dua belas.

3.3K 269 6
                                    

Gendis melingkarkan sebuah tanggal pada kalender. Dimana tanggal itu adalah target ia untuk mengakhiri masa dietnya. Dan saat tanggal itu,ia harus sudah memiliki berat badan ideal.
200 hari. Target yang di berikan tante rinrin pada gendis.
Dan ini baru hari ke dua puluh tiga. Artinya masih ada seratus tujuh puluh tujuh hari lagi untuk mencapai hari akhir gendis diet.

Selama 23 hari ini,begitu banyak cara yang gendis lakukan.untuk mendapatkan.hasil yang memuaskan,tentu saja di bantu dengan tantenya yang jauh memiliki tubuh proposional.
Walau berat gendis selalu mencoba dan berusaha.
Selama 23 hari ini gendis berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 3kg. Dan gendis masih harus menghilangkan sisanya sebanyak 40 kg lebih lemak.

Gendis berputar-putar di depan cerminnya. Memperhatikan postur tubuhnya yang menurut gendis sudah ada perubahan. Walau pun kata tante rinrin masih sama saja.
Tantenya itu selalu bisa mengangkat dan menjatuhkan mood_nya seketika. Meski pun begitu gendis terlampau sayang dengan tantenya.

Gendis POV

"Gendis" panggil tante rinrin yang ternyata sedang memperhatikan aku sedari tadi.
Aku menoleh kearah tante.

"Apa tan?"

"Ayo ikut tante!" ajak tante kepadaku, ponakan nya yang kelewat subur itu.

"Kemana?"

"Hari ini tante ada jadwal fitnes. Jadi kamu harus ikut tante.pokonya harus"

"Loh tan. Bukannya lusa?"

"Iya tapi harinya di majuin. Ayo siap-siap katanya mau langsing,jadi jangan males. Kamu itu pasti makin cantik kalau langsing. Kalau kamu kaya gak mau fitnes,yang ada kamu kaya sapi yang lagi hamil"

Tuh kan,apa kata ku. Tante rinrin tuh kalau ngomong udah kaya peluru yang di keluarin sniper. Bikin sakit ke hati.tapi aku sudah biasa.jadi kupingku sudah kebal.
Kata ibu tante rinrin emang tabiatnya kaya gitu.bahkan dulu om romi,yang menjadi suaminya saat ini selalu mendapatkan.nyinyiran.serta tamparan pedas dari mulutnya. Hanya saja om romi tidak pantang menyerah,hingga akhirnya tante rinrin luluh dan jatuh kedalam pelukan om romi. So sweet kan,tapi sayang itu bukan.cerita dongeng.Oke. Kembali pada ceritaku yang membosankan.

"Iya tante,ya udah aku siap-siap dulu ya" ujar ku pada tante yang di beri unjuk jempol pada tante rinrin lagi pergi meninggalkanku.

Aku bersiap-siap .dan turun kebawah setelah selesai.
Dibawah sudah ada ibu dan tante yang sedang.bervincang-bincang.

"Yuk tan"

"Oke yuk,kak aku pergi dulu ya" pamit tante rinrin pada ibu ku.begitu juga aku.

Kami pun pergi. Hari ini cuaca cukup mendukung.
Situasi jalan pun lancar tak ada hambatan. Jadi disinilah aku saat ini tidak butuh waktu lama.aku sudah sampai di tempat tujuanku. Aku mulai menggerakkan tubuhku,sesuai dengan gerakan pelatih .

****

Aku mengendarai toyota yaris ku dengan perlahan saat aku melihat sebuah mobil yang tak asing bagi ku terparkir di halaman rumah.

"Derren" ya itu mobil miliknya.ya tuhan..sedang apa dia disini? Apa dia ingin bertemu denganku? Atau ayah? Secara peresmian perusahaan mereka akan terjadi beberapa bulan lagi. Terdengarnya memang masih lama. Karna gedungnya saja masih di buat. Tapi tetap saja itu akan terjadi cepat atau lambat.
Niatku untuk pulang kerumah,aku urungkan.melihat mobil derren terparkir disana membuat moodku seketika buruk,bukan apa. hanya saja aku masih mengingat dengan jelas ucapan dia waktu itu,walau pun sebenarnya,aku merindukan dia,biar saja aku akan membuat perubahan dulu. Ketika ku sudah kurus,aku baru akan bertemu dengannya.

Aku melajukan mobilku. Entah kemana.yang jelas aku akan kembali bila derren sudah pulang. Mengelilingi kota jakarta. Tidak buruk pikirku. Sesekali aku melirik kedai makanan yang berada di pinggir jalan.dulu waktu aku masih khilaf dengan tubuhku yang wow besarnya. aku sering sekali berkuliner dengan makanan kaki lima.harganya murah dan rasanya enak. Tapi itu tidak bisa aku pikirkan lagi. Karna tante rinrin sudah memberi peraturan ketat untuk diet sehat ku.
Alhasil,saat ini aku hanya bisa melambaikan tangan dengan air mata yang bercucuran,serta perut yang berteriak-teriak . berlebihan sekali, tapi itu kenyataannya.

Drtt drtt drtt..

Ponselku bergetar,saat aku masih menikmati pemandangan yang tak bisa ku sentuh.aku mengambil benda pipih itu,

ayah calling...

Deg.

ayah menghubungi ku,mau tau biasanya kalau ayah menghubungi ku,ada hal serius yang sedang terjadi,dan ayah meminta bantuanku. Semoga ini bukan tentang derren.

Aku mengangkat telepon ayah dengan harap-harap cemas.

"Iya yah?"

(Kamu dimana?)

"Dijalan yah,abis fitnes" aku panggung menutup mulutku yang kelewat jujur. Padahal dari tadi aku mau bilang kalau aku masih fitnes. Untuk kali ini,aku mengumpat diri ku sendiri.

(Pulang sekarang ya,ada yang mau ketemu kamu,cepetan!!) dan baru saja ayah mengeluarkan perintah mutlak yang tak boleh di tolak. Dengan berat hati aku menjawab..

"Iya ayah,sebentar lagi aku sampai rumah,jalan lagi macet nih" nah alesan jitu ku ini selalu berhasil buat ayah   ngerti.

(Ya udah,kamu hati-hati ya,jangan ngebut) bener gak kata aku apa? Ayah pokonya is the best deh..
Ehh tapi aku gak berbohong ya,jakarta emang kota yang terkenal macetnya kan,jadi beneran aku gak bojong,hanya saja jalur yang aku lewati tidak begitu padat.

Ayah memutuskan panggilan teleponnya.aku Kembali meletkan ponselku di bangku samping.aku kembali melakukan mobilku. Jangan bilang aku akan mengebut. Aku menjalankan mobilku bagaikan anak kucing baru lahir. Sampai-sampai banyak suara klakson terdengar di belakangku. Tapi kata ayah jugakan jangan ngebut-ngebut,jadi aku gak salah dong. Walau pun ucapan ayah gak harus buat aku sampe sepelan ini.

30 menit kemudian,aku telah sampai di rumahku.padahal kalau aku bisa melakukan mobilku dengan kecepatan normal,15 menit juga sudah sampai. Tapi apalah dayaku yang mencoba menghindar dari mahluk tampan ciptaan tuhan yang saat ini ada di rumahku.

Tapi.. Tunggu. Mobil derren sudah tidak terparkir disana.aku lega walau pun sedikit kecewa. Artinya derren tidak menungguku pulang. Dengan berat hati aku memarkirkan mobilku. Dan turun. Rumah tampak sepi dari luar. Aku langsung melangkahkan kakiku menuju pintu utama.
Tapi alangkah terkejutnya aku saat aku lihat.

"nah itu dia gendis pulang" ujar ayahku. Dan dengan bersamaan mahluk dengan pahatan sempurna itu menoleh kepadaku. Aku gugup seketika.

Bersambung.

Siapa yang rindu rora sama derren??
Jngan lupa vote and komen ..

BIG is "BeautiFul" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang