tiga

4.5K 334 1
                                    

Cahaya Matahari pagi memaksa masuk di balik jendela,cahaya yang tersorot tepat di wajahku telah menyadarkan ku dari mimpi indah ku .
Sesekali aku mengerjapkan mataku,kini aku telah mengubah posisi tidur ku dengan duduk,aku mencoba merentangkan tanganku menggeliat.

"Mimpi apa ya aku semalam?? Ohh ya aku mimpi menjadi putri cantik dan novallah menjadi pangeranku,ahh aku sangat bahagia,dunia mimpi jauh lebih indah di banding dunia nyata" ujar ku biacara sendiri seraya tersenyum.

Tok tok tok.

Aku mendengus kesal,karna suara ketukan pintu di balik pintu kamarku sangat mengganggu khayalanku atau lebih tepatnya di saat aku mencoba mengingat mimoiku.
Aku segera bergegas turun dari ranjang ku,dan membuka pintu.

Tampak wanita paruh baya menatap ku sungkan.

"Bi idah, ada apa bi? Aku gak ada kelas hari ini,jadi aku gak kesiangan kok" gumamku.

"Bukan begitu non.sebenernya tamu yang di bawah itu suruh bibi buat panggil non" ujar bi idah padaku.

"Tamu???" aku mencoba mengingat-ingat, tak lama dari itu...aku menepuk keningku.

"Oh ya aku lupa,ada tamu ayahku,baiklah bi aku akan mandi dulu,nanti aky ke bawah" bi idah pun hanya mengangguk sebagai jawaban.
Aku pun bergegas membersihkan diri,setelah selesai aku mengambil baju ku asal,dan tidak lupa untuk bermake up tipis. Aku pun segera turun ke bawah.

Di meja makan pria itu sudah ada disana.menikmati sarapannya.
aku pun segera menghampiri meja makan dan berniat duduk.
Namun ....

Aakkhh

Pria itu berteriak,dia tampak terkejut melihatku,mungkin kehadiranmu disini tidak di sadari dia.itu pikirku,tapi ternyata ...

"Kau siapa?" tanyanya. Aku memandang heran pada pria itu,bagaimana bisa dia cepat melupakan pertemuan kita semalam. Apa jangan-jangan dia terpeleset di kamar mandi dan terbentur lalu lupa ingatan?? Tapi tidak ada luka apa pun. Oh atau dia buta saat malam hari dan bisa melihat di siang hari ??? tapi semalam dia bisa melihat ku mengintip di balik jendela kamar.jadi kenapa dengan pria ini???

"Aku??? Anak om rian" ujarku,pria itu menatapku tajam,mata elangnya membuatku semakin tidak nyaman dengan posisiku.

"Lalu dimana gadis yang semalam?" tanyanya.aku memutar kkedua bola mataku.

"Dan yang semalam kau lihat itu aku tuan" ujar ku meremehkannya.

"Oh ya? Mengapa berbeda?"  Gumamny

"Hei.mata mu itu bagaimana ? Aku satu orang yang sama, dan aku memiliki satu muka tidak lebih" aku mendengus kesal.

Pria itu menatap ku tidak percaya,dia menyipitkan matanya,seakan menaruh curiga denganku.tidak salah nih orang??? Hello ini rumah siapa??? Yang ada aku yang berhak menaruh curiga padanya,kalau saja ayah tidak memberi tau ku lewat pesan singkat.

"Mengapa badanku besar sekali??Semalam badanku tidak sebesar ini" ujarnya tidak percaya.
Lagi aku mendengus kesal.

"semalam itu gelap,jadi mana mungkin kamu jelas melihatku" ucapku meyakinkannya.

"Siapa nama mu?? Endis,gandis,indis" pria itu mencoba mengingat-ingat nama ku,apa sesulit itu nama ku di ingat.

"Gendis aurora" jawabku singkat.

"Oh iya,gendis aurora,aku harus memanggilmu apa?" tanyanya.

"Panggil saja aku rora atau rara"

"Oke" dia kembali sibuk dengan sarapannya,dan kini aku sudah duduk di bangkuku.

"Dan siapa nama mu tuan?" tanya ku penasaran.

"Derren Miller" jawabnya singkat.

Aku menatapnya seakan ingin memangsanya,pria ini tampan,sangat tampan,tuhan membuktikan padaku bahwa cerita pada novel yang sering ku baca yang menggambarkan visual tokoh pria bagaikan dewa yunani itu ada.
Dan itulah dia,pria yang saat ini duduk di depanku,wajahnya bagaikan dewa yunani.aku menatap kagum padanya.

"Ya aku memang tampan" ujarnya.

Aku langsung meneguk saliva ku,apa dia bisa membaca pikiran seseorang.Tentu aku gugup.

"Apa kamu tidak niat diet?sebaiknya kau diet" tanyanya memecahkan kecanggunganku.

Aku menatapnya tidak suka,apa maksudnya dia berkata seperti itu??

"Kenapa?" tanyanya lagi.

"Kau. Berani sekali kau bertanya seperti itu,itu urusanku,dengar tuan jangan karna kau tamu ayahku,jadi kau seenaknya berucap,aku mau diet atau tidak,aku mau gemuk atau tidak itu urusanku" umpatku lalu beranjak pergi.

"Aku akan membantumu" ujarnya yang membuat aku enggan untuk melanjutkan langkahku.

Aku memutar badanku dan berhadapan padanya.

"Apa maksudmu?"

"Aku akan membantumu,aku akan membantu mu memiliki tubuh ideal,bagaimana?" tanya derren padaku.

Aku menatap ragu padanya.

"Memangny kamu siapa?" tanyaku.

"Aku derren, lalu siapa lagi?"

"Bukan maksudku,apa pekerjaanmu? Mengapa kamu ingin membantu ku untuk diet?" tanyaku

"Bukan hanya diet aku akan membantumu mengubah penampilanmu,bagaimana? ____ ohh ya aku sebenarnya pelatih fitnes dan guru olahraga di sebuah sekolah,tapi karna ayahku ingin pensiun,aku jadi harus melanjutkan pekerjaan ayahku" ujarnya menjelaskan.

Aku pun mengangguk bertanda mengerti.

"Jadi bagaimana,kamu ingin aku bantu?" tanyanya lagi.

"Tentu,aku mau" jawab ku seraya tersenyum manis padanya.

"Baiklah,kapan akan di mulai? kebetulan 2 minggu ini aku free,aku harus menunggu ayahmu pulang,kalau ayahmu sudah pulang aku akan sibuk"

" bagaimana mulai hari ini?"

derren menatap tidak percaya,mungkin dia berpikir aku terlalu berantusias,tapi memang itulah mimpiku.

"Baiklah,kalau begitu habiskan sarapanmu,tapi tidak dengan sarapan itu,kamu harus makan sarapan yang sehat sepertiku" .

Aku menatap piringnya tidak percaya,apa itu hanya salad sayur dan susu?? Apa tidak apa aku makan itu ?

"Emm....baiklah" jawabku ragu..

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang