18. Marcel

4.7K 215 16
                                    


Typo bertebaran.
Jangan lupa Vomments ya gaiss.

------------------------

Harry's POV

Sebulan kemudian...

Aku melangkahkan kakiku memasuki salah satu gedung perkantoran ternama di london.

Mengatur napas berkali-kali, aku mencoba menetralisir rasa gugupku.
Tempat ini terasa sangat menyesakkan rongga dadaku. Bahkan air mataku pun nyaris menetes saat pertama kali menginjakkan kaki di lobby kantor ini.

Sebulan lamanya aku mendekam dirumah dan hanya merutuki nasibku sendiri.
Sempat terlintas dipikiranku untuk mengakhiri hidupku saat itu. Namun Liam yang notabene-nya sahabat karibku berhasil membujukku untuk bangkit dan tak tenggelam dalam segala keterpurukanku.

Soal Hillena, aku sudah mengetahui keberadaannya.
Seminggu yang lalu Zayn memberitahuku bahwa Hillena telah kembali dan tinggal bersama suaminya, Louis.
Hatiku benar-benar sakit mengetahui hal itu, aku merasa sudah tak ada harapan lagi saat mengetahui Hillena lebih memilih suaminya dibandingkan aku.

Ya, aku menyadari bahwa aku dan Louis sangat berbeda dalam segi apapun. Bahkan bisa dibilang posisi Louis jauh diatasku.

Louis adalah suami sah Hillena dan Louis juga seorang pria muda dengan pekerjaan mapan.
Sedangkan aku??
Aku hanya orang ketiga, bahkan pria asing yang membawa kabur istri orang. Pekerjaanku juga tidak terlalu mapan.

Ya, baiklah. Aku memang tidak bekerja karena harta warisan ayahku masih cukup banyak.
Tapi aku mulai sadar tidak selamanya aku bisa bergantung pada harta warisan ayahku.

Dan akhirnya Liam pun mengusulkanku untuk mencari suatu kegiatan yang bisa membuatku menjadi pribadi yang lebih mapan sekaligus untuk melupakan sosok Hillena.

Aku menerima usul yang Liam berikan, namun hanya usul untuk mencari pekerjaan. Kalau usul 'untuk melupakan Hillena', kurasa tidak akan pernah terjadi.

Bahkan bisa dibilang, tujuanku mencari pekerjaan ini adalah untuk bertemu kembali dengan Hillena.

Kubawa kakiku menuju ruangan CEO setelah lift yang aku naiki tadi berhenti tepat di lantai 24.

Rasa gugupku semakin bertambah kala kakiku semakin mendekati ruangan yang sedari tadi kucari.

Dan..... Ketemu.

Aku menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan menghembuskannya saat aku sudah sampai didepan pintu ruang CEO tersebut.

Seringaian kecil terukir dibibirku, lalu kuulurkan tanganku untuk mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Setelah mendengarkan instruksi dari dalam sana, aku segera membuka knop pintu lalu melangkahkan kakiku masuk kedalam ruangan tersebut.

Mataku langsung terbelalak sempurna saat melihat pria pemilik kantor ini sedang bercumbu dengan wanita yang ada dipangkuannya. Dapat ku asumsikan wanita itu adalah sekertarisnya.

 Dapat ku asumsikan wanita itu adalah sekertarisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STOCKHOLM SYNDROME x (H.S) (B.P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang