan ucapan ibu.setelah itu aku pun bergegas mandi.

***

Aku telah Selesai,sedari 15 menit yang lalu,tapi yang aku lakukan berdiam diri di kamar,maaf ibu ayah kali ini saja aku sedikit membantah.aku tetap keluar kok. Hanya saja aku butuh mengundur waktu untuk menenangkan jantungku yang seperti kodok minta untuk loncat.
aku masih belum siap bertemu derren.anggap saja aku orang yang berlebihan,karna masalah kecil yang terlalu di besar-besarkan. Tapi itulah aku,kalau ada yang menyinggung tentang fisik,aku berubah seperti ibu tiri terhadap anak tirinya, kejam. Itu umpama yang berlebihan.tapi biarlah untuk kali ini aku menjadi perempuan lebay. Hanya sekali ini saja.

Aku memutuskan untuk menemui ayah saat aku lirik jam,sudah hampir 45 menit aku berada di dalam kamar setelah aku mandi,tentu saja mandi ku telah ku lama-lamai. kalau di total-total sekitar 1 jam lebih akuengundur waktu,seharusnya ini waktu yang cukup untuk menenangkan jantungku.tapi aku rasa baut di jantungku sudah mengendur,alhasil jantung ku seperti ingin copot. Berlebihan sekali. Biarkan,kan sudah ku bilang ,biarkan aku lebay sekali ini Saja.
Oke.stop untuk beromong kosong. Waktunya aku menyiapkan diri untuk bertemu dengan derren.

Masih bisa ku dengar,ayah dan ibu mengoborol dengan derren. Sesekali mereka tertawa. Oke deh,ayah kalau udah sama derren lupa sama anak gadisnya.
Aku melangkah mendekat dengan malas. Bisakah derrenengubah dirinya menjadi transparan,atau dia berubah jadi kecil saja. Agar aku tidak menyadari keberadaannya. Harapan yang mustahil memang. Tapi kita tidak tau keajaiban dari sebuah doa.

"Nah tuh dia anaknya dateng" ujar ayah,mengalihkan semua pandangan ibu dan derren.Aku sadar derren memandangku,hanya saja aku malas untuk mengalihkan tatapanku padanya.
Aku memutuskan untuk duduk di tengah-tengah ayah dan ibu. Kalau di pikir-pikir aku seperti ingin di lamar saja dengan derren. Biasanya seperti itu,wanita yang di lamar akan duduk di tengah-tengah orang tuanya dengan wajah menunduk. Lalu sang pria duduk dengan gugup,dan menyampaikan maksud kedatangannya. Seperti itulah yang aku liat di FTV.

hanya saja wajah derren tenang tidak gugup. Tentu saja untuk apa dia gugup,diakan bukan bermaksud untuk melamarmu.

Ehem..

Ayah berdeham pelan sebelum memulai pembicaraan.
"ayah memanggilku kesini.karna ada satu hal yang ayah ingin bicarakan denganmu" ayah menatapku,sebelum melanjutkan ucapannya. "kamu tau kan,usia ayah sudah tua,ayah tidak bisa bekerja keras lagi seperti dulu. Ibu juga tidak mungkin menggantikan ayah. Karna butik yang ibu kelolah baru-baru ini cukup ramai.dan ayahkan membuat perusahan baru,yang kebetulan bekerja sama dengan perusahaan ayahnya derren,jadi ayah ingin,kamu menggantikan ayah mengurus kerja sama yang terjalin anatara perusahan ayah dan derren."
Ayah menatap ku penuh harap. "Kamu mau kan?" tanya ayah lagi. Sebenarnya bisa saja aku menolak. tapi aku sadar diri,kalau bukan aku siapa lagi yang mau mengurus perusahaan ayah. dengan berat hati aku mengangguk.

Ayah,ibu dan derren tersenyum puas melihat jawabanku.
"Terimakasih sayang" ucap ayah dan ibu serempak, aku hanya mengangguk malas.

"Kapan aku harus mulai?"

"Tenang saja,untuk saat ini kamu tidak perlu melakukan apa-apa, dua sampai tiga bulan lagi,gedung akan di resmikan,dan saat itu kamulah yang harus mulai meng_handle semuanya,tapi kamu tidak perlu khawatir,karna ada derren yang akan membantumu"

Ohh. Ayahku tersayang,apa kamu tau bagaimana perasaan anak gadismu? Sangat-sangat galau,dilema,gundah gulana. Mulai besok,aku harus belajar melupakan kesalahan kecil yang derren lakukan.
Oke.mulai besok. jadi sekarang aku puas-puaskan dulu mengumpat pria tampan ini. Tentu saja dalam hati,kalau langsung,aku mana berani.

"sudah selesaikan yah?" tanya ku pada ayah.
Ayah mengernyitkan dahinya bingung atas pertanyaanku.

"Kalau sudah selesai aku ingin kembali ke kamar" lanjut ku.Ayah mengangguk ragu.

"Ayah sama ibu mau keluar sebentar,kamu temenin derren ya" ucap ibu. Dan kali ini aku,rasanya aku ingin menangis dan merengek kepada ibu.
Namun yang bisa ku lakukan hanya mengangguk.

"Kalau gitu ayo yah" ibu menarik tangan ayah. Ayah terkesan ragu dan bingung,tapi ayah mengikuti ibu,aku tau,ini pasti akal-akal ibu. Ibu itu salah satu orang yang paling setuju bila aku dekat dengan derren selain sella dan selly.

Setelah kepergian ibu dan ayah yang entah kemana.
Ruangan itu berubah menjadi hening,beda saat bbeberapa menit yang lalu. Saat aku tidak disana dan ayah ibu masih menemani derren.
Saat ini hanya ada rasa canggung.Sepi bagaikan komplek pemakaman.
Derren berdehem. Aku tidak mengindahkan kode yang ia berikan. " derren menggeser duduknya,agar lebih mendekat denganku. Tapi tetap duduk di sofa yang sama.

"Hai"  Sapa nya,aku ingin tertawa melihat caranya menyapaku,seperti anak sd yang takut untuk berteman dengan musuhnya.
Aku hanya menatapnya "hmm" jawabku.

"Bagiamana kabarm"

"Baik" singkat ku.

"Emm ... Tubuhmu sedikit kurus" aku menatapnya dengan tatapan tajam ku. "ya" jawabku lalu memalingkan tatapanku kepada meja kaca yang untuk saat ini lebih menarik untuk ku lihat di banding kembaran dewa yunani ini.

"Kau masih marah?" tanya derren.aku tidak menjawab,biarkan ia menyelesaikan ucapnya.

"Aku minta maaf,tapi sungguh bukan maksudku untuk menghinamu"  Aku masih diam.tidak niat untuk menanggapi. "Aku mohon maafkan aku gendis" aku kembali menatapnya. "kau tenang saja,aku akan belajar memaafkanmu,tapi cukup kau ingat,aku tidak akan melupakan kesalahanmu,dan jangan kau pikir aku simpatik denganmu ucapanmu. Aku hanya bersikap profesional,bukankah sebentar lagi kita akan menjalin kerja sama?"

tiba-tiba suara deru mobil terdengar dari halaman rumah.Tidak berapa lama pak samir supir rumah ku datang seraya memberi kunci mobil kepada derren,derren menerimanya,seraya menyerahkan beberapa lembar kertas seratus ribuan.awalnya pak samir menolak,namun derren tetap bersih kukuh memaksanya. hingga akhirnya pak samir menerimanya dengan malu-malu. "terima saja pak,rejeki jangan di tolak" ujarku lembut. Pak samir mengangguk hormat dengan senyumnya yang malu-malu. "Teriamaksih non,den" ujar pak Samir.lalu berlalu keluar setelah pamit.

"mobilmu sudah datangkan?" derren menatapku heran.
"Pulanglah,kamu tidak malu bertamu terlalu lama di rumah orang?" anggap saja mulut ku tajam seperti silet,tapi kali ini saja aku ingin membuatnya sadar bahwa aku juga bisa bicara pedas.

"Baiklah aku pulang" derren berdiri. Aku mengikutinya dari belakang. baru saja derren melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama,aku segera menutupnya kencang.aku yakin derren sudah mengumoatku saat ini,tapi aku tidak perduli.

Aku menyenderkan diri ku di pintu. Jantungku,seperti gendang yang bertalu ,ya tuhan derren semakin tampan.
Aku menarik nafas pelan,ku dengar suara mobil menderu dan keluar dari halaman rumah.
Derrenntelah pergi. Tanpa sadar aku mengintip di balik jendela dengan melambaikan tanganku.

"Sampai jumpa derren,aku akan berusaha menjadi angsa cantik untuk mu,180 hari lagi,semangat" dengan tangan terkepal mencoba menyemangati diri sendiri.

Bersambung.

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang