Harry's POV
"Bawa aku pergi bersamamu."
Aku terbelalak kaget saat mendengar gadis dihadapanku ini mengatakan kalimat yang bisa dibilang sangat konyol.
Tujuan awalku kesini bukanlah untuk membawa anak orang kabur, Tapi aku sedang mencari dokumen penting berisi sesuatu yang harus aku musnahkan.
Tapi tak bisa dipungkiri, gaun putih yang saat ini ia kenakan benar-benar membuatku turn on.
Dadanya yang lumayan besar nyaris keluar dari gaunnya.
Apalagi bibirnya yang kecil dan tipis itu membuat junior-ku seketika mengeras dibawah sana.Pikiranku sudah kemana-mana membayangkan jika aku menyentuhnya sepanjang malam bahkan seharian penuh. Setiap hari.
Aku kembali membuka penutup mulutku.
"Kenapa kau ingin pergi? Bukankah ini hari pernikahanmu?" aku sedikit mendekat kearahnya."Aku tidak menginginkan pernikahan ini. Ini semua paksaan. Kumohon, bawa aku kemana saja. Asal aku menjauh dari sini. Dari mereka." dengan tatapan sendunya, ia menggenggam tangan kananku dan memohon.
"Bukankah mereka keluargamu? Bagaimana jika mereka mencarimu?"
Gadis itu tiba-tiba menangis kecil. Sepertinya ia berusaha agar tangisannya tidak terdengar sampai keluar.
"Mereka jahat."
__________
Aku melajukan mobilku menyusuri jalanan, melewati pepohonan yang tumbuh disepanjang pinggir jalan tsb.
Aku memutuskan untuk pergi ke villa milikku yang memang berada jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Untuk bisa sampai kesana pun harus melewati hutan terlebih dahulu.Aku yang sedari tadi fokus menyetir, beralih menatap gadis cantik yang kini sedang tertidur pulas di kursi penumpang tepat disebelahku. Wajahnya terlihat sangat damai saat sedang tertidur.
Hillena.
Begitulah kira-kira jawaban yang ia berikan saat aku menanyakan namanya. Nama yang sangat indah. Sama seperti pemiliknya.Aku melihat cincin yang melingkar dijari manisnya. Ini hari pernikahannya, harusnya ia berada disana sekarang. Bukannya bersamaku.
Terdengar seperti sebuah penculikkan memang, tapi ini bukanlah kemauanku. Justru dialah yang menawarkan dirinya untuk kubawa kemana pun yang ku mau.Namun tak bisa ku pungkiri, ada sedikit perasaan senang dalam hatiku saat membayangkan wajah khawatir pria yang dari dulu sangat aku benci dan seluruh anggota keluarganya jika nanti menemukan fakta bahwa putri satu-satunya dibawa kabur di hari pernikahannya.
___________
Saat sudah sampai di villa, aku langsung membawa Hillena ke kamarku. Lalu membaringkan tubuh Hillena dikasur.
Ya, aku membawanya ke kamarku. Sebenarnya di villa ini terdapat 3 kamar.
Tapi entah kenapa aku ingin dia berada dikamar yang sama denganku.Perlahan tanganku membelai rambutnya coklatnya.
Lalu turun menuju pipinya yang sedikit chubby. Dia benar-benar cantik.Mataku beralih menatap dadanya yang menyembul bahkan nyaris keluar dari gaun pengantinnya tsb.
Astaga! Aku benar-benar ingin menyentuhnya. Menjadikan itu mainan baruku.Sepersekian detik kemudian aku tersadar. Aku memukul-mukul keningku pelan. Berusaha mengembalikan kesadaranku.
Tidak. Aku tidak boleh melakukannya. Dia meminta perlindungan dariku dan seharusnya aku melindunginya. Bukannya malah membuat dia merasa dalam bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)
Random[COMPLETED] [DALAM PROSES REVISI] [WARNING!! MATURE CONTENT 18+]🔞⚠⚠ Diculik dihari pernikahannya, justru membuat Hillena Champbell merasa bebas dan senang. Ditambah lagi, Hillena yang cenderung polos malah jatuh cinta kepada Si Penculik yang notabe...