10. Hillena Is Mine!

10K 288 15
                                    

Vomments ya gaiss😊

---------------------

Harry's POV

Aku mengeratkan pelukanku pada tubuh Hillena saat aku menyadari bahwa posisi tidur kami saling berpelukan.

Aku memandangi Hillena yang masih tertidur pulas. Wajah cantiknya terlihat sangat damai.
Lalu aku mengecup puncak kepalanya. Menyalurkan kehangatan pada tubuh mungilnya.

Louis. Betapa beruntungnya pria itu bisa menikahi Hillena.
Tapi betapa sialnya juga dia karena dirinya bukan pria pertama yang memperawani Hillena.

Tanganku yang sedari tadi membelai rambut Hillena, terhenti ketika aku menyadari sesuatu yang selalu aku lupakan selama bercinta dengannya.

"Shit, condom." desisku dengan suara pelan.

Aku benar-benar kehilangan akal sehatku saat berada didekat Hillena. Keindahan tubuh Hillena membuatku lupa segalanya, bahkan dalam urusan memakai pengaman saat bercinta sekalipun. Padahal hal utama yang selalu kuingat saat bercinta dengan jalang-jalangku dulu adalah condom.

Aku kembali memandangi wajah polos Hillena yang masih tertidur, mencium puncak kepalanya berkali-kali.
Otakku sudah dipenuhi banyak pertanyaan.

Bagaimana jika dia hamil?
Bagaimana jika dia tak menginginkan itu semua?
Lalu bagaimana jika dia membenciku?
Bagaimana jika ia pergi meninggalkanku?
Bagaimana??!!

Aku semakin mengeratkan pelukanku pada tubuh gadis malang ini.

"Maafkan aku, Hillena. Maafkan aku. Maaf," aku menggumamkan kata maaf terus menerus , berharap Hillena akan terbangun dan langsung memaafkanku tanpa harus bertanya 'apa yang harus dimaafkan?'.

"Enghh," Hillena melenguh sambil sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya membuat aku mengendurkan pelukan kami. Lalu ia mendongakkan wajahnya, membuat manik biru laut itu menatap kearahku. Tak lupa senyum manisnya yang selalu menjadi favoritku itu juga terukir dibibirnya.

"Hey, Good morning cutie pie," aku mencoba bersikap se-normal mungkin dihadapannya, berusaha menutupi segala ketakutan yang sedari tadi menjalar disetiap bagian tubuhku.

"Good morning, Cupcake." aku tertawa kecil mendengar balasan dari Hillena. Dia benar-benar menggemaskan. Dan aku belum siap bahkan mungkin tidak akan pernah siap jika suatu saat dia membenciku lalu meninggalkanku. Membuat segala tingkah gemasnya sekarang dan kemarin-kemarin hanya akan jadi kenangan untukku sendiri.

"Cupcake?" Hillena menganggukan kepalanya membalas rasa heranku.

"Yep, Cupcake. Aku memanggilmu dengan sebutan Cupcake, karena......." Hillena menggantungkan jawabannya, sepertinya ia berniat menggodaku. Gadis ini.

"Karena...???" aku menatap Hillena dengan tatapan pura-pura penasaran.

"Kau sangat manis!" Hillena menjawab dengan cepat, lalu mencium bibirku sekilas.

Aku sedikit terkejut dengan tingkah spontannya. Kemudian terlintas diotakku untuk mengerjainya.

"Kau benar-benar nakal ya, rasakan ini." aku dengan cepat memposisikan tubuhku diatas tubuh Hillena, menggelitiknya tanpa ampun.

STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang